“Kamu kenapa? Sakit, ya?” Rivano menatap wajah istrinya, kaget melihat betapa pucat bibir dan kulitnya. Ia menyentuh keningnya — terasa hangat. “Kamu demam, sayang,” ujarnya panik. Ia segera memapah Helena ke tempat tidur.“Sudah makan belum?” Helena hanya menggeleng pelan, lalu memiringkan tubuh, memeluk guling erat-erat.“Kenapa belum makan? Dari kemarin kamu ke mana aja, hah? Aku telepon berkali-kali nggak diangkat,” suara Rivano meninggi, setengah cemas, setengah marah.“Riv, aku sakit… kepalaku sakit banget, dan aku mual. Boleh aku diam aja, aku ingin istirahat, Kepala ku pusing sekali…” ucap Helena memohon dengan suara bergetar. Air mata mengalir di sudut matanya.Ia sendiri tak tahu — apakah ini efek obat perangsang dan obat bius yang dicampurkan Baskara, atau tubuhnya yang kelelahan.“Aku panggil dokter, ya,” kata Rivano khawatir.“Jangan!” Helena spontan menolak, panik. Ia takut jika dokter menemukan sisa obat dalam tubuhnya. Jika Rivano tahu… Baskara bisa mati di tangannya
Last Updated : 2025-10-31 Read more