All Chapters of Kembalinya Kesatria Shengcun : Chapter 21 - Chapter 30
65 Chapters
21. Bertarung dengan Le Tu Hua
Sambil mengendap-endap, Feng Guang meraih beberapa pisau yang terselip di pinggangnya. Kemudian melempar pisau-pisau tersebut ke arah orang-orang yang sedang berbincang santai di teras rumah itu.Slep! Slep!Empat orang roboh seketika dengan pisau menancap di kening dan leher mereka.Melihat kawan mereka mendapatkan serangan mendadak, sontak yang lainnya langsung bangkit dan berhamburan keluar. Tetapi, mereka pun berjatuhan ketika pisau-pisau tersebut menancap di kening mereka."Keluar kau, Pengecut!" teriak salah seorang pendekar yang berhasil menghindari serangan dari Feng Guang.Feng Guang menghentakkan kakinya, kemudian melompat ke arah pendekar itu. Seiring demikian, puluhan pendekar lainnya sudah berdatangan, mereka langsung mengurung Feng Guang."Bedebah! Kau telah membunuh kawan kami, kau harus bertanggung jawab atas kematian mereka!" bentak salah seorang pendekar.Feng Guang hanya tersenyum-senyum saja mendengar perkataan pendekar tersebut. Namun tanpa sepengetahuan lawannya,
Read more
22. Pertarungan Sengit di Kota Siancu
Setelah membentak, Le Tu Hua kembali menyerang dengan begitu ganasnya, terjangan angin kencang disertai kilat dan suara dentuman keras menggelegar. Hal itu terjadi karena bentroknya dua kekuatan tenaga dalam dari kedua belah pihak.Tubuh Feng Guang mulai terguncang hebat, kemudian terpental beberapa tombak ke belakang. Dari mulut dan hidungnya mengalir darah segar akibat tekanan tenaga dalamnya sendiri yang bentrok dengan kekuatan tenaga dalam Le Tu Hua."Hahaha ... malam ini kau pasti akan menemui ajal di tempat ini!" teriak Le Tu Hua sesumbar dengan sikap jemawa.Serangan ganas kembali dilakukan oleh Le Tu Hua terhadap Feng Guang yang sudah mulai kehilangan arah dalam menentukan serangan. Dalam kondisi demikian, dimanfaatkan dengan baik oleh Le Tu Hua, ia bergerak cepat dan kembali melakukan serangan terhadap Feng Guang."Rasakan ini!" teriak Le Tu Hua melesat terbang sambil mengerahkan pukulan tenaga dalam andalannya.Feng Guang sangatlah pandai dalam mengantisipasi alur serangan m
Read more
23. Feng Guang Mengadu Domba Lawan-lawannya
Law Sien hanya menganggukkan kepalanya saja menanggapi perkataan Le Tu Hua. Dua bola matanya bergulir ke arah Feng Guang."Hahaha ...." Pria itu tertawa dingin menatap wajah Feng Guang yang kini sudah kembali menginjakkan kakinya di atas tanah."Kau adalah seorang pendekar muda yang memiliki kepandaian yang sangat luar biasa. Nyalimu sangat besar sekali, Pendekar," ujar Law Sien. "Tapi sayang, semua kepandaian yang kau miliki tidak kau pergunakan dengan baik. Justru kau malah membunuh banyak pendekar dari kelompok Sekte Iblis Merah.""Lantas, apa urusannya denganmu?" sahut Feng Guang dengan sikap sinis.Pria paruh baya itu kembali memperdengarkan suara tertawa yang semakin memancing amarah Feng Guang."Selama ini, kelompokku memang selalu bertentangan dengan kelompok Sekte Iblis Merah. Tapi, aku tidak suka dengan caramu, dan hari ini aku akan ada di pihak mereka." Law Sien menoleh ke arah Le Tu Hua yang sedari tadi hanya diam berdiri."Sebaiknya kau diam saja! Kau tidak perlu ikut mel
Read more
24. Feng Guang Berhasil Menuntaskan Dendam
