Share

TERJEBAK CINTA BOS KEJAM
TERJEBAK CINTA BOS KEJAM
Author: Ivan Witami

Bab 1 Dilabrak

“Ya, Sarah.”

“Mas di mana? Ini sudah jam berapa belum sampai rumah, katanya hari ini pulang?” cerocos Sarah, istri Adipati.

“Aku masih ada rapat! Besok mungkin aku pulang ke Surabaya.”

"Awas saja kalau di Jakarta kamu selingkuh ya! Tak pites gendakanmu!” ancam Sarah.

Adipati tersenyum ke arah Nesya, karena Nesya berjalan menghampirinya sambil membawa potongan kue ulang tahunnya.“ Ora, wis yo, aku isih sibuk!” Adipati pun memutuskan sambungan ponselnya begitu saja lalu secepat mungkin ia mengantongi ponselnya.

“Siapa, Mas. Rekan kerja?” tanya Nesya.

"Iya.” Adipati kemudian memeluk Nesya.

Adipati tidak tahu jika beberapa bulan ini sang istri sudah curiga dan terus memantau suaminya. Benar saja Adipati kedapatan selingkuh dengan Nesya bawahnya di kantor.

Saat sedang asyik suap-suapan, ada seseorang yang menekan tombol bell apartemennya dengan begitu tidak sabar. Nesya mengerutkan dahinya siapa gerangan tamu yang datang, sebab ia tidak mengundang siapapun di ulang tahunnya.

"Ya, sebentar!” Nesya berjalan ke arah pintu lalu membukanya.

Nesya terkejut saat tahu siapa yang datang yaitu pemilik perusahaan tempat ia bekerja dan bersama wanita muda yang usianya jauh dibawahnya yaitu sekitar 20-an tahun. Pria tersebut adalah Gunawan Seno dan putrinya, Sarah.

“Maaf, Tuan. Ada perlu apa datang ke apartemen saya?” tanya Nesya ramah.

“Kau yang namanya Nesya Cantika?” tanya Sarah sambil melihat Nesya dari atas sampai bawah.

“Iya benar, Maaf, Nona cari siapa ya?”

"Siapa, Sayang?” seru Adipati yang tidak tahu jika sang istri datang.

Tanpa kata Sarah menjambak rambut Nesya dan membawanya masuk kedalam apartemen sambil berjalan ke arah Adipati. Nesya berteriak kesakitan dan mengikuti langkah Sarah masuk ke dalam apartemennya. Sedangkan Adipati terkejut melihat kedatangan sang istri.

Sementara Gunawan menutup pintunya karena tidak ingin orang lain mendengar putrinya memberi pelajaran pada Nesya. Ia santai berdiri di daun pintu sambil merokok sambil melihat Sarah menghajar habis-habisan Nesya.

"Dasar pelakor tidak tahu diri!” teriak Sarah. Sarah dengan brutal mengamuk, menampar dan menjambak rambut Nesya. Adipati syok saat melihat istrinya yang begitu brutal menghajar kekasihnya.

Sementara Gunawan, sang papa. Menghampiri Adipati dan langsung menamparnya dengan penuh amarah.

"Kau ku tempatkan di perusahaan cabang disini, tapi kau beraninya mengkhianati putriku!” sekali lagi Gunawan menampar Adipati sampai tersungkur, walau begitu dengan cepat ia menolong Nesya dari kebrutalan istrinya.

"Cukup Sarah, dia bisa mati!” Adipati menarik Sarah kemudian menolong Nesya dan memeluknya.

Nesya ketakutan dan terdiam, ia begitu syok dengan serangan yang begitu tiba-tiba.

"Oh...! Mas lebih memilihnya. Aku tidak akan biarkan itu!” Sarah kemudian menarik Adipati dengan sisa kekuatannya lalu menghempasnya begitu saja sampai suaminya tersungkur.

"Sini kau perempuan murahan!” Sarah kembali menjambak Nesya.

"Lepaskan! Salah saya apa?” mohon Nesya.

"Perempuan murahan. Kau tahu Adipati itu suamiku. Aku menikah dengannya sudah 3 tahun.” Sarah terengah-engah melihat tajam Nesya.

"Apa?” Nesya sontak melihat ke arah Adipati, pria yang dua tahun ini menjalin kasih dengannya.

Nesya menghampiri lalu mendorong Adipati dan melihatnya penuh arti. Hati Nesya begitu sakit selama ini telah dibohongi pria yang sangat ia cintai.

Nesya menampar Adipati.“ Jadi kamu berbohong padaku selama ini? Katakan, Mas!” teriak Nesya.

Adipati terdiam dan hanya bisa memandangi Nesya seolah membenarkan semuanya."Maafkan aku.” Adipati mencoba mengusap air mata Nesya. Namun, Nesya menepisnya.

