Lahat ng Kabanata ng BALAS DENDAM TUAN ABRAHAM: Kabanata 21 - Kabanata 30
69 Kabanata
Chapter 21
Wanita itu mengetuk pintu sebelum masuk.Tokkk tookk..."Silakan masuk." terdengar suara dari dalam ruangan.Elina Burnett pun segera masuk ke dalam ruangan sales manager itu, dia berjalan dengan sopan dan tampak anggun seolah dia adalah wanita paling sopan di dunia ini."Maaf tuan manager, saya dari showroom sebelah ditugaskan oleh manajer kami untuk memberikan sedikit hadiah ini kepada pelanggan VIP Black Diamond Card itu." kata Elina Burnett memberitahukan niatnya.Sebagai seorang sales manager senior dia bahkan merasa tidak segan sama sekali dengan semua orang yang berada di tempat itu."Aku tidak memiliki maksud lain, hanya ingin memberikan hadiah jam tangan limited edition ini kepada beliau dan...." namun sebelum wanita itu dapat menyelesaikan kalimatnya, matanya melirik ke arah Dylan yang tampak duduk santai sambil menyeruput secangkir kopi.Srupppp ..."Dylan, kamu ngapain di sini?" bentak Elina melihat pria mantan teman SMA nya itu.Di matanya, Dylan hanyalah orang miskin dan
Magbasa pa
Chapter 22
Mendengar jawaban itu membuat hati Elina Burnett menjadi hancur.Wanita itu sadar bahwa dia telah melakukan hal yang begitu keterlaluan pada Dylan hingga membuat pria itu sulit untuk memaafkannya.Meskipun begitu wanita itu tidak menyerah dengan mudah.Setelah mendapat penolakan maaf, Tiba-tiba....Dukk...Duk...Elena Burnett segera bersujud dan membenturkan dahinya beberapa kali ke lantai hingga terdengar sedikit keras.Hanya dalam beberapa saat saja, tampak darah merembes keluar dari dahinya."Maafkan aku Tuan Dylan, tolong ampuni aku. Anggap saja ini sebagai permintaan maaf dari teman sekolahmu dulu." "Aku berjanji tidak akan melakukan hal seperti ini lagi." kata wanita itu memelas sambil terus membenturkan dahinya ke lantai.Suasana di tempat itu pun terlihat sekilas sedikit kejam seolah Dylan adalah pria yang antagonis namun dia hanya ingin memberi pelajaran kepada wanita itu agar tidak mengulangi lagi sikap buruknya di masa depan."Berhenti!" kata Dylan singkat membuat SPG El
Magbasa pa
Chapter 23
Dylan tampak penasaran dengan geng nomor satu yang paling ditakuti di kota Valley ini."Geng nomor 1 di kota ini adalah Geng Black Tiger, nyaris tidak ada yang berani macam-macam dengan mereka." jawab Azen.Namun Dylan tidak ingin memikirkan hal lain terlebih dulu."Aku akan mengatasi Geng Kapak Naga karena mencari masalah denganku." kata Dylan."Baiklah, namun aku akan menemanimu kemanapun kamu pergi." "Aku siap untuk bertarung bersamamu meskipun kemampuan bela diri ku tidak hebat sepertimu, Dylan." kata Azen dengan mantap."Tentu saja kamu boleh ikut tapi kamu di belakang." Dylan memperbolehkan.Mereka berdua segera bergegas membereskan rumah mess itu dari pecahan kaca jendela yang berantakan di lantai.Setelah semuanya selesai mereka pun beristirahat sebelum makan malam pada pukul 19.00 malam.Waktu menunjukkan pukul 20.30 dan mereka siap untuk berangkat ke gudang blok M kota Valley.Keduanya sepakat untuk menggunakan mobil milik Azen yang berwarna hitam sekaligus untuk berkamufla
Magbasa pa
Chapter 24
