Beranda / Romansa / Bad Duda / Bab 5. Sosok yang Buruk  

Share

Bab 5. Sosok yang Buruk  

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-05 14:26:34

Sekujur tubuh Edeline telah berpeluh keringat yang mengucur. Sementara mata cantiknya telah melebar karena menghadapi situasi mengerikan yang menyiksa sepasang iris matanya.

Wajah Edeline memucat. Tubuh rampingnya gemetaran sangat akibat ketakutan yang berlebihan. Bibir mungilnya ikut pula gemetaran—sampai dia kesulitan untuk berbicara.

Tepat di depan mata, Edeline begitu tersiksa oleh hal menakutkan sekaligus menjijikkan. Kulit dari jemari-jemari kotor begitu bernafsu ingin menyentuhnya. Edeline berusaha menepis agar tidak tersentuh oleh jemari-jemari menjijikkan itu.

“J-jangan ... jangan sentuh aku ...” jerit Edeline yang terbata-bata.

Your body looks stunning, Edeline. Aku ... ah, aku tidak tahan melihatnya.”

“Biadab! Jangan ... jangan sentuh aku—”

Delusi itu hilang ketika mata Edeline terbuka paksa. Sentuhan yang menjijikkan, ancaman yang menakutkan, serta sosok yang tidak ingin dikenang pun telah menghilang tanpa jejak di depan mata.

Hanya saja, senyar-senyar yang mengerikan itu begitu membekas di pikiran Edeline. Sehingga dia masih belum sepenuhnya tersadar bahwa bayangan mengerikan itu hanya sebuah mimpi buruk.

“Dokter Edeline? Anda baik-baik saja?”

Edeline berusaha memalingkan pandangan. Dengan napas yang terengah-engah akibat sesak dan matanya sedikit berkunang, dia mencermati seseorang yang berdiri di sisi kanannya.

Situasinya sungguh jauh berbeda dengan yang tadi. Yang Edeline hadapi saat itu sangat didominasi oleh warna putih, sementara situasi mengerikan sangat gelap—pekat dan menakutkan.

Ketika perlahan-lahan pandangan mata sudah jernih sepenuhnya, Edeline menyadari telah berada di dunia nyata. Bayangan gelap di dalam benaknya lenyap seolah diterpa ombak di kala dia sadar bahwa dirinya bermimpi buruk.

“Dokter Edeline? Anda bisa mendengarkanku?”

“L-Lina ...” Edeline bersuara lemah, namun sangat jelas.

“Syukurlah Dokter sudah sadar. Aku sangat cemas melihat Dokter tadi.”

Edeline hanya tersenyum lemah. Dia sangat tahu bahwa Lina diserang panik akibat dia yang bereaksi menakutkan oleh mimpi buruk itu. Perlahan-lahan, Edeline menetralkan keadaannya sembari memastikan di mana dirinya berada.

“Dokter pingsan di sini. Saat aku dipanggil ke sini, Dokter Elvis telah memberikan penanganan kepada Anda.” Lina menjelaskan bahwa Edeline pingsan.

“Aku pingsan?” Edeline terkejut mendengar apa yang dikatakan Lina.

Lina mengangguk. “Beliau mengatakan Dokter mimisan! Lalu karena perut Dokter kosong dan kelelahan, Dokter berakhir pingsan. Beliau juga mengatakan setelah Dokter kembali pulih, Dokter diperbolehkan pulang.”

Edeline sangat memahami kondisinya yang berujung tidak sadarkan diri. Karena kegelisahan yang tidak jelas, dia tidak bernafsu makan sehingga tidak mengisi perutnya dengan nutrisi di pagi hari. Ditambah lagi dia melewatkan makan siang karena kesibukannya di IGD.

Edeline menyadari dirinya masih berada di ruangan Elvis. Gadis yang terbaring di sofa empuk itu menilai dia tidak dilarikan keluar dari ruangan itu demi meminimalisir pemberitaan negatif.

Dokter magang pingsan di hari pertama bekerja. Elvis pasti menghindari pemberitaan seperti itu.

“Jika aku pulang, siapa dokter yang bertanggung jawab di IGD?” Edeline kembali mencari tahu.

“Dokter tenang saja. Dokter lain telah ditugaskan di sana menggantikan Dokter. Yang terpenting Dokter harus cepat pulih.” Lina menjawab pertanyaan Edeline.

