All Chapters of 30 Hari Bersama Ceo Angkuh: Chapter 51 - Chapter 60
237 Chapters
51. Kau Menyukainya?
"Jeniffer?" Jeniffer membenarkan rambutnya yang tergerai di depan wajahnya, dan menatap Dominic dengan angkuh. "Kudengar Charles sudah sadar. Ternyata kau ada di sini juga."Dominic hanya menganggukkan kepalanya. Setelah itu dia berniat untuk segera pergi karena Dominic merasa sedikit risih dengan tatapan Jeniffer. Apalagi wanita itu datang sendiri. Tidak seperti biasanya yang selalu mengekor ke mana pun Elena pergi. "Terima kasih karena kau sudah mengundurkan diri dari perusahaan," ucap Jeniffer saat Dominic hendak pergi. Dominic menghentikan langkah kakinya, tetapi dia tidak menoleh sama sekali. "Apa maksudmu.""Jujur saja awalnya aku kesal karena kau tiba-tiba saja pergi, dan mengganggu waktu liburan kami. Namun, setelah beberapa hari melihat Charles bekerja di perusahaan aku menjadi sedikit bangga. Akhirnya aku menikahi orang yang berguna."Dominic membalikkan tubuhnya dan menatap Jeniffer dengan mata melotot. "Kau bilang apa barusan?""Siapa pun orangnya pasti akan menganggap
Read more
52. Apa Itu Cinta?
Setelah cukup lama terdiam, Dominic tertawa dengan terpaksa mendengar pertanyaan Harry. Kemudian, setelah Harry hanya diam saja, Dominic langsung menghentikan tawanya, dan menatap temannya itu dengan sedikit gugup. "Pertanyaanmu aneh!""Apanya yang aneh? Aku bertanya seperti itu karena tatapan matamu tidak bisa berbohong setiap kali bertemu dengan gadis itu."Dominic menggaruk kepalanya yang terasa gatal tiba-tiba. Ah, apa dia sejelas itu? "A-aku tidak mungkin menyukainya, kan? Kau tau kami tidak cocok dari awal, Harry."Harry menatap Dominic dengan lekat, dan dia langsung tahu jika pria itu berbohong. Dominic adalah orang yang buruk dalam hal berbohong!"Kau yakin?""Iya, tentu saja," jawab Dominic dengan susah payah. "Ya, kuharap kau tidak berbohong. Kau masih ingat obrolan kita saat kalian pertama kali bertemu, kan?""Apa?""Kau tidak mungkin jatuh cinta dengan gadis urakan seperti Anna, Dom. Kau yang mengatakannya sendiri," tukas Harry tegas. Namun, dia dalam hatinya dia ingin
Read more
53. Kecemburuan Dominic
Austin membiarkan ponsel Anna berbunyi, dengan perasaan yang masih sedikit kaget. Bahkan dia berkali-kali memastikan jika ponsel yang sedang berbunyi dan menampilkan nama Dominic itu adalah ponsel miliknya, bukan punya Anna. Namun, apa yang Austin lihat adalah kenyatannya. Ponsel Anna yang berbunyi dan menampilkan nama sahabatnya—Dominic. "Austin, siapa yang menelpon? Kau belum menjawabnya?" tanya Anna dengan sedikit berteriak dari dapur. "Oh, ya. Akan kujawab sekarang," jawab Austin. Austin menjawab panggilan yang berasal dari Dominic dengan perasaan waswas. Entah mengapa hatinya menjadi tidak enak. Untuk apa Dominic menghubungi Anna malam-malam seperti ini?"Halo." Suara berat milik Dominic terdengar begitu Austin menjawab pangggilan pria itu. "Kenapa lama sekali menjawab panggilanku. Kau sedang di mana?""Halo, Dom."Sesaat tidak ada suara setelah Austin menjawab. "Austin?" tanya Dominic dari seberang sana. Dia hapal betul dengan siapa dirinya berbicara sekarang. "Ya.""Di m
