Siang itu, rumah tampak sepi ketika Haira menyambar tas berisi perlengkapan Ibu Mia yang tertinggal dari meja dapur. Yoga yang duduk di lantai sambil memandang ibunya dengan bingung.“Kita mau ke rumah Uti?”“Ya, Nak. Uti lupa obatnya,” jawab Haira singkat, suaranya menyiratkan kekecewaan besar.Aziz muncul dari belakang, menggenggam handuk kecil, pelipisnya terlihat berkeringat.“Kamu mau ke sana?” tanya Aziz dengan penuh kecurigaan.Haira tidak menoleh. “Ibu butuh obatnya.”Aziz bersandar di ambang pintu. “kenapa kamu repot-repot, ada Restu yang bisa jemput ke sini, atau jangan-jangan kamu yang mau ketemu dia?”Haira berhenti sejenak, lalu berbalik. “Itu ibu kamu, Mas dan Haira nggak akan diam lihat Ibu kesakitan. Soal Restu, Haira nggak serendah kamu jadi manusia, Mas, yang nggak bisa jaga ikatan pernikahan.”Aziz menghela napas, setengah tertawa sinis. “Nanti kamu pasti cari alasan untuk bolak-balik ke sana, ingat kamu lagi hamil anak Mas, jadi dijaga kandungannya, kalau ada apa-a
Terakhir Diperbarui : 2025-08-03 Baca selengkapnya