Suasana di ruangan itu kembali menjadi menegangkan ketika Dylan mencoba memprovokasi mereka.Meskipun begitu, pria paruh baya yang bernama Axe dragon itu malah tidak tampak marah sama sekali.Dia malah terbahak-bahak dengan keberanian pria muda di depannya itu."Hahahaha...""Kamu sungguh menarik anak muda.""Sudah sangat lama tidak ada orang yang berani sombong di depanku." ekspresi Axe Dragon tertawa tapi menyeramkan.Aura membunuh sangat terasa darinya."Aku adalah pria yang mendapat julukan sebagai Raja Senjata Kapak dari kota Valley.""Dengan kapakku ini, aku telah membunuh ratusan musuh dalam berbagai perang antar geng." kata Axe Dragon menunjukkan prestasinya dengan sedikit sombong.Memang benar bahwa seorang raja senjata pasti memiliki kemampuan bertempur jauh di atas manusia normal."Terus kenapa jika kamu adalah Raja Senjata Kapak?" tanya Dylan tetap dengan sikap cuek."Karena kamu telah mengalahkan putraku dan orang kepercayaanku maka berarti kamu telah menantang Geng Kapak
Magbasa pa
Chapter 25
Gerakan Axe Dragon semakin lama memang semakin cepat dan kuat, namun Dylan tetap berhasil menghindarinya dengan santai seolah serangan itu hanya seperti serangan anak-anak.Menyadari serangannya sia-sia membuat pria paruh baya itu berhenti menyerang beberapa saat kemudian."Bagaimana mungkin kamu bisa menghindari semua seranganku dengan mudah seperti itu anak muda?" "Di mana kamu mempelajari ilmu bela diri seperti itu?" tanya Axe sedikit penasaran.Dylan hanya sedikit tersenyum mendengar pertanyaan itu.Tidak mungkin dia mengatakan bahwa dia adalah pelatih dari perguruan beladiri tersembunyi Super Fast yang begitu disegani di negara Moonland ini."Aku hanya belajar otodidak." kata Dylan dengan santai."Sepertinya kamu memang memiliki rahasia, anak muda. Namun itu semua tidak akan berguna di hadapanku.""Selain itu aku tidak peduli lagi dari mana kamu belajar ilmu bela diri. Dengan beberapa teknik andalanku maka aku akan mematahkan beberapa tulang di tubuhmu dan menjadikanmu sebagai m
Magbasa pa
Chapter 26
Dylan hanya sedikit tersenyum dengan sikap tenangnya."Baiklah jika itu keinginanmu, aku tidak akan keberatan untuk menjatuhkanmu." kata Dylan dengan santai."Menarik, kita lihat apa kamu bisa mengalahkanku atau kamu memilih menghindari jurus andalanku ini.""Selama aku menguasai jurus ini, hanya ada satu orang yang bisa menghindarinya yaitu pimpinan gyeng Black Tiger." ucap Axe percaya diri.Dia memasang kuda-kuda sedikit jongkok dan memejamkan matanya sebentar.Pria paruh baya itu pun menarik nafas dalam sebanyak tiga kali dan menghembuskannya dengan pelan.Wajahnya sedikit menunduk dengan menatap tajam ke arah Dylan seolah sedang mengunci target.Aura membunuh terasa sangat kuat dari pria itu.Bahkan Jack dan Bane yang melihat posisi Axe Dragon seperti ini tampak tersenyum kegirangan."Ini adalah posisi ultimate jurus andalan pimpinan Axe. Dylan pasti akan mati dengan serangan ini." kata Jack dengan bangga."Tidak ada seorangpun yang bisa bertahan dengan serangan ini, bahkan jika p
Magbasa pa
Chapter 27
Axe Dragon hampir mengenal semua teknik beladiri yang ada di Negara Mondland ini namun entah kenapa dia merasa asing dengan teknik beladiri Dylan.Jika seperti itu maka hanya ada satu kesimpulannya bahwa pria itu berasal dari perguruan beladiri tersembunyi.Tatapan matanya sedikit ngeri ketika menyadari hal itu. Menurutnya seluruh Geng Kapak Naga ini pasti akan rata tanah jika pria itu menginginkannya.Axe Dragon menghentikan serangan bukan untuk menyelamatkan Dylan, tapi malah untuk menyelamatkan anak buahnya."Bantu aku untuk duduk." kata Axe Dragon.Dengan tertatih-tatih, pria itu dibantu Jack dan Bane untuk duduk di kursinya.Melihat kejadian ini membuat Bane terlihat bingung dengan sikap ayahnya."Kenapa kamu menghentikan kami menyerang pria itu?""Mungkin saja dia hebat dalam bela diri namun tidak mungkin pria itu dapat mengalahkan seluruh orang yang berada di tempat ini kan ayah?" tanya Bane ragu."Berilah kami perintah untuk maju maka kami akan membunuh pria kurang ajar itu da