Setelah merasa cukup baik, Edeline memutuskan untuk pulang. Dan selama berada di ruangan itu, tidak sekalipun gadis cantik itu bertemu dengan sang pemilik ruangan. Entah ke mana perginya pria itu. Edeline tidak peduli! Yang mengusik pikirannya adalah ingatan dari bayangan samar-samar sebelum tidak sadarkan diri.

Dipenuhi rasa penasaran, dia berusaha menggali dan memutar memori ingatan. Edeline merasa tidak salah mengingat tentang sosok anak kecil berambut panjang yang indah. Sosoknya yang menggemaskan itu berlari ke arah Elvis. Pun Edeline juga tidak melupakan momen kejam Elvis mendorongnya sampai terjatuh. Sayup-sayup juga Edeline mendengar suara tangisan anak itu.

Dasar pria tempramental! Sampai dengan anak kecil pun dia bersikap kejam seperti itu.

Pria itu benar-benar menguras emosi dan pikiran Edeline. Sampai-sampai Edeline tidak menyadari telah tiba di kawasan perumahan elit—di mana rumah itu merupakan pemberian Abraham untuk Edeline tinggali.

Edeline masuk ke dalam rumah bergaya modern setelah sopir yang mengantar telah pergi. Gadis cantik itu disambut keheningan yang membentang. Jiwanya terhipnotis oleh kemewahan yang mendominasi di seluruh ruangan.

Abraham sangat baik kepada dirinya. Rumah itu telah dipersiapkan matang untuk dihuni olehnya. Sampai-sampai lemari es telah terisi kebutuhan makanan untuk Edeline. Hingga di satu titik Edeline merasa tidak pantas menerima kebaikan hati Abraham yang berlebihan.

“Tuan Abraham pasti akan marah jika aku menolak tidak tinggal di sini. Aku harus mencari alasan. Rumah ini terlalu mewah untuk aku tinggali,” ucapnya memutuskan sendiri.

***

“Aku sudah berulang kali mengatakan, jangan pernah bawa dia keluar rumah apalagi ke rumah sakit!” bentak Elvis memekik sakit.

Dia tidak peduli pada sosok kecil yang merunduk ketakutan—tak jauh dari posisinya berdiri. Bukan hanya itu, Elvis juga tidak peduli bagaimana efek sikap arogannya itu terhadap psikologis anak berusia lima tahu itu.

“M-maafkan saya, Tuan Elvis.” Seorang pengasuh yang berdiri di belakang anak kecil itu terpaksa bersuara. “Tapi sejak tadi Nona Muda menangis dan memaksa ingin bertemu dengan Anda—”

“Aku yang menggajimu! Jadi yang harus kau patuhi itu adalah aku!” Elvis menyela kejam tanpa celah. “Atau kau sudah bosan bekerja mengasuhnya?” lanjutnya mengancam.

Pengasuh itu tentu saja tidak berani membantah. Dia hanya menggeleng tanda patuh untuk menanggapi. Sebab, dia tidak bernyali untuk menatap Elvis telah muram dengan mata berkilatan marah. Namun, ada sedikit keberanian yang tersemat di jiwa anak kecil bernama Shopia Dalton. Sosok kecil itu merupakan awal-mula kemarahan Elvis.

“A-aku ... aku rindu pada Daddy. Kemarin Daddy tidak pulang.” Gadis kecil itu menggigit bibir bawahnya ketakutan.

Elvis menunjukkan eskpresi kesal pada suara merengek yang muak didengarkan. “Kau tuli? Atau kau sengaja tidak mengingat perintahku? Jangan pernah datang menggangguku ke rumah sakit!”

Elvis bersuara tenang, namun tidak pada geraman kemarahan yang menggambarkan kebenciannya pada Shopia. Sampai-sampai gadis kecil tidak berdosa itu menitihkan air mata kesedihan.

“Kau mau dikurung di gudang gelap itu lagi sebagai hukuman?” seru Elvis memberikan ancaman yang tak main-main.

“A-aku tidak melakukan kesalahan apa pun, Daddy.” Suara Shopia gemetaran takut, tetapi matanya yang berkaca-kaca masih sanggup menatap Elvis.

“Kau datang ke rumah sakit, Shopia! Kau melanggar perintahku!” Elvis semakin kasar berbicara.

Elvis sangat kejam. Shopia hanya ingin menuntaskan kerinduannya pada Elvis. Dia sangat tidak pantas berkata-kata kasar pada anak kecil yang seharusnya dibanjiri oleh kasih sayang. Padahal Shopia adalah putri kandungnya—di mana di dalam tubuh kecil dan kurus itu mengalir darah Elvis. Dan tidak usah tanya bagaimana perasaan Shopia. Dari wajahnya yang basah oleh air mata saja, Shopia telah menunjukkan kesedihan yang mendalam.

 “Daddy membenciku?” suara naif Shopia gemetaran ironis.

“Sejak kau hadir di rahim wanita itu, aku telah membencimu.” Elvis menyambut cepat tak berperasaan.

Air mata Sophia tak henti berlinnag.  “Aku sayang pada Daddy.”

“Aku membencimu,” sahut Elvis dengan nada mencela nyata. “Kau itu lemah! Kau itu penyakitan! Kau selalu merepotkan! Kenakalanmu bisa membuat orang lain terkena kesialan! Kau harus tahu diri sehingga pengasuh ataupun orang-orang di rumah ini tidak terkena masalah! Atau ... kau mau aku mengirimmu ke sekolah asrama?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bad Duda   Bab 78. Ending Scene (TAMAT)

    ~ Enam tahun kemudian ~Pandangan mata Edeline teralihkan pada bocah tampan berusia empat tahun. Edeline yang semula fokus di meja kerjanya telah beranjak menghampiri bocah tampan itu.“Hello, Dwayne.” Edeline berjongkok di depannya.“Apa Dokter akan menyuntikku lagi?” tanya bocah itu takut.Edeline tertawa lemah. “Aku tidak menyuntikmu. Aku hanya memberikan vitamin agar kau kuat seperti Superman!”“Aku mau kuat seperti Hulk, Dokter!” seru Dwayne—pasien Edeline sangat antusias.“Oke! Kalau begitu aku akan berikan vitamin agar kau kuat seperti Hulk!” sahut Edeline tak kalah antusias dari Dwayne.Dia adalah Edeline—dokter spesialis anak yang banyak disayangi oleh pasiennya. Edeline selalu bersikap sama kepada anak-anak yang datang kepadanya. Dia menganggap semua pasiennya seperti anaknya sendiri.Dokter cantik itu akan memberikan hadiah, entah itu berupa mainan atau permen kepada pasiennya. Hal itu dilakukan sebagai bentuk rasa bersalah dan perhatian Edeline. Bersama Lina—yang menjadi p

  • Bad Duda   Bab 77. Extra Part VI

    ~ Beberapa bulan kemudian ~Aktivitas Edeline menjadi terbatas sejak memasuki usia kehamilan matang. Wanita cantik itu tidak bebas bergerak karena mengalami keluhan dari kehamilan mengandung anak kembar. Kakinya membengkak sejak memasuki usia 30 minggu. Kondisi itu semakin memprihatinkan saat kini—kehamilan Edeline telah memasuki usia 37 minggu.Bukan hanya keluhan itu dirasakan oleh Edeline. Setiap malam Edeline cukup tersiksa pada betisnya yang kram. Sebuah pijatan di kedua betisnya menjadi penghibur terbaik yang Edeline terima. Pinggangnya sering sakit, seperti akan patah.Ritme pernapasan pun ikut terganggu karena kondisi perut Edeline yang membesar karena mengandung dua anak-anaknya yang tumbuh baik dan sempurna. Tidak usah ditanya bagaimana kualitas tidur Edeline. Wanita cantik itu sudah tak lagi bisa tidur nyenyak sejak usia kehamilan 28 minggu.Namun, semua keluhan itu tidak mengurangi antusias Edeline menyambut kelahiran kedua anaknya. Wajah cantiknya selalu berseri-seri, au

  • Bad Duda   Bab 76. Extra Part V

    Setibanya di apartemen, Alex langsung menidurkan Asha yang sudah lelap dalam dunia mimpi. Seperti biasa—tanpa canggung Alex mengganti pakaian putri kecilnya itu dengan piyama yang menghangatkan.Sikap sigap Alex sangat membantu Sarah. Sejak Asha hadir di hidup mereka, keduanya kompak bekerjasama dalam kehidupan rumah tangga maupun pekerjaan. Seperti yang sudah terjadi, Alex tak sungkan mengambil peran Sarah. Dengan senang hati Alex memperhatikan putri mereka ketika Sarah membersihkan diri dan mengganti pakaian.Sarah sendiri sudah tulus menatap Alex. Hatinya masih diselimuti perasaan yang sama, bahkan saat itu perasaan cinta semakin memenuhi jiwa. Batinnya tak henti-henti merasa bersyukur memiliki pria yang sangat peduli itu. Alex selalu menomorsatukan Sarah dan Asha. Kebahagiaan dan kenyamanan keduanya merupakan prioritas utama.Samar-samar Sarah berpikir, jika saja waktu itu takdir tidak mendorongnya pada Alex entah bagaimana Sarah saat ini.“Biar aku yang berganti memindahkan Asha

