Semua Bab Iklaskah aku di madu?: Bab 11 - Bab 20
26 Bab
Bab 11. Gilakah kamu, Mas?
"Apa? Kamu berniat untuk menceraikanku? Gila kamu, Mas?" tanya Marissa sambil menatap tajam Dani yang sekarang berada di hadapannya.Halimah sekarang sudah duduk anteng di dalam pelukan Marissa. Aksi bunuh dirinya dia batalkan setelah melihat Andien yang menangis terisak sambil memeluk dirinya.Sesayang itu memang sosok Halimah pada Andien. Dani sendiri tidak mengerti. Kenapa Ibunya membedakan antara Andien dan Raisa. Padahal mereka sama-sama anaknya. Darah dagingnya yang itu artinya cucunya sendiri."Aku tidak mau kehilangan Diana dan Raisa. Aku mencintai dan menyayangi mereka. Marissa, kamu dan Andien hadir dalam kehidupanku setelah aku bahagia bersama mereka. Kau menghancurkan segala yang aku miliki. Aku tidak bisa kehilangan hal yang selama ini sudah buat aku bahagia." Marisa Tentu saja sangat tersinggung mendengar perkataan Dani.Marissa menggenggam telapak tangan Dani tetapi langsung ditepis olehnya. "Apakah kau benar-benar tidak menginginkan kehadiran kami lagi di dalam hidupmu?
Baca selengkapnya
Bab 12. Kenapa bersembunyi dariku?
Diana memutuskan untuk datang ke kantor menemui pamannya. Dia sudah mantap akan menunjukkan wajahnya di hadapan semua karyawan yang bekerja di sana."Paman, aku ingin segera mengambil alih perusahaan dari tanganmu. Paman bisa pensiun setelah itu. Aku merasa tidak enak karena sudah menahan cita-cita Paman untuk pensiun dini," ucap Diana begitu dia masuk ke ruangan Lukman yang begitu besar dan megah."Kamu yakin dengan keputusanmu? Apa kamu nanti tidak akan menyesalinya? Satu kali kamu muncul di hadapan mereka. Maka kamu tidak bisa mundur lagi," sahut Lukman dengan senyum hangatnya yang selalu menghiasi wajahnya yang tampan walau usianya sudah tak muda.Diana mengangguk, "paman, aku sudah memutuskan untuk bercerai dengan Mas Dani. Rasanya tidak perlu untuk bersembunyi lagi darinya dan gundik dia!" Geram Diana sambil menatap tajam ke arah Dani yang sedang fokus dengan pekerjaannya.Ruangan Lukman memang bisa mengawasi semua karyawan yang ada di perusahaannya. Tetapi orang yang ada di lua
Baca selengkapnya
Bab 13. Menyerah saja!
Marisa tersenyum sinis mendengar pertanyaan Dani padanya. "Kenapa aku takut padamu! Bagiku Diana tidak ada artinya sama sekali. Aku hanya merasa kecewa kepadamu yang sudah berani menceraikanku untuk perempuan tak berharga itu!" Kesal Marissa yang bersiap meninggalkan Dhani yang masih terlihat marah padanya."Tutup mulutmu yang seperti sampah itu! Bagiku Diana sangatlah berharga dan aku sangat mencintainya. Kalau Bukan kamu yang selalu berusaha menjeratku masuk ke dalam pelukanmu tidak mungkin Diana akan membuang aku seperti ini. Kau memang wanita yang sangat mengerikan!" Dani begitu murka kepada Marissa yang Bahkan tidak merasa bersalah sama sekali setelah memberi masalah kepadanya."Kau itu aneh sekali. Diana pergi meninggalkan rumahmu bukan karena salahku. Kenapa kau malah marah-marah kepadaku seperti ini? Pria menyedihkan!" Cicit Marissa sambil menatap sinis ke arah Dani yang selama beberapa hari benar-benar sudah membuatnya kecewa dan jengkel sekali."Menyerah saja Mas! Tampaknya
Baca selengkapnya
Bab 14. Aneh banget
"Suami kamu tampaknya masih mencintaimu Oleh karena itu dia bersikap seperti itu di hadapanmu." Ucap Bryan dengan sinis.Dani melotot kepada Brian yang dia nilai sedang mengolok dirinya. "Kamu Kenapa masih berada di sini dan tidak segera meninggalkan kami? Apa kau mau melihat kami bercinta disini?" tanya Dani dengan senyum menjengkelkannya.Diana memutar bola matanya dengan malas mendengar perkataan Dani. Diana benar-benar tidak menyangka kalau dan bisa mengatakan hal-hal konyol seperti itu di hadapan Brian yang sejak dulu selalu menjadi Rival suaminya."Brian, jangan mendengarkan ucapan laki-laki ini. Aku sudah memasukkan gugatan perceraian kami. Jadi, kamu tidak usah khawatir untuk bersamaku sekarang!" Dani langsung menarik tangan Diana yang hendak pergi bersama Bryan.Dani benar-benar sangat marah melihat kelakuan Diana yang tidak menganggapnya sebagai suami lagi. "Kau kenapa begitu? Aku tidak pernah setuju untuk bercerai denganmu. Aku juga tidak pernah mengucapkan talak untukmu.
