"Tuan akan pulang sore ini."Helena menatap layar ponselnya lama sekali. Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya bergetar—seolah kalimat singkat itu bisa menghangatkan seluruh kesepian yang ia rasakan.Sudah satu bulan berlalu sejak ia menginjakkan kaki di Manhattan. Satu bulan... tinggal di apartemen yang luas, megah, dan penuh kaca, tapi terasa hampa.Hari-harinya berlalu dengan rutinitas sederhana: bangun seorang diri, sarapan seadanya dengan sisa roti panggang dan susu kotak, lalu menatap keluar jendela tinggi yang menampilkan kerlip lampu kota New York di malam hari. Semua tampak indah, namun keindahan itu terasa jauh, asing, dan dingin.Seminggu sudah Rivano tak pulang. Katanya ada urusan bisnis di luar kota. Tak ada kabar pasti, hanya pesan singkat dari pengawal pribadinya, Bayu, yang selalu menempel layaknya bayangan."Akhirnya dia... pulang," gumam Helena pelan, bibirnya melengkung tipis.Tanpa sadar, ia berlari kecil menuju kamar mandi. Air dingin musim semi menyambutnya begit
Terakhir Diperbarui : 2025-09-15 Baca selengkapnya