Sarah kemudian menghampiri keduanya, ia begitu muak dengan drama air mata Nesya. Sarah yang masih dikuasai amarah pun kemudian menarik suaminya keluar dari apartemen Nesya.

Sebelum sampai di pintu keluar, Sarah melihat sang papa yang sedari tadi berdiri sambil merokok melihat sinis Nesya. "Urus sisanya, Pa. Beri pelajaran pada perempuan murahan itu. Kalau perlu buat dirinya hancur. Sehancur-hancurnya.”

Gunawan hanya mengebulkan asap rokoknya lalu membiarkan Sarah keluar sambil menarik suaminya, Gunawan pun menutup pintu apartemennya dengan menggunakan kakinya kemudian mengunci pintu apartemennya. Setelah itu menghampiri Nesya dengan tatapan seolah ingin memangsa.

Pria dewasa berstatus duda berusia 43 tahun itu berdiri dihadapan Nesya, lalu mensejajarkan tingginya dengan gadis yang saat ini meringkuk memeluk lututnya dan masih menangis. Gunawan menghembuskan asap ke arah Nesya membuat Nesya terbentuk-batuk.

Gunawan meraih dagu Nesya “Nesya Cantika, kau ingin bermain-main dengan menantuku? Jangan-jangan kau sudah bermain dengannya.” Tatapan Gunawan sudah dipenuhi hasrat.

"Apa maksud, Tuan?” Nesya mundur dengan sisa tenaganya.

Gunawan tertawa lalu bangkit membelakangi Nesya kemudian menghisap rokoknya lagi. Gunawan melepas dasi dan kancing kemejanya satu persatu lalu membalikkan tubuhnya.

"Ayolah, tidak usah munafik. Kau pasti puas denganku daripada dengan suami Putriku.” Gunawan tersenyum miring.

Nesya bangkit dan menjauh dari Gunawan. Gunawan menyeringai dan terus mengikuti Nesya yang menghindari dirinya sampai ia terduduk di sofa.

"Apa yang Anda inginkan, Tuan!” Nesya berusaha menjauh. Namun sayang, Gunawan berhasil meraih lengannya dan merobek paksa dress Nesya bagian depan.

"Jangan melawan!” Gunawan menampar Nesya dengan tega sampai sudut bibir gadis 27 tahun itu berdarah. Namun, Nesya hanya bisa berteriak meminta tolong tetapi sekuat apapun ia berteriak tidak akan ada yang mendengar.

Pria bertubuh tegap itu pun mulai melancarkan aksinya menggagahi gadis cantik yang tidak tahu apa-apa tentang kekasihnya yang sudah mempunyai istri dan rupanya istrinya adalah Putri dari bos tempat ia bekerja.

Gunawan melepas paksa semua yang melekat di tubuh Nesya. Namun, sebelum itu ia mengikat tangan Nesya dengan dasinya sehingga mudah baginya untuk menodai gadis malang tersebut.

"Tuan, saya minta maaf. Saya benar-benar tidak tahu kalau mas Adipati mempunyai istri. Sungguh, Tuan! Jangan lakukan ini pada saya,” mohon Nesya berlinang air mata.

Gunawan membekap mulut Nesya dengan tangan besarnya, ia tidak peduli dan terus melancarkan aksinya. Ia mengira gadis dibawah Kungkungan saat ini sudah menyerahkan semuanya pada Adipati, mana mungkin ia masih suci.

"Tuan, jangan!” lirih Nesya dalam bekapan tangan teriak Gunawan dan Gunawan sukses merenggut kesuciannya dengan paksa.

Air mata Nesya semakin meleleh dan ia berusaha menyingkirkan tubuh Gunawan dari atas tubuhnya. Namun, apa daya tenaganya kalah dari Gunawan. Akhirnya ia pun pasrah kehilangan mahkotanya.

Gunawan sejenak melihat wajah pasrah Nesya ia menyeringai lalu melanjutkan perbuatannya. Gunawan baru sadar saat melihat bagian inti Nesya yang berdarah dan darah itu juga menempel dimiliknya.

"Kau masih perawan? Oh … Shit!” Gunawan tanpa merasa bersalah terus bermain tanpa melihat Nesya kesakitan, hatinya sudah dipenuhi hasrat yang tidak terbendung dan disertai amarah pada Nesya. Karena gadis dibawanya itu sudah berani menjalin hubungan terlarang dengan menantunya.

Nesya hanya diam, tenaganya seolah sudah habis untuk memberontak. Mahkota yang selama ini ia jaga dan ingin ia serahkan untuk suaminya kelak, sirna sudah.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
irma_nur_kumala
seruuu..lanjut kak
goodnovel comment avatar
Safiiaa
next Thor ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status