Baca selengkapnya
15. Kekesalan Dani
Dani melongo saat kembali ke mobil tak melihat Diana lagi. "Kemana dia? Ah... bodohnya aku! Dia meminta makanan ini pasti hanya untuk mengalihkan ku saja supaya bisa kabur. Sayang, kenapa kamu masih belum bisa memaafkan kesalahan yang sudah kubuat?" Sesal Dani saat dia sadar bahwa dirinya telah jatuh ke dalam jebakan Diana supaya bisa kabur dari sisinya.Karena Dani telah kehilangan jejak Diana. Dia pun kemudian memilih untuk kembali ke rumahnya dan memberikan makanan yang tadi dia beli kepada ibunya. Sang ibu tentu saja merasa heran dengan ekspresi Sang putra yang begitu lemas tak berdaya."Ada apa kamu? Kenapa lemas begitu?" tanya sang ibu merasa heran dan prihatin melihat putranya yang amat menyedihkan.Dani melirik pada ibunya. "Diana benar-benar ingin meninggalkanku. Dia bahkan sudah melayangkan gugatan perceraian ke pengadilan. Mah, aku benar-benar sangat mencintainya dan tidak ingin kehilangan dia. Aku harus bagaimana sekarang?" tanya Dani dengan wajah penuh penyesalan.Ibu Dan
Baca selengkapnya
16. Usaha Marissa
Marisa benar-benar tidak akan membiarkan Dani dan Diana bersama lagi. Hatinya merasakan sakit luar biasa. Setelah diceraikan oleh Doni begitu saja hanya karena lelaki itu ingin kembali pada Diana. Istri pertama Dani."Marissa, Dari mana saja kamu? Kenapa Andien kamu biarkan begitu saja di rumah sendirian. Apa kamu punya hati?" tanya Dani yang tiba-tiba saja sudah berada di hadapan Marissa.Sejak kemarin Dani sengaja menunggu di kantor mereka. Dia ingin menanyakan kabar Andien yang sudah lama tidak bertemu dengannya. "Mau apa Mas nyari aku? Kita sudah tidak ada hubungan. Apa Mas ingat?" tanya Marissa sambil berlalu dari hadapan Dani.Marisa benar-benar membenci Dani dan berharap tidak akan bertemu dia lagi. Walaupun dihatinya masih ada cinta untuk lelaki itu. Tapi dia memilih untuk bersikap jual mahal di hadapan lelaki itu. Dia kenal Dani luar dalam. Dia berharap bisa mendapatkannya kembali suatu saat nanti. Tapi dia juga tidak mau menggadaikan harga dirinya hanya demi cinta."Sopan se
Baca selengkapnya
17. Kesal
Diana menatap jalanan yang sepi. Hatinya kacau sejak tadi siang. Semua gegara Dani yang datang dan membuat harinya berantakan luar biasa. "Mau apa sebenarnya laki-laki kurang ajar itu? Kenapa dia suka sekali berbuat seenak hatinya. Menyebalkan!" Diana menghapus bekas ciuman Dani yang masih terasa di bibirnya. "Sialan!" Rutuk Diana dengan kesal.Sepanjang jalan dia terus mengingat setiap adegan yang terjadi antara dirinya dengan Dani. Diana juga tidak melupakan apa yang dia lihat saat Dani mendekati Marissa, "dasar buaya darat! Menyebalkan! Beraninya dia mempermainkan hati wanita seperti ini. Awas kamu, Mas! Aku pasti akan memberikanmu pelajaran yang sangat setimpal!" Geram Diana tak ada habisnya.Diana Langsung masuk ke dalam apartemntnya begitu sampai. Diana mendatangi putrinya yang sudah tidur lelap di kamarnya. Diana memang sudah membiasakan untuk putrinya tidur sendiri. Dia tidak mau jika Raisa kelak menjadi anak manja dan tak mandiri. "Anak mama cantik sekali. Maafkan Mama kare
Baca selengkapnya
18. Entahlah
