Dokter jaga masuk bersama dua perawat, wajah mereka serius. Restu dan Haira berdiri di sisi ranjang, tak berani bicara, hanya saling menggenggam tangan.“Kami akan periksa dulu. Mohon beri ruang,” ucap dokter singkat.Haira dan Restu mundur beberapa langkah. Mata mereka tak lepas dari tubuh Ibu Mia yang tampak tak bergerak sama sekali. Selang oksigen masih terpasang, tapi dada Ibu Mia tak lagi naik turun seperti tadi.Dokter memeriksa denyut nadi, pupil mata, dan tekanan darah. Perawat menyiapkan alat bantu, tapi semuanya terasa lambat, seolah waktu menahan napasnya sendiri.Haira menunduk, berdoa dalam hati. ‘Ya Allah, kalau masih ada umur, selamatkan Ibu. Tapi kalau sudah waktunya, beri kami kekuatan.’Restu berdiri kaku, matanya berkaca-kaca. Ia berdoa dengan suara nyaris tak terdengar. “Ya Allah, jangan ambil Ibu sekarang. Tapi kalau memang harus, jangan biarkan kami hancur.”Monitor jantung berbunyi satu kali panjang. Dokter menatap layar, lalu menunduk pelan.“Innalillahi wa in
Terakhir Diperbarui : 2025-08-26 Baca selengkapnya