All Chapters of Istri Kecilku, Ternyata Pewaris Milyarder : Chapter 41 - Chapter 50
53 Chapters
|Bab 41
"Kamu mandi dulu, aku akan menaruhnya di atas meja di kamarmu, terserah kamu ingin menggunakannya atau tidak!" Dimas Anggara tidak memaksanya lagi, karena wanita ini memiliki mobilnya sendiri, tidak seperti dia.Naya mendengus dingin dan memasuki kamar mandi."Kamu lupa mengunci pintu!" Dimas Anggara menghela napas dan mengingatkan.Meskipun dia tahu bahwa Naya tidak mengunci pintu di kamar mandi, dia juga tidak akan mengambil inisiatif untuk membukanya. Akan tetapi, dia takut jika suatu hari seorang teman datang dan membuka pintu tanpa mengetahui ada orang di dalamnya, betapa memalukannya hal itu!"Aku tahu, kamu adalah seorang pria, tapi kenapa kamu begitu bertele-tele?" Naya memaki dengan dingin.Hanya saja setelah memarahi pria ini, dia merasa hatinya tidak bisa tenang untuk waktu yang lama. Dia harus mengakui bahwa kehidupan setelah menikah benar-benar berbeda dari sebelumnya, butuh waktu untuk membiasakan diri dengan gangguan tiba-tiba dari orang luar lain ke dunianya.Hari beri
Read more
Bab 42
"Tidak sampai setahun pria itu pasti akan ditendang oleh kakakku atau dia yang akan pergi sendiri karena tidak tahan! Masih ada tiga bulan sebelum perayaan Imlek, jika dia bisa bertahan sampai hari itu dan pulang ke keluarga Alfandy untuk merayakan hari paskal, maka aku kalah!" Dia berkata dengan penuh keyakinan.Bagaimana mungkin ada pria yang dapat menaklukkan wanita yang tidak suka dengan pria seperti kakak dalam tiga bulan? Terlebih lagi dia tahu jelas, kakaknya menikah hanya untuk sebuah perlawanan, pernikahannya tidak akan berhasil, apalagi sampai memiliki anak. Nantinya setelah kakek sudah kehilangan kesabaran, dia akan mendorong kakak kedua untuk menikah dan kakak tertua akan bebas.Priska justru tertawa. “Apa yang bisa dipertaruhkan dengan kakakmu itu? Dia hanya seorang wanita karier!”“A-apa?!” Maria masih tetap bersemangat dan melanjutkan. "Kalau aku menang, aku tidak akan menikah seumur hidup ini, jika aku kalah, aku akan menikah dan melahirkan anak laki-laki untuk Keluar
Read more
Bab 43
“Sial!”Saat ini Dimas Anggara duduk di rumah, dia hanya bisa menghela napas saat mendengar suara panggilan terputus. Hari ini dia ingin menemani ibunya pergi ke rumah sakit untuk berobat, setidaknya membutuhkan uang cukup banyak, sayangnya semua uangnya dia pinjamkan pada Riswan, sekarang dia benar-benar tidak ada uang lagi.Ding!Detik berikutnya, ponselnya menerima pemberitahuan transfer masuk senilai 50 juta.Naya juga meninggalkan pesan, [Tuan Dimas, jika uangmu tidak cukup minta saja, tolong jangan mencintai harga dirimu sendiri padaku!]Sebenarnya Naya bersedia memberikan semua ini padanya, Dimas Anggara tidak hanya membutuhkan uang untuk merawat keluarganya. Namun dia telah membantu membereskan proyek gudang strategis, jadi memberinya ratusan juta juga tidak berlebihan.Dimas Anggara justru merasa harga dirinya terluka, dja menggertakan giginya dan membalas. "Terima kasih, Nona Naya, aku pasti akan mengembalikan uang ini!"Melihat pesan balasannya, Naya merasa tidak nyaman. Pa
Read more
Bab 44