Magbasa pa
Chapter 28
Perasaan deg-degan yang dialami Dylan ini telah muncul pertama kali sejak bertemu dengan Suzy di Mall Hera, namun pria itu pandai menyembunyikannya.Suzy Davidson adalah seorang wanita berusia 25 tahun. Kulit badannya yang putih bersih serta memiliki wajah cantik alami dan juga memiliki sopan santun membuat pria manapun akan jatuh cinta seketika jika menatap matanya.Dia tampak berbeda dengan wanita kota kebanyakan.Dengan kombinasi pakaian berwarna hijau membuatnya tampak seperti bidadari yang turun dari kahyangan."Oh iya, terima kasih." jawab Dylan dengan gelagapan.Dia tidak menyangka akan dibuatkan kopi padahal tidak meminta. Pria itu bahkan tidak tahu apakah ini adalah inisiatif Suzy sendiri atau suruhan dari ayahnya."Taruh saja di meja sini." tambah dilan.Setelah menaruh kopi di meja Dylan, Suzy pun duduk di kursi sekretaris yang juga berada di ruangan itu.Bagaimanapun juga, wanita itu merasa harus bersikap profesional karena dia adalah asistennya.Suzy menyadari bahwa seben
Magbasa pa
Chapter 29
Suasana di halaman perusahaan Sunrise itu tiba-tiba berubah menjadi menegangkan.Tuan Davidson bahkan tidak percaya bahwa Tuan Axe akan mematahkan tangan mereka semua jika tidak mendapatkan kata maaf darinya.Bahkan cerita dalam novel horor saja tidak seseram ini."Baiklah, kami telah memaafkanmu." kata Tuan Davidson meredakan suasana."Terima kasih atas kebaikan hati kalian." jawab Axe dengan wajah lega.Segera setelah itu, Axe Dragon baru mulai berani bangkit dari sikap berlututnya."Sebenarnya apa yang terjadi denganmu Tuan Axe?""Kenapa kamu berubah 180 derajat hingga seperti ini?" tanya Tuan Davidson penasaran.Axe pun melirik Dylan sebelum menjawab dengan sedikit menundukkan kepalanya.Terlihat sedikit ketakutan di wajah pria paruh baya itu.Biasanya di manapun di Kota Valley ini, dia selalu mendongakkan kepalanya bersikap penuh kuasa namun setelah ditaklukan oleh Dylan tadi malam membuat pria itu bersikap sangat hormat."Hal itu karena kami sekarang punya pemilik baru.""Dia ad
Magbasa pa
Chapter 30
Dylan yang tidak siap hanya bisa melepaskan kaos oblong itu dari tangannya.Dia menatap pemuda angkuh itu dengan tatapan tajam seolah tidak percaya kebersamaan pertama dengan Suzy akan diganggu oleh pemuda tengil ini."Apa maksudmu dengan hal ini?""Bukankah kamu sudah lihat bahwa aku telah memilihnya duluan?" tanya Dylan masuk akal.Namun pemuda angkuh itu hanya tersenyum sombong."Apa kamu tidak tahu aku?""Aku adalah Danilo Fernando, putra dari Tuan Fernando, penguasa Pasar Rakyat kota Valley ini." "Ayahku adalah premannya tempat ini.""Jika aku berkata bahwa ini milikku maka tidak ada orang lain yang bisa memilikinya." tambah pemuda itu dengan angkuh.Dylan merasa tidak enak hati dengan Suzy karena saat kencan pertamanya malah mendapat insiden seperti ini."Memangnya kenapa jika kamu putranya Fernando?" "Lebih baik kamu segera mengembalikan kaos itu, jika tidak maka kamu hanya akan menyesal." kata Dylan dengan tenang seolah tidak ingin membuat keributan.Dylan ingin memberikan t
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status