Le Tu Hua merupakan seorang pendekar yang berpengalaman dan memiliki kesaktian yang begitu hebat. Namun, ia mulai kehilangan pamor di hadapan anak buahnya sendiri, kini mereka tak mau lagi tunduk dan mematuhi perintah Le Tu Hua."Bedebah kalian!" bentak Le Tu Hua segera menghunus pedangnya dan langsung menyerang secara membabi-buta.Tetapi, serangannya kali ini tidak tertuju kepada Feng Guang, melainkan kepada anak buahnya sendiri yang sudah mengabaikan perintahnya.Law Sien tertawa lepas melihat sikap Le Tu Hua, "Hahaha ... rasakan sendiri olehmu Le Tu Hua! Ini balasan akibat kau tidak menghargai aku yang sudah membantumu!" teriak Law Sien merasa puas melihat konflik di kubu kelompok Sekte Iblis Merah.Demikian pula dengan Feng Guang, ia hanya berdiri sambil tersenyum mengawasi pertarungan para pendekar Sekte Iblis Merah. Feng Guang sangat cerdas, ia telah mengatur siasat sedemikian rupa. Sehingga, para pendekar itu mulai terpengaruh oleh hasutannya."Aku akan menunggu sampai mereka
Read more
25. Feng Guang Dicegat Sekelompok Pendekar Jahat
Feng Guang tersenyum-senyum sendiri melihat tubuh kekar yang selama ini sangat ditakuti oleh para penduduk yang ada di daratan Tionggon."Akhirnya dendam ini sudah aku tuntaskan. Kini tak boleh ada lagi pendekar jahat yang menguasai rimba persilatan, apalagi menindas rakyat. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi!" tekad Feng Guang.Setelah itu, ia langsung kembali ke rumah orang yang sudah memberi petunjuk kepadanya tentang kediaman Le Tu Hua. Ketika dirinya baru saja tiba di halaman rumah pria itu, Feng Guang mencium gelagat tidak baik.Pintu rumah tersebut terbuka lebar, di atas kursi yang ada di teras terlihat bercak darah yang sudah hampir mengering. Feng Guang menghentikan langkahnya, dua bola matanya bergulir mengamati sekitaran tempat tersebut."Apa yang terjadi dengan orang yang sudah membantuku? Apakah mungkin dia sudah tewas? Tapi, di mana mayatnya?" Feng Guang bertanya-tanya sendiri sambil melanjutkan langkah memasuki rumah tersebut.Sesampainya di dalam, rumah tersebut tam
Read more
26. Giok Lung Mati di Tangan Feng Guang
Feng Guang hanya tersenyum saja setelah mendengar perkataan pendekar berjubah hitam. Dirinya mulai mengerti bahwa pendekar tersebut sama saja dengan para pendekar lainnya."Apakah mungkin pendekar itu tahu kalau aku membawa mustika naga?" gumam Feng Guang menduga-duga.Apa yang dipikirkan oleh Feng Guang memang benar, pendekar itu memilik tujuan untuk mendapatkan mustika naga yang beberapa waktu lalu sempat ia tunjukkan kepada orang-orang dari kelompok Sekte Iblis Merah.Pendekar tersebut dikenal sebagai pendekar yang luar biasa licik. Hal itu diketahui oleh para pendekar dari kelompok Sekte Iblis Merah. Namanya Siom Lie, ia memiliki kecepatan tinggi dalam mengambil sesuatu dari jarak jauh. Setiap kali tangannya bergerak dan menempel di tubuh lawan, sudah barang tentu benda apa pun yang ada di tubuh lawannya akan otomatis pindah ke tangannya."Apa pun alasan yang kau berikan, sebaiknya kau menyingkir dari hadapan kami!" bentak salah seorang dari kelompok Sekte Iblis Merah.Pendekar be
Read more
27. Jui Shin Bertarung dengan Dua Perampok
Belum sempat tiba di desa Shengcun, Feng Guang sudah tak sadarkan diri di atas kudanya. Darah yang keluar dari mulut dan hidungnya, membuat Feng Guang lemah. "Kau lihat itu! Apakah dia sudah mati?" desis seorang pria paruh baya kepada seorang pemuda yang tengah memetik buah di ladang mereka. Pemuda itu menghentikan aktivitasnya, ia meluruskan pandangannya ke arah seekor kuda yang membawa Feng Guang dalam keadaan pingsan. Kuda tersebut sengaja berhenti di pinggir ladang, seolah tengah meminta bantuan kepada dua pria yang ada di tengah ladang. "Kita harus menolong orang itu, Paman. Aku yakin dia belum mati," kata pemuda tersebut. "Baiklah, kita ke sana sekarang." Pria paruh baya itu menyahut dan langsung melangkah diikuti oleh keponakannya menghampiri kuda yang membawa Feng Guang. Setelah memeriksa kondisi tubuh Feng Guang, mereka langsung membawanya ke saung tempat tunggal mereka yang tidak jauh dari ladang tersebut. "Ambil daun Dui dan langsung kau rebus. Pemuda ini mengalami luk
Read more
28. Feng Guang Pulang dari Kota Siancu
Demikian pula dengan yang satunya lagi, ia sudah mengambil sikap mengurung Jui Shin yang sedari tadi terus menghindari serangan-serangan yang dilancarkan oleh kawannya."Kami sudah tidak dapat memaafkanmu lagi, terpaksa kami akan menangkapmu untuk kami jadikan pemuas nafsu," bentak pria itu dengan suara keras. Kemudian tertawa lepas.Jui Shin hanya tersenyum sinis menanggapi perkataan pria tersebut.Meskipun dikurung rapat oleh dua orang pria kuat yang memiliki kepandaian ilmu bela diri tinggi, sedikit pun gadis cantik itu tidak merasa gentar. Ia tampak tenang sekali menghadapi sikap agresif para penjahat yang sudah mengurungnya.Jui Shin hanya hanya diam saja sambil mengawasi gerak-gerik dua orang pria yang merupakan komplotan para perampok yang beroperasi di wilayah tersebut.“Hadapi kami, Gadis kecil! Kau sudah lancang menghina kami, hari ini kami akan membawamu ke tempat kami!” bentak salah seorang dari kedua pria tersebut.Kemudian kawannya menyahut, “Di wilayah ini, kami sangat
Read more
29. Kebersamaan Feng Guang dengan Jui Shin
Beberapa hari kemudian ....Gadis cantik yang selama ini sudah menciptakan rasa cemas dalam diri Feng Guang, hari itu sudah ada di hadapannya.Matanya yang indah memandang nyalang ke arah Feng Guang yang tersenyum lebar menyambut kedatangannya."Syukurlah kau sudah kembali dengan selamat," kata Feng Guang tampak semringah sekali."Kau ini sangat menyebalkan, jika saja aku tahu kau sudah meninggalkan kota Siancu, mungkin aku tidak akan menyusulmu ke sana," hardik Jui Shin mendelikkan matanya ke arah Feng Guang."Aku tidak tahu kalau kau akan menyusulku," jawab Feng Guang. "Kalau aku tahu, mungkin aku akan menunggumu di sana," sambungnya sambil tersenyum-senyum menatap wajah Jui Shin yang ketus.Sikap Jui Shin semakin membuat Feng Guang jatuh hati saja. Kecantikan wajahnya terlihat jelas ketika dirinya marah.'Jui Shin benar-benar cantik,' batin Feng Guang terkagum-kagum dengan keindahan wajah gadis yang ada di hadapannya."Hei! Kenapa Kak Feng melihatku seperti itu? Ada apa dengan waja
Read more
30. Kelompok Sekte Iblis Merah Kembali Membuat Kekacauan
Siang harinya, Feng Guang sudah kedatangan banyak pemuda. Mereka berasal dari berbagai golongan dan dari berbagai desa yang ada di wilayah kota Yuanzi.Tujuan kedatangan mereka ke desa Shengcun, tiada lain karena ingin bergabung dengan kelompok Feng Guang yang baru saja dibentuk oleh Lei Cuan dan tetua desa Shengcun. Didirikannya kelompok tersebut, bertujuan untuk melatih para pemuda desa agar mereka memiliki kepandaian ilmu bela diri."Kami teramat bahagia dan merasa bangga dengan kedatangan kalian ke tempat kami ini," ujar Lei Cuan di sela perbincangannya dengan para pemuda yang sedari pagi sudah tiba di tempat tersebut. "Ini semua menjadi sebuah penghormatan bagi kami, karena kalian sudah percaya sepenuhnya dengan kelompok yang baru dibentuk ini," tambahnya.Seorang pemuda yang berasal dari desa Yui menjura hormat, kemudian berkata, "Bukan hanya Suhu yang merasa terhormat, kami pun bangga bisa diajak bergabung dengan kelompok ini. Besar harapan kami bisa mendapat pelajaran ilmu kep
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status