All Chapters of Ranjang Perselingkuhan: Terjerat Pesona Ipar Menawan: Chapter 11 - Chapter 20
168 Chapters
Bab 11 Kebohongan
"Berani-beraninya Sean melakukan itu di dalam ruangan kantornya!" Dave mengeram kesal melihat apa yang dilakukan adiknya bersama dengan wanita yang sangat dikenalnya. Tidak heran jika Dave mengenal Raisa. Sejak wanita itu berpacaran dengan Sean, hampir setiap wanita tersebut berada di rumah keluarga Mayer. Bahkan semua anggota keluarga mereka sangat mengenalnya.Beberapa detik kemudian, Dave tersenyum licik. Pandangan matanya tidak lepas dari layar laptopnya. "Tidak ku sangka, seorang Sean bisa melakukan ini dengan wanita yang bukan istrinya," ucapnya disertai seringainya.Tiba-tiba dia dikagetkan dengan suara dering ponselnya. Diambilnya ponsel itu, dan segera diangkatnya, setelah melihat nama si penelepon ya g tertera pada layar ponselnya."Halo."'Dave, apa kamu berada di kantor bersama dengan Sean dan istrinya?' tanya seorang wanita dari seberang sana."Iya, Ma. Kemungkinan besar kita akan tidur di kantor."'Kenapa kalian harus menghabiskan hidup kalian sepanjang hari di kanto
Read more
Bab 12 Bahasa Tubuh
"Apa kamu akan kembali dengannya?" tanya Dave dengan tatapan menyelidik pada adiknya.Sean menatap dingin manik mata kakak kandungnya. Dia merasa sedang dihakimi saat ini."Aku tidak mengerti maksudmu, Dave. Lebih baik kamu kembali saja ke ruangan mu.""Kamu mengusirku, Sean?" tanya Dave sambil menyeringai.Sean menghela nafasnya. Dia mengalihkan perhatiannya pada pekerjaannya, dan berkata,"Tidak mungkin seorang , Mayer bisa bersantai tanpa mengerjakan apa pun.""Aku memang sibuk, tapi aku menyempatkan diri untuk memperingatkan adikku tercinta agar tidak menyesal jika kehilangan wanita baik yang selama ini berada di dekatnya."Setelah mengatakan hal itu, Dave dengan segera beranjak keluar ruangan tersebut, meninggalkan adiknya yang masih tercengang mendengar ucapannya.Sean menatap punggung kakaknya dengan penuh tanya, seraya berkata lirih,"Apa dia tahu kedatangan Raisa di ruanganku?" ******************Di tempat lain, seorang wanita cantik berdiri di depan jend
Read more
Bab 13 Hotel
'Sayang, cepat transfer uang sejumlah yang aku minta tadi,' rengek Raisa melalui telepon."Kenapa jumlahnya begitu besar, Sayang?" tanya Sean mengingat nominal angka pada pesan yang dikirimkan Raisa padanya.'Kamu perhitungan sama aku?' tanya Raisa yang terdengar sedang kesal padanya."Bukan begitu, Sayang. Hanya saja--"'Pelit sekali kamu. Baru juga segitu, tapi kamu sudah mengeluh. Bagaimana jika kita menikah? Pasti kamu akan melarang ku untuk membeli ini dan itu.'Mendengar keluhan kekesalan Raisa, membuat Sean teringat akan Celine. Istri sahnya itu, tidak pernah sama sekali meminta uang dengan jumlah sebesar yang diminta Raisa padanya. Dia hanya menerima uang yang diberikan oleh Sean, tanpa mengeluh kurang atau pun meminta lebih.'Sayang! Cepat transfer! Apa aku harus ke kantormu untuk mengambil uangnya?' rengek Raisa dari seberang sana."Baiklah, akan aku transfer sekarang," ucap Sean diiringi dengan helaan nafasnya.Tanpa mendengarkan perkataan dari sang mantan, Sean segera meng
Read more
Bab 14 Saling Menyalahkan
"Tidak," ucap Sean dengan tegas.Dave menoleh ke arah adiknya. Dia menyeringai, dan berkata,"Kenapa? Apa ada yang membuatmu tidak rela meninggalkan kota ini?" "Tutup mulutmu, Dave!" sentak Sean seraya menatap tajam pada sang kakak."Jaga sikap kalian!" seru Antonio dengan tegas, dan memperlihatkan wajah garangnya, sehingga tidak ada yang berani mengatakan apa pun saat ini."Kita makan dulu. Nanti kita akan membahasnya kembali di ruang keluarga," tutur Anna seraya menggerakkan sendok dan garpunya.Semua orang yang berada di meja makan tersebut pun mengikuti Anna. Mereka mulai menggerakkan peralatan makannya, dan menyantap makanan yang ada di piring masing-masing.Di dalam sebuah ruangan dengan interior mewah, mereka semua berkumpul untuk membahas acara liburan yang direncanakan oleh sang mama. Di hadapan mereka terhidang kopi, teh, beserta makanan ringan."Sean banyak kerjaan, dan tidak bisa meninggalkan pekerjaan begitu saja," tukas Sean menolak ajakan mamanya untuk berlibur."Sean,
Read more
Bab 15 Mantan Pacar
Seketika Sean terhenyak mendengar pertanyaan dari sang istri. Dia menangkap tatapan kemarahan dari mata istrinya. Tanpa sadar kakinya melangkah menghampiri sang istri yang sedang duduk di ranjang. Sean pun duduk bersimpuh di hadapannya, seraya berkata,"Sayang, aku tidak ada hubungan apa pun dengannya. Percayalah padaku. Malam itu aku mencari mu, tapi aku tidak menemukanmu. Aku memang tidak pulang ke rumah, karena aku sibuk mencari mu.""Bukannya kalian sedang bersama malam itu, sehingga kamu tidak pulang ke rumah?" tanya Celine sambil menyeringai."Tidak. Aku tidak bersamanya. Aku mencari mu ke sana kemari, tapi tidak menemukanmu," jawab Sean, berusaha membela diri.Celine kembali menyeringai, seolah sedang mengoloknya. Dia menatap intens manik mata suaminya, dan berkata,"Lalu, kenapa kamu tidak pulang ke rumah untuk mencariku? Aku yakin kalian berdua menghabiskan malam yang indah bersama."Gugup. Sean berusaha keras menutupi kegugupannya. Sayangnya, dia tidak bisa menyembunyikan se
Read more
Bab 16 Serakah
"Kelihatannya kalian sangat dekat," ucap Sean bak ucapan selamat datang, ketika istrinya masuk ke dalam kamar.Dahi Celine mengernyit mendengar ucapan yang bermakna sindiran dari suaminya. Dia menatap sang suami, dan berkata,"Apa maksudmu?""Kamu dan Dave. Sejak kapan kalian sedekat itu?" tanya Sean dengan tatapan menyelidik."Kenapa? Apa kedekatan kami mengganggumu?" tanya Celine sambil menyeringai."Jangan-jangan kalian ada main di belakangku," ucap Sean tanpa sadar.Celine membelalakkan matanya mendengar ucapan suaminya. Dia berusaha menyembunyikan wajah kagetnya, hingga perlahan menghilang. Wanita cantik itu menyeringai, dan berkata,"Tidak usah menyelamatkan diri dengan membalikkan tuduhan pada orang lain."Seketika Sean teringat akan tanda merah yang ada pada kedua aset berharga di dada istrinya. Pikirannya tertuju pada Dave, kakak kandungnya."Jangan-jangan tanda merah yang ada di tubuhmu malam itu adalah milik--""Jangan mengada-ada, Sean! Kamulah yang selingkuh dengan Raisa,
Read more
Bab 17 Puber Kedua
Ketukan pintu kamar mandi mengagetkan Celine yang masih berada di dalamnya. Bahkan ketukan pintu tersebut terdengar semakin keras disertai dengan seruan dari Sean yang memanggil-manggil namanya."Sayang! Buka pintunya!"Celine tidak menyahuti seruan suaminya. Dia hanya menatap nanar pada pintu kamar mandi tersebut, yang mengeluarkan bunyi ketukan semakin keras.Wanita yang masih basah kuyup itu seolah ketakutan mendengar suara suaminya. Rasa percaya diri yang baru saja dibangunnya, mendadak musnah ketika mendengar suara sang suami seolah sedang memburunya."Tidak. Aku tidak boleh lemah. Aku harus bisa melawannya. Aku harus melindungi diriku sendiri," gumam Celine untuk meyakinkan kembali dirinya."Sayang! Cepat buka pintunya! Aku ingin masuk sekarang juga!" seru Sean diiringi dengan ketukan pintu yang semakin keras.Saat itu juga Celine meraih bathrobe, dan memakainya. Hanya berselang beberapa detik saja, pintu kamar mandi itu pun terbuka. Sean tersenyum nakal melihat sang istri berd
Read more
Bab 18 Sang Penakluk
"Hai, Sayang. Kenapa baru datang? Aku sudah lama sekali menunggumu," sapa seorang wanita cantik yang berpakaian minim, sedang duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya.Wanita yang memakai dress berwarna merah itu, tersenyum manis pada Sean. Gestur tubuhnya mengundang sang pria untuk menyentuhnya.Sean masih terdiam berdiri di tempatnya. Dia memikirkan cara dan alasan yang tepat agar Raisa tidak muncul begitu saja menemuinya. Dia memang masih menginginkan mantan pacarnya itu, tapi dia juga tidak mau melepaskan istrinya.Melihat reaksi Sean yang tidak meresponnya, wanita cantik tersebut beranjak dari duduknya, dan berjalan berlenggak-lenggok menghampiri sang kekasih."Ada apa, Sayang? Apa ada masalah?" tanya Raisa dengan suara manjanya, dan jari lentiknya menggambar pola abstrak pada dada kekasihnya.Tidak bisa dipungkirinya. Sean benar-benar terperdaya oleh wanita yang ada di hadapannya. Gelenyar aneh yang dirasakan olehnya, tanpa sadar membuat bibirnya tersenyum manis pada sang wanit
Read more
Bab 19 Dia Milikku
Dave menyeringai, dan menepuk pundak sang adik, seraya berkata,"Kamu akan tahu nanti."Setelah mengatakan hal itu, Dave meninggalkan adiknya yang masih berdiri mematung di tempatnya. "Sial! Apa maksudnya?" umpat Sean penuh kekesalan.Di dalam ruang rapat, semua orang menatap pada Dave yang baru saja masuk ruangan tersebut. Pandangan mata mereka seolah bertanya padanya."Di mana Sean, Dave? Bukankah barusan kamu keluar untuk menjemputnya?" tanya Antonio dengan tatapan menyelidik pada putra pertamanya."Dia ada di luar, Pa. Sebentar lagi pasti dia akan sampai," jawab Dave setelah duduk di kursinya.Antonio mengalihkan pandangannya pada sosok pria yang sudah duduk di belakang kursi Sean. Dengan suara tegasnya, dia pun berkata,"Cepat bawa Sean masuk. Jangan biarkan semua orang menunggu lebih lama lagi."Randy, sekretaris Sean yang terlebih dahulu datang ke tempat tersebut, segera beranjak dari duduknya, dan keluar dari ruangan tersebut untuk memanggil bosnya.'Aku sangat membenci wanit
Read more
Bab 20 Harta, Tahta, Wanita
"A-apa?" tanya Sean terbata-bata."Jika pekerjaanmu tetap seperti itu, Papa yakin kamu tidak akan bisa mengalahkan Dave," tutur Antonio seraya tersenyum, seolah meremehkan putra keduanya.Seketika kedua tangan Sean mengepal mendengar nama Dave yang lebih diunggulkan sang papa dibandingkan dirinya."Lalu, kenapa Papa tidak mengangkat ku menjadi CEO perusahaan MY? Kenapa Papa hanya mengatakan jika aku masih menjadi kandidat, sama seperti rapat direksi yang sebelumnya?" tanya Sean dengan tatapan menyelidik pada papanya."Tingkatkan kinerjamu, sehingga Papa tidak ragu memilihmu untuk menjadi CEO di perusahaan MY," jawab sang papa dengan sangat tegas."Ditingkatkan bagaimana lagi, Pa? Semua proyek yang Sean kerjakan selalu berhasil, dan juga--""Turuti kemauan mamamu. Kita berlibur sesuai rencananya, dan jangan membantah!" Perintah Antonio membuat Sean menghela nafasnya. Dia terduduk lemas pada kursi yang ada di depan meja papanya. "Jadi, hanya karena ini Papa menunda pengangkatan ku seb
Read more
PREV
123456
...
17
DMCA.com Protection Status