Dimas Anggara menghela napas, bukannya dia tidak ingin memberikannya, namun dia benar-benar tidak memiliki uang, kalau dia memberikan barang yang terlalu murah, dia takut dihina oleh wanita dingin itu. Dewi masih ingin mengatakan sesuatu, namun karena emosi sesaat dia memegang ginjalnya lagi dan kesakitan sampai berkeringat."Sopir, cepat! Tolong cepat sedikit!" Dimas Anggara berusaha mendesak, di saat yang bersamaan dia menghilangkan rasa sakit ibunya dengan menekan beberapa titik akupunturnya. 10 menit kemudian, akhirnya mereka sampai ke rumah sakit, Dimas Anggara langsung menggendong ibunya, berlari menuju ke bagian rawat inap penyakit dalam.Adegan ini, mengundang perhatian banyak orang di depan pintu rumah sakit. Naya kebetulan melihat kursi belakang Bentley di depan pintu, kemudian bergumam. ‘Mungkinkah …. wanita yang digendongnya adalah ibu mertua?'‘Kenapa dia? Kelihatannya lebih parah dari dugaanku?’"Bu Naya, sudah sampai rumah sakit!" Priska buru-buru turun dari kursi penu
Read more
Bab 45
"Haha, kamar ini sudah dipesan oleh Tuan Alvian Sinaga, kalian jangan buat keributan, cepat pergi!""Iya! Kalau kalian mengganggu Tuan Alvian beristirahat kalian tidak akan bisa menanggung akibatnya!"Mendengar itu, Dimas Anggara semakin marah, dia langsung menerobos masuk ke bangsal, saat melihat catatan medis pria itu, dia menjadi semakin marah.Pria paruh baya yang bernama Alvian Sinaga itu, dia hanya prostatitis biasa, cukup minum obat dan sama sekali tidak perlu dirawat di rumah sakit! Benar-benar tidak masuk akal untuk merebut bangsal ibunya."Hei, siapa kamu? Apa yang ingin kamu lakukan?" dengus Alvian melihat Dimas Anggara dan langsung berteriak.Dimas Anggara menahan amarahnya dan bertanya dengan sungkan. "Tuan Alvi, kamu tidak perlu menginap di rumah sakit, kemudian bangsal ini telah diberikan pada ibuku, apakah kamu boleh mengembalikannya? Terima kasih!"Mendengar ucapan itu, Alvian terdiam, kemudian tertawa dengan keras. "Konyol, siapa kamu? Kenapa aku harus mengalah untuk
Read more
Bab 46
"Baiklah!" Alvin yang tadinya sangat angkuh, langsung meninggalkan bangsal tanpa mengganti bajunya dan meminta orang untuk mengambil barangnya.Dia tidak berani mengganggu Nona besar keluarga Alfandy.Di sisi lain, Dimas Anggara membawa ibunya ke resepsionis untuk memeriksa keadaan bangsal, tiba-tiba seorang perawat menghubunginya melalui. "Tuan Dimas, di departemen penyakit dalam sudah ada bangsal yang kosong, kami telah mengaturnya untukmu!"Saat Mendengar itu, Dimas Anggara merasa sangat bingung, tapi langsung berterima kasih dah membawa ibunya kembali. Setelah perawat membawa mereka ke bangsal, mereka terkejut saat tahu bahwa itu adalah ruangan yang sama tadi, dan pria yang sombong itu telah menghilang."Apa yang terjadi? Siapa yang membantuku?" tanya Dimas Anggara dengan penasaran.Jika bukan karena bantuan seseorang, hal seperti ini pasti tidak akan terjadi, karena tadi Alvin berkata dia tidak mau memberikannya, namun dalam sekejap mata dia memberikannya.Perawat menggelengkan k
Read more
Bab 47
Di malam hari, mendekati jam sepuluh.Naya sedang duduk di sofa di aula, minum susu, mengenakan masker wajah, dan dengan santai melihat status WhatsApp. Setiap malam sebelum tidur, dia pasti meluangkan waktu untuk melakukan ini, bukan untuk bersantai dan hiburan, tapi untuk melihat beberapa berita, mungkin ada informasi bisnis atau sejenisnya. Namun, dia tidak sengaja melihat status Herlina.Keduanya adalah putri kesayangan dari keluarga bisnis, teman bisnis, dan juga pesaing. Malam ini, Herlina benar-benar makan malam dengan seorang pria, dari uraiannya, sepertinya pria itu mentraktirnya makan bersama, dia sengaja pamer.Naya tersenyum. “Sepertinya bukan diam-diam menikah, ternyata Nona Herlina yang melajang lama akhirnya punya pacar juga?”Cit! Cit!Saat ini, pintu rumah terbuka dan Dimas Anggara pulang.Naya meliriknya, awalnya tidak berniat untuk memperhatikannya, tapi tiba-tiba menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh, jadi dia dengan cepat melihatnya lagi. Setelah itu, dia benar-be
Read more
Bab 48
"Haha, seorang sampah, ingin bergabung dengan Semesta Abadi? Mimpi!”Ternyata itu adalah adik Citra, Riza.Meskipun terlihat seperti bajingan, tapi bagaimanapun juga, dia lulusan sarjana, jadi ia ingin mencoba peruntungannya di Semesta Abadi. Jika dia diterima, dia dan kakaknya bisa bekerja sama dengan baik. Kata-kata dari Riza menarik beberapa pria dan wanita muda di dekatnya."Hehe, lulusan SMA masih mau ikut melamar juga?""Jangan menertawakan orang lain, dia itu tentara!""Lamar saja bagian satpam! Jangan buang waktu semua orang di sini!"Setelah mendengar ejekannya ini, Dimas Anggara tetap tenang, tapi ada kegemparan di hatinya. Sebenarnya, bukan karena dia tidak belajar dengan baik saat itu. Tapi dia lebih memilih mengabdi sebagai tentara untuk menjaga perbatasan, membela keluarga dan membela negara selalu dilakukan oleh pria-pria dari keluarga Anggara. Ayahnya juga mengorbankan hidupnya untuk negara dan mati muda.Saat itu, jika dia tidak melakukan kesalahan di perbatasan utara
Read more
Bab 49
"Dimas, jujur, apa kamu pernah selingkuh?""Hah?” Dimas Anggara menatap Maria yang mengangkat tangannya dan bertanya pada dirinya sendiri, sudah mulutnya pun bergetar. ‘K-kenapa wanita ini seperti mau mengadili?!’Setelah beberapa saat, dia bertanya. "Ini pertanyaan wawancara?""Ya, benar!" Maria menjadi pewawancara yang tidak berkualitas, bahkan mencoba mengancamnya. "Jika jujur, kamu bisa lulus wawancara, tapi jika bohong, aku akan langsung memotongmu!" Maria juga bertindak seperti sedang memotong sayuran."Tidak!" jawab Dimas Anggara dengan tegas.Maria terkejut, dengan hati-hati menatap ekspresi pria itu. Dilihat dari kecerdasannya, serta pengetahuan yang dia pelajari, wajah pria ini tidak memerah, jantungnya berdetak kencang, tidak menutupi gerakannya, tatapan matanya terlihat tenang, sepertinya tidak berbohong sama sekali!‘Mungkinkah dia dan Herlina belum tidur bersama? Kalau dipikir-pikir, Herlina adalah putri orang kaya, mana mungkin begitu mudah menyerahkan tubuhnya?’ gumam
Read more
Bab 50
Maria membungkuk dengan penuh semangat dan berkata, "Hehe, Kak, tebak siapa yang aku wawancarai hari ini?""Aku malas menebaknya, jika ada urusan, katakan saja padaku!" Naya terus bekerja keras.Untungnya, Maria sudah menebak bahwa dia akan seperti ini, dia pun sudah terbiasa dan masih bersemangat. "Hari ini kakak ipar yang aku wawancarai!""Apa?” Naya segera mengangkat kepalanya.Jika dulu, Maria tidak percaya bahwa kakaknya benar-benar peduli pada seseorang? Orang yang dia pedulikan itu seorang pria!‘Astaga, dunia sudah mendekati kiamat!’ Dengan sikap kakaknya saat ini, dia merasa bisa kalah taruhan dengan Priska."Bukankah kamu cari pekerja sampingan untuk menjalankan proyek? Bagaimana bisa ada wawancara?" tanya Naya dengan penasaran."Hehe, mungkin kakak ipar butuh uang?" Maria menatap perubahan ekspresi kakaknya, dan tiba-tiba berkata. "Aku bertanya padanya, dia pergi makan malam dengan Herlina bukan untuk kencan, tapi karena rasa terima kasihnya sudah membantu ibunya kembali ke
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status