All Chapters of Istri Kedua Tuan Abraham : Chapter 131 - Chapter 140
148 Chapters
Rencana Jibran
Inara dan kedua saudaranya sangat terkejut. Karena, melihat sang papa ada di depan pintu kamar mereka. Kemudian, mereka saling memberikan isyarat agar tidak membocorkan rencana yang mereka jalankan."Maksud kalian rencana apa yang dijalankan?" tanya Abraham sambil terus menatap sang anak penuh selidik. Sebab, ia takut mereka bertiga menjalankan rencana yang berbahaya.Inara mencubit lengan sang kakak agar pria itu berbicara kepada papa mereka. Kemudian, Jibran bangun dari duduknya dan menghadap sang papa."Oh itu Pa, rencana anu ..."Jibran tidak bisa meneruskan ucapannya. Karena, selama ini dia tidak pernah berbohong kepada sang papa ataupun mama mereka."Anu apa?" tanya Abraham karena jawaban anaknya sangat ambigu, membuat dia semakin mencurigai mereka bertiga."Itu Pa, maksudnya Kak Jibran kami mau merencana untuk berlibur minggu depan ke pantai. Tapi, hanya bertiga saja," jelas Jibraham yang mengetahui sama kakak tidak akan bisa berbohong.Abraham menatap curiga pada ketiga anaknya
Read more
Termakan omongan Zizah
Jibran dan Angga benar-benar sangat terkejut saat mendengar seseorang berbicara mengatakan Abraham tidak diajak, dan mereka saling menoleh ternyata asistennya masuk ke dalam ruangannya."Sudahlah, kamu tidak perlu ikut campur! Sebaiknya kerjakan tugas kamu yang saya perintahkan tadi!" ketus Angga. Sebab, ia benar-benar sangat jantungan tadi."Ya udah ya Ayah, Jibran pergi ke sekolah dulu, takutnya terlambat karena tadi ingin pergi ke sini terlebih dahulu sebelum ke sekolah," ujar Jibran dengan lembut sambil mencium tangan Angga."Sekolah yang rajin ya Nak, hati-hati!" pesan Angga dengan lembut.Walaupun mereka bukan ayah dan anak tetap Angga sangat menyayangi Jibran, seperti anaknya sendiri karena sejak kecil sudah bersama dengannya bahkan dari baru lahir.Sebab itu mereka sangat dekat seperti ayah dan anak, terkadang membuat kecemburuan di hati Anggara. Namun, Angga menjelaskan jika Anggara dan Jibran itu sama mereka adik kakak.***Zizah sarapan bersama dengan Jihan, dan ia mulai me
Read more
Bumbu Zizah
Zizah dan Jihan benar-benar sangat terkejut saat melihat Abraham ada di hadapan mereka, membuat Zizah diam dan berpikir apa yang sudah pria itu dengar apakah itu mendengarnya sudah membumbui Jihan.Sedangkan Jihan langsung bergegas bangun dan menatap tajam kepada sang suami. Kemudian, menarik tangan pria itu masuk ke dalam kamar mereka yang ada di lantai atas."Sepertinya aku harus mengintip karena mereka akan bertengkar, sayang untuk dilewatkan. Sebab, bumbuku sudah diracik dengan sempurna," gumam Zizah sambil berjalan menuju kamar Abraham dan juga Jihan.Sampainya di depan pintu kamar Abraham, Zizah menempelkan kuping di pintu kamar mereka dan mendengar pertengkaran yang lumayan hebat."Kenapa kamu mendengarkan ucapan Zizah? Memangnya apa yang sudah dikatakan olehnya, lama-lama saya muak dengannya, bisa saja saya mengusir dia dari sini?" kesal Abraham.Sebab, Jihan semakin menjadi-jadi menuduh dirinya berdekatan dengan sang sekretaris. Padahal, wanita itu juga sudah menikah dan mem
Read more
Cemburu
Rasa cemburu Jihan sangat menggebu-gebu, dan marahnya menjadi satu saat mendengar Zizah mengatakan suaminya akan bermalam dengan sang sekretaris membuat dia langsung beranjak dari duduk."Apa yang kamu ucapkan itu memang benar Zizah. Terima kasih sudah mengingatkan saya ya," ucap Jihan sambil bergegas pergi.Sedangkan Ziza tersenyum bahagia. Bahkan, dia tertawa melihat percikan api di dalam rumah tangga Jihan dan Abraham, berharap mereka berdua bisa berpisah maka dia akan sangat puas.***Di tempat lain, Angga tengah meminta bantuan Seem untuk menyelidiki kasus Zizah. Karena, dia itu sangat pandai menangani kasus apapun jadi dia meminta bantuan dan ternyata pria itu juga tengah menyelidiki kasus yang sama atau dasar perintah dari Abraham."Ternyata kita sudah salah membawa dia kemari. Karena, keberadaannya di sini hanya membuat percikan api di rumah tangga Abraham dan juga Jihan," ucap Seem sambil terus memeriksa laptopnya karena dengan mencari informasi penting."Ini semua salah siap
Read more
Keterlaluan
Jihan sangat kesal saat melihat tangannya ditahan oleh sang suami dan dia melihat amarah dari raut wajah."Lepaskan saya Mas! Kenapa kamu menghalangi saya untuk menampar dia?!" tanya Jihan dengan sangat emosi membuat Abraham menggelengkan kepala."Sudah saya katakan jangan pernah kamu ikut campur! Sebaiknya kamu pergi dari sini sebelum kamu membuat malu saya, di hadapan dapat semua karyawan!" ancam Abraham dengan sangat kesal sebab sang istri benar-benar sudah keterlaluan.Jihan sangat terkejut saat mendengar sang suami mengusir dirinya sedangkan sekretarisnya hanya diam. Sebab, dia tidak tahu apa yang terjadi saat ini dan mengapa istri sangbos mau menampar dirinya. Padahal, dia kesalahan apapun."Ternyata semua benar Mas, kalau kamu memang benar-benar mencintai dia!" tuduh Jihan sangat kesal, membuat sekretaris Abraham terkejut karena istri sang-Bos mengira mereka memiliki hubungan."Bu sebenarnya apa yang terjadi, saya dengan Tuan Abraham sama sekali tidak memiliki hubungan apapun.
Read more
Bukan plakor
Semua mata tertuju kepada Angga. Karena, dia mengatakan tahu mengapa semua ini terjadi. Kemudian, Abraham minta menjelaskan mengapa angka bisa tahu."Kita harus memiliki kasus ini terlebih dahulu. Kalian semua bersikap biasa saja dan Mas Abraham terus saja bertengkar dengan Jihan. Tapi, hanya pura-pura di hadapannya bisa lihat reaksinya dia bahagia atau tidak jika," jelas Angga."Karena aku sangat yakin dia itu adalah adiknya Mikhaela, masih dendam kepada kalian tidak masalah baginya operasi wajah yang penting mirip dengan Jihan," tambah Angga.Hal itu membuat semua orang yang ada di sana sangat terkejut termasuk Jihan, dan dia berpikir jika adiknya Mikhaela sudah berbaikan dengannya sejak bertahun-tahun yang lalu. Bahkan, mereka masih sering berkomunikasi namun ini adiknya yang mana membuat dia benar-benar sangat bingung."Apa kak Mikhaela, memiliki adik yang lain?" katanya Jihan penasaran.Abraham mengingat bahwa istrinya itu tidak memiliki adik yang lain hanya satu. Kemudian, dia m
Read more
Jus jeruk
Zizah sangat kesal saat melihat sopir Abraham menghampiri dirinya, yang berada di halaman belakang. Kemudian, dia mencekik pria itu dan menghempaskannya ke tembok."Aku peringatkan sekali lagi kepadamu ya! Jangan pernah ikut campur dengan urusanku jika kamu tidak ingin terkena masalah!" ancam Zizah sambil pergi dari sana.Wanita itu sama sekali tidak takut kalau dia akan dilaporkan oleh sopir Abraham itu. Sebab, dia percaya jika Jihan akan selalu mempercayainya. Karena, wajah mereka sangat mirip jadi ingat tidak cemas akan hal itu.Padahal, saat itu juga Jibraham baru pulang dan melihat semuanya. Namun, ia tidak mengatakan apapun sebab sudah merekam kejadian tersebut dan dia sudah memiliki bukti yang akurat."Ternyata membawanya pulang ke sini ada hal yang salah. Karena, dia bukan kembaran mama melainkan musuh untuk kami semua," gumaman Jibraham dengan cemas, sambil mengirimkan hasil rekamannya tadi kepada kedua saudaranya.Tidak lupa dia juga mengirimkan video tadi kepada Seem dan ju