"Pagi sayang!" Sapa Dani ketika dia terbangun pagi-pagi dan melihat Diana sedang memasak di dapur.Raisa matanya langsung berbinar ketika melihat ayahnya berada di apartemen yang sama dengannya. "Papa? Wah, senangnya!! Papa kembali Kapan dari perjalanan bisnis?" tanya anak kecil itu terlihat begitu bahagia melihat ayahnya berada di sana.Hati Diana sangat senang sekali dengan kehadiran Dani yang sudah lama dia rindukan. "Papa pulang tadi malam, Sayang. Bagaimana kabar Raisa?" tanya Dani sambil memeluk Putri kecilnya yang sudah dia rindukan.Diana berembun matanya melihat pemandangan itu. Hatinya sedih dan juga bimbang. Apakah dia akan rela memaafkan suami yang sudah membuat hatinya terluka demi Raisa? Diana bisa melihat kebahagiaan di wajah putrinya setelah melihat Dani ada di antara mereka."Sayang, biarkan dulu Papa sarapan. Kamu juga habiskan makanan kamu. Nanti kamu telat sekolahnya." Pesan Diana yang berusaha untuk bersikap biasa di hadapan putrinya.Raisa mengerucutkan bibirnya
Baca selengkapnya
Bab 19. Tekad Dani
"Mah, cepat! Kenapa lama sekali? Dani bisa terlambat ini!" Sungut Dani pada Halimah yang begitu rempong dengan dandanan cetar membahana. Halimah keluar, membuat Dani terkesiap melihat penampilan ibunya. Tapi untuk protes pun dia merasa tak tega apalagi waktu sudah semakin mepet."Mama ini kebiasaan sekali!" Protes Dani ketika mereka sudah berada di dalam mobil.Halimah hanya menanggapi ucapan putranya dengan senyum manisnya,"yang mama dengar, pemilik perusahaan tempat kamu kerja itu seorang wanita cantik. Mama mau ambil hati dia. Siapa tahu dia bisa jadi istri kamu, setelah kamu resmi bercerai dengan Diana." Jawaban Halimah dengan senyum yang tanpa dosa.Dani terkejut mendengar ucapan ibunya. Dia sampai mengerem mobilnya dengan tiba-tiba."Mama apaan sih?? Kenapa berdoa begitu buruk untuk pernikahanku dengan Diana? Dani sudah bilang pada Mama kalau aku tidak akan pernah menceraikan Diana. Dani sangat mencintai dia, mah. Apalagi Raisa masih berharap bapaknya ini bisa kembali bersama d
Baca selengkapnya
Bab 20. Kejutan
"Apa sih, Mah? Aku tidak peduli lagi dengan Marissa. Terserah dia melakukan apa dengan siapapun bukan urusanku lagi!" Sengit Dani yang merasa kesal luar biasa kepada Halimah yang terus saja tidak mau memahami kesulitannya saat ini.Hatinya sedang diamuk cemburu karena melihat kedekatan Bryan dan Diana yang menurutnya sudah melampaui batas kewajaran. Padahal Diana memang sengaja melakukan itu untuk membuat Dani sadar dengan kenyataan yang ada di hadapan mereka. Diana sudah muak terus di kejar Dani bahkan dipaksa untuk melayani hasratnya di atas ranjang. Diana langsung minum pil anti kehamilan setelah Dani memaksa dirinya pada malam itu. Diana benar-benar tidak mau berurusan lagi dengan Dani."Diana, kenapa kamu bisa datang ke acara bergengsi begini?" tanya Marissa yang merasa kesal karena rencananya untuk menyingkirkan Diana gagal total.Diana awalnya hendak mengacuhkan Marissa yang sedang mencari gara-gara dengannya. Tapi Diana pantang dihina. "Kamu siapa, ya? Aku yang sudah mengundan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status