  • Bad Duda   Bab 75. Extra Part IV

    Hunian mewah di depan mata ditatap tak berkedip oleh Edeline. Dia benar-benar tidak menyangka Elvis akan membawanya dan Shopia ke hunian mewah yang akan menjadi tempat tinggal baru mereka.Hunian mewah itu terlihat berbeda dari rumah Elvis. Lebih tepatnya itu adalah mansion mewah berlantai dua yang berdiri di tengah-tengah lahan luas, berdiri di tengah-tengah halaman yang dilengkapi tanaman beserta pepohonan hijau menyejukkan.“Ini hadiah pernikahan dari diriku,” Elvis berbisik lembut.Edeline tersentak dari rasa takjubnya, kemudian menoleh pada Elvis. “Kapan kau menyiapkan ini? Aku sampai tidak tahu!”“Saat sibuk menyiapkan pernikahan kita, aku sudah membeli mansion ini. Aku langsung minta merenovasi beberapa sudut dan baru selesai bulan lalu. Furniture dan yang lainnya sudah tersedia sehingga kita bisa pindah ke sini secepatnya.”Sungguh, Edeline tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada Elvis. Suaminya itu selalu memiliki cara membuat Edeline terkejut bahagia. Sayangnya, ada kek

  • Bad Duda   Bab 74. Extra Part III

    Setelah selesai menjalani pemeriksaan USG, Edeline beranjak turun dari ranjang dengan dibantu oleh Elvis. Dia dirangkul mesra oleh Elvis saat bersama duduk pada kursi kosong di depan dokter wanita itu.“Syukurlah tidak ada keluhan atau kondisi yang mengkhawatirkan pada kehamilan Edeline. Baik Edeline dan kedua anak kalian tumbuh dengan sehat.” Leyla—dokter wanita itu menyampaikan hasil pemeriksaan pada Elvis dan Edeline. “Aku akan meresepkan beberapa vitamin dan obat untuk Edeline. Jangan lupa untuk rutin mengkonsumsi susu ibu hamil,” sambungnya yang tertuju hanya pada Elvis.Elvis berdecih ringan. “Aku adalah dokter! Sudah pasti aku tahu apa pun yang baik dikonsumsi untuk istriku.”“Kalau kau memang dokter, kau harusnya tahu apapun yang baik untuk tubuhmu! Bukan meminum alkohol dengan perut kosong! Bergadang semalaman hanya demi hal yang tidak penting,” balas Leyla dengan ekspresi mencela nyata.Edeline tampak kebingungan melihat Elvis dan Leyla yang bereaksi akrab seperti sudah lama

  • Bad Duda   Bab 73. Extra Part II

    Edeline telah bergoyang di atas Elvis. Wajahnya yang merona merah terlihat seksi, sangat erotis seperti pinggulnya yang bergoyang-goyang mengocok kejantanan Elvis yang terbenam sempurna di surgawinya.Posisi itu sangat sempurna, membuat Edeline kelimpungan dalam kenikmatan yang memanjakan nafsu. Jemarinya pun tidak dibuat menganggur. Edeline sudah meremas dada bidang Elvis sembari berpegangan di sana.Elvis sendiri sudah berkali-kali memuji Edeline yang memiliki perkembangan dalam bercinta. Pria itu terpesona menatap Edeline yang telah bergerak naik-turun menimbulkan dan menenggelamkan kejantanan Elvis di lubang intimnya. Dalam benaknya Elvis benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan kebahagiaan erotis seperti itu.“Nikmat, Sayang. Nikmat sekali,” erangnya memuji sembari meremas gemas pinggul Edeline.Elvis benar-benar sudah tidak tahan. Dia sudah sedikit frustrasi oleh birahi terdorong dalam puncak klimaks. Akan tetapi, Elvis belum mau cepat-cepat menyudahi kenikmatan itu. Tidak a

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status