Read more
Pisah ranjang
Zizah tersenyum sambil memikirkan cara bagaimana agar dia tidak meminum jus yang sudah dicampurkan berbagai macam obat-obatan. Kemudian, ia pura-pura hendak meminum namun dia sendiri yang menjatuhkan gelas itu hingga jusnya tumpah ke bawah."Apa Tante baik-baik saja?" tanya Inara dengan cemas. Padahal, dia sudah tahu jika wanita itu memang sengaja."Iya sayang, tante tidak apa-apa tadi tangannya licin. Jadi, jatuh gelasnya. Maaf ya," sahut Zizah dengan lembut.Sedangkan Jibran terus menatap penuh selidik kepada tantenya itu. Kemudian, dia berkata, "Oh ya Tante, minggu besok kami ingin berjalan-jalan apakah Tante ingin ikut dengan kami?"Zizah tersenyum. Sebab, dia memiliki rencana lain untuk mencelakai anak-anak Abraham dan juga Jihan. Karena, orang tua mereka tidak akan ikut saat berlibur nantinya."Tentu saja tante ikut sayang, apalagi orang tua kalian tidak ada sudah pasti tante akan melindungi kalian," jawab Zizah dengan lembut."Begitu ya Tante, ya sudah kita pergi beramai-ramai.
Read more
Wanita sungguhan
Abraham sengaja mengucapkan hal itu agar Zizah senang sebab ia merekam wanita itu yang tengah bersembunyi di sebaiknya semak-semak. Namun, membuat Jihan terkejut Abraham mengapa mengatakan hal seperti itu padahal tidak ada saudara kembarnya."Maksud kamu apa ya, Mas mengatakan hal itu?" tanya Jihan dengan lirih."Sudah, sebaiknya kamu tidak usah bertanya lagi pada saya! Kenapa melakukan hal itu dan ingin hal itu!" seru Abraham sambil bergegas pergi dari sana, hal itu membuat Jihan kesal kan langsung mengikuti sang suami.Setelah kepergian Jihan dan Abraham, Zizah keluar dari sebalik semak. Kemudian, dia tersenyum bahagia tanpa disadari oleh wanita itu ternyata sejak tadi Jibraham sudah merekam gelagatnya, dari depan gerbang. Sebab, ia baru saja pulang dari bermain bersama temannya saat ia hendak masuk melihat pertengkaran sang papa dan mamanya juga melihat wanita itu."Ternyata dia memang benar-benar wanita itu licik. Saat hari Minggu nanti kami akan membalasnya, lihat saja!" geram J
Read more
Mengintip
Inara memberitahu kedua saudaranya kalau Zizah itu memang benar wanita, dan ia mengatakan Zizah memiliki gunung kembar seperti seorang wanita sesungguhnya. Bahkan, juga datang bulan hal itu sudah dipastikan seratus persen adalah seorang wanita."Hah, yang benar saja dia itu wanita. Tapi, kelakuannya terlihat seperti laki-laki, apa dia sudah merubah semuanya," gumam Jibran sambil terus menatap layar ponselnya yang terlihat pesan dari sang adik."Sudahlah Kak, mungkin dia memang ingin jadi laki-laki seperti itu sedikit tomboy. Ya sudahlah tidak usah dipikirkan, lagipula kita itu akan memberinya pelajaran nanti tidak peduli dia itu wanita atau laki-laki," sahut Jibraham."Kamu ini gila atau apa sih? Aku tidak pernah menyakiti wanita karena adikku seorang wanita ibuku juga seorang wanita. Jadi, jika dia wanita sesungguhnya aku tidak sanggup melukainya," jelas Jibran.Jibraham hanya menggelengkan kepala. Sebab, dia rasanya ing
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status