Read more
54. Kembalikan Hidupku!
Dominic mengenakan mantelnya, dan keluar dari apartemen, setelah berkali-kali mencoba untuk tidur tetapi tidak bisa. Pikiran pria tersebut terus saja berkelana, memikirkan Anna yang sedang bersama Austin di Vermont, dan apa saja yang mungkin Austin lakukan pada Anna. Meskipun tidak mungkin, tetap saja pikiran Dominic tidak bisa berhenti memikirkan hal tersebut. Jadi, malam ini dia memutuskan keluar untuk mencari udara segar. Dominic mengendarai mobilnya mengelilingi kota, tanpa arah tujuan yang jelas. Namun, entah bagaimana, setelah berkeliling cukup lama di tengah udara dingin, dia justru berakhir di depan rumah sakit tempat Charles dirawat. Padahal tadi pagi dia sudah mengunjungi adiknya itu. Dominic menghela napas panjang, dan berniat meninggalkan area rumah sakit. Namun, sebelum Dominic menginjak kembali pedal gasnya, dia menoleh ketika mendengar suara kaca jendelanya diketuk dari luar. Tok Tok! Dominic membuka pintu mobil dan keluar setelah tahu siapa orang yang sudah menge
Read more
55. Menyatakan Perasaan
Sementara itu, di dalam ruangan VVIP tempat Charles dirawat, pria itu sedang makan dengan lahap sembari disuapi oleh Jeniffer. "Kau bertemu dengan Dominic tadi pagi, Jen?"Jeniffer hanya mengangguk dengan senyum tipis. Dia enggan membahas tentang Dominic dengan Charles, yang ada hanya akan berujung perbedaan pendapat, dan berakhir dengan pertengkaran. "Kalian bicara sesuatu, atau kau tau apa terjadi di rumah?""Maksudmu kejadian apa?" tanya Jeniffer yang langsung berhenti menyuapi Charles. Dia menatap suaminya dengan penuh tanda tanya. "Dia datang dan berbicara melantur. Katanya dia akan pergi dari perusahaan, dan memintaku untuk menggantikan dirinya. Dominic bertengkar lagi dengan mama?" tanya Charles yang masih penasaran. "Ya, ada sedikit pertengkaran di rumah," jawab Jeniffer dengan jujur. "Kau bilang pada mama jika aku pusing dan minum sebelum kecelakaan?" Charles menatap Jeniffer dengan lekat. Mencoba memahami mengapa istrinya melakukan hal tersebut. "Ya.""Kenapa kau melak
Read more
56. Malu-Malu Kucing
Anna terdiam, dan mencoba mencari jejak kebohongan atau kebiasaan bercanda yang biasa Austin lakukan. Namun, raut wajah pria berkulit putih itu terlihat sangat serius kali ini. Matanya juga memancarkan harapan yang cukup dalam. "Kau pasti bercanda lagi, kan?""Apa wajahku terlihat tidak serius kali ini, An?"Anna menggigit bibirnya sendiri karena merasa canggung dengan suasana yang tercipta sekarang. Austin benar-benar menyukainya? "Maaf, Austin, tapi aku—“"Kau tidak perlu menjawabnya sekarang," sergah Austin cepat. Sebenarnya dia belum siap dengan kata-kata penolakan yang mungkin saja akan Anna ucapkan. "Aku akan menunggu jawabanmu, dan jangan terlalu dipikirkan."Anna menarik bibirnya—membuat senyum yang terkesan dipaksakan. "Kenapa kau diam, An?""Aku hanya sedikit terkejut. Aku tidak tahu harus memberikan respon seperti apa."Austin tersenyum lebar. Pria itu mengusap kepala Anna dengan lembut. "Jangan terlalu dipikirkan," ucap Austin mencoba menenangkan Anna. "Ah, ya, baikla
Read more
57. Hati yang Keras
Dominic tersentak saat dia membuka pintu kamar, dan mendapati ibunya sedang duduk dengan santai di ruang tamu. Malam tadi dia berhasil tidur dengan nyenyak setelah melihat wajah Anna, dan jadilah hari ini Dominic bangun cukup lambat dari biasanya. "Mama?""Kau senang bisa bersantai seperti ini?""Kapan kau sampai, dan kenapa masuk tanpa izinku?" tanya Dominic. Elena terlihat tidak peduli dengan pertanyaan Dominic. Dia meneguk kopi miliknya dengan ekspresi tenang. "Mama, aku bertanya.""Dan kau juga belum menjawab pertanyaanku, Dom!" sergah Elena. Dominic mengacak rambutnya dengan putus asa. Ini masih pagi, dan ibunya sudah datang untuk mengajaknya berdebat. "Duduk!" "Aku sedang sibuk sekarang," tolak Dominic dengan tujuan agar ibunya bisa segera pergi dari apartemennya. "Duduk, Dom!"Tidak ingin berdebat lagi, Dominic menuruti perintah ibunya. Dia duduk dengan wajah datar. "Ada apa?""Kau banyak berbincang dengan ayahmu malam tadi.""Ya," jawab Dominic singkat. "Aku sedang tid
Read more
58. Menyukai Gadis yang Sama
Elena langsung berdiri setelah mengatakan isi pikirannya selama beberapa hari ini. Dia masih menatap wajah Dominic yang masih tampak terkejut, setelah memberitahu jika dia tahu semua yang Dominic lakukan di Vermont. "Sekarang pilihannya ada di dirimu sendiri, Dom."Setelah mengatakan hal itu, Elena langsung pergi, meninggalkan Dominic yang hanya bergeming sejak tadi. "Argh!" Dominic berteriak kesal pada akhirnya, setelah Elena benar-benar sudah pergi. Dia bahkan melemparkan semua barang yang ada di atas meja dengan perasaan dongkol. Kenapa dia bisa lengah kali ini? Kenapa Dominic tidak terpikirkan jika ibunya akan mencari tahu ke mana Dominic pergi beberapa hari lalu? Seharusnya Dominic sudah curiga saat Elena diam saja, setelah mengatakan jika dia pergi ke Spanyol. "Dominic!" panggil Harry yang tiba-tiba saja masuk. Dia cukup terkejut melihat ruang tamu Dominic yang tampak berantakan. Terlebih lagi Dominic terlihat sangat marah. "Aku bertemu dengan Nyonya Elena di luar ... apa
Read more
59. Tolak Saja!
Austin membuka mata, dan melihat Daniella yang sedang tersenyum di depannya. "Selamat pagi."Pria berkulit putih itu terlihat mencoba mengingat kembali, mengapa Daniella bisa berada di tempat tidurnya? Ah, dia baru ingat sekarang. Semalam setelah Anna pulang, dia meminta Daniella datang. "Kau belum pulang?" tanya Austin dengan suara serak khas orang yang baru bangun tidur. Daniella menggeleng dengan senyum yang tidak pernah terlepas dari bibirnya. Dia suka melihat Austin jika baru bangun tidur seperti ini. Ketampanan Austin terlihat begitu nyata. "Kau kelelahan? Jika iya kau bisa mengambil jatah liburmu hari ini, Daniella.""Denganmu di sini?" tanya Daniella dengan nada manja. Jari jemari wanita itu sudah menari, mengusap dada telanjang Austin dengan perlahan, yang mana membuat Austin langsung tersenyum kesenangan. Austin melenguh saat merasakan sentuhan lembut tangan Daniella. "Daniella, kau mau mencoba merayuku?""Tidak. Aku tidak perlu merayumu, Austin."Lagi-lagi Austin mel
Read more
60. Tidak Percaya Diri
"Dominic? Tidak. Bukan dia," sergah Anna cepat. Emily menghembuskan napas dengan lega. Setelah itu dia melihat Anna yang sedang menatapnya dengan penuh tanda tanya. "Kenapa kau langsung terpikirkan tentang Dominic, Emily? Memangnya Dominic pria yang seperti itu?"Emily terlihat kikuk. Gadis itu tertawa hambar dan kembali berjalan menuju restoran. "Mana mungkin, Dominic tidak seperti itu. Aku saja sudah lupa kapan terakhir kali melihat Dominic berkencan dengan wanita. Dua tahun lalu, atau mungkin tiga tahun lalu, ya," jawab Emily mencoba mengingat-ingat. "Sudah selama itu?""Ya, kudengar ibunya sangat protektif. Semua wanita yang berkencan dengan Dominic harus sesuai dengan standar ibunya.""Standar? Mereka punya standar untuk seorang wanita?""Iya, kau tidak tahu, ya? Para orang-orang kaya seperti keluarga Williams itu punya standar khusus untuk calon pasangan hidup anak-anaknya. Misalnya dari segi pendidikan, kecantikan, dan yang paling penting dari keluarga pengusaha mana mereka b
Read more
PREV
1
...
45678
...
24
DMCA.com Protection Status