All Chapters of JANGAN MENCINTAIKU, PAMAN!: Chapter 31 - Chapter 40
287 Chapters
Keberadaannya yang Salah
“Apa…” Dokter itu jelas terkejut, dan langsung mundur menjauh dari Ayu. Bukan bermaksud kasar, tapi Hide yang mendekati Ayu membuatnya sedikit takut.Wajah Hide berubah menjadi menyeramkan begitu mendengar permohonan Ayu.“Aku tidak akan izinkan!” geram Hide, meraih tangan Ayu—menyentak, meminta Ayu untuk memandang dirinya.“Aku tidak mau! Aku tidak akan membawa…”“Itu anakku, dan kau akan menjaganya.” Hide mendesis menatap mata Ayu yang basah. Biasanya Hide akan menyerah pada permohonan dan air mata Ayu. Tapi tidak untuk kali ini. Hide terus menatap tajam, sampai pandangan Ayu beralih.“Maaf, tapi kami tidak bisa melakukan prosedur yang Anda minta tanpa persetujuan dari ayah bayi yang ada dalam kandungan Anda.” Dokter yang ada di sudut ruangan itu menjelaskan secepat mungkin. Dia menjelaskan karena sudah jelas tidak ingin berada dalam sisi buruk Hide.“Terima kasih. Kami akan pulang.” Hide menyerahkan kartu kredit pada perawat yang juga menunggu dengan kebingungan di dekat pintu. Per
Read more
Langkah yang Sekali Lagi Salah
Ayu mengeratkan genggaman tangannya pada tas, sementara kakinya melangkah turun dari kereta—lima stasiun lebih cepat dari biasanya. Ayu berjalan cepat—agar tidak terbawa arus rombongan penumpang yang ingin berpindah kereta—menuju pintu keluar. Ayu menatap sekitar, dan melambai memanggil taksi. Tujuannya sedikit jauh.Ayu sama sekali tidak menyadari saat ada orang yang juga memanggil taksi dengan begitu cepat, sementara tangannya memegang ponsel di telinga sibuk bicara. Pemandangan biasa, yang tidak biasa adalah saat taksi yang ditumpangi pria itu membuntuti taksi yang ditumpangi Ayu tepat di belakangnya.Tapi Ayu tidak mungkin curiga. Keberadaan taksi adalah umum saat jam sibuk seperti ini. Dan pikiran Ayu juga terlalu sibuk untuk memperdulikan lingkungan di sekitarnya. Ayu terus meremas kedua tangan yang ada di pangkuan. Meredakan keraguan dan juga terus menanamkan pikiran jika apa yang dilakukannya adalah paling benar. Pilihannya seharusnya benar.Kurang lebih dua puluh menit kemudi
Read more
Salah tapi Terasa Benar
Ayu mendengar suara pintu terbuka, dan hanya melirik. Hide membawa nampan makanan, lalu menatap nampan makanan tadi malam, yang sama sekali tidak disentuh oleh Ayu. Dan ini adalah hari kedua Ayu melakukannya. Semenjak berada di kamar ini, Ayu sama sekali tidak menyentuh makanannya.Hide sudah mengurungnya selama dua hari, dan tidak bicara. Hide hanya datang untuk mengantar makanan, dan sudah. Ini karena Hide tidak ingin rasa marahnya menjalar lebih jauh. Kenekatan Ayu sudah terlalu jauh menurutnya.Tapi Ayu juga tidak tertarik untuk bicara, dan jelas juga tidak tertarik untuk menyentuh semua makanan yang dibawa oleh Hide. Ayu merasa tubuhnya lemas—ia hanya bisa berbaring di ranjang—tapi masih tidak berniat untuk makan menyentuh makanan yang dibawa oleh Hide. Meskipun itu nasi kari kesukaannya.Ini adalah perlawanan. Ayu memaksakan diri untuk tidak makan, karena tahu apa yang dilakukannya akan membuat Hide paling marah. Ayu paham juga apa yang dilakukannya akan membahayakan bagi janin
Read more
Kegembiraan yang Terasa Salah
Sayangnya, Ayu tidak bisa mengobrol di kereta. Jangankan mengobrol, Ayu bahkan tidak melihat Kaito saat kereta berangkat.Banyaknya penumpang, mendesak—memisahkan mereka. Kaito entah berada di mana, sedang Ayu kebingungan terhimpit di dekat pintu tanpa bisa bergerak.Untung saja Ayu berhasil menemukan Kaito saat beberapa orang yang ada di sekitarnya mulai turun, dan tidak lagi terhimpit.Ayu bisa lebih bebas memandang sekitar tanpa penghalang. Lalu tampak Kaito melambai ke arahnya, tapi Kaito terjebak juga—tidak bisa bergerak.Ayu mengacungkan angka tiga dengan jaringnya, lalu menunjuk ke arah pintu keluar di sebelah kirinya. Itu adalah isyarat jika ia akan turun tiga stasiun mendatang. Ayu turun di stasiun yang biasa—yang ada di dekat kantor Shingi Fusaya. Kaito mengangguk mengerti.Ayu ingin memastikan, tapi sayangnya Kaito kembali terdorong menjauh. Tapi setidaknya Ayu berhasil memberitahu dimana dia akan turun.Ayu menerjang—berjuang sekuat tenaga—beberapa orang saat turun. Lebih
Read more
Pengertian Untuk Kesalahan
“Kita sampai?” Ayu tersentak bangun, merasakan mobil Hide sudah berhenti.Tapi tidak ada jawaban. Ayu melirik ke samping dan tidak mendapati siapapun duduk di kursi kemudi. Ayu menegakkan punggung dan sedikit panik, mengira dirinya sendirian. Tapi ada sesuatu turun dari tubuhnya. Mantel berwarna tanah gelap. Mantel milik Hide yang menutupi tubuhnya. Itu melegakan karena berarti Hide ada di dekatnya.Ayu memandang keluar mobil, dan akhirnya melihat Hide bersandar pada kap mobil. Tampak asap mengepul di sekitar kepalanya. Asap rokok yang membuat Ayu mengernyit. Seingatnya Hide sudah berhenti merokok dulu.Ayu membuka pintu, dan Hide menoleh. Dengan reflek dia mematikan rokok dengan menekannya pada kap mobil dan memasukkan sisanya ke dalam kemasan di kantong.“Dimana kita?” Ayu bingung saat melihat matahari oranye yang condong ke barat di hadapannya, dan pemandangan pantai di depannya sangat asing.“Sendai.” Hide mendorong tubuhnya duduk di atas kap mobil, sementara Ayu ternganga“Sendai
Read more
Teman Tidur yang Salah
Kaito tersentak, saat merasakan ada tangan yang tiba-tiba menimpa pinggangnya. Kaito membuka mata, tapi memejam lagi karena kepalanya terasa sangat berat dan pusing.Kaito mengernyit dan menekan pangkal hidungnya. Merasa jika dia bermimpi karena seharusnya tidak ada siapapun yang tidur di sampingnya. Sudah beberapa lama Ayu pergi dari rumah. Tapi kemudian Kaito memaksakan diri membuka mata, karena sadar jika berat beban yang menimpa pinggangnya adalah nyata. Dan Kaito juga menyadari jika tubuhnya saat ini berbaring di ranjang—di atas matras empuk, bukan di atas futon. Kaito berbalik ke samping dan membelalak. “Apa yang kau lakukan disini?”Kaito bergeser menjauh, sambil menyambar selimut menutupi tubuhnya. Kaito menyadari tubuhnya polos tanpa apapun.Karin—yang ada di sampingnya, menggeliat. Dan Kaito memaki dalam hati, karena keadaan tubuh Karin juga polos tanpa pakaian seperti dirinya. Karin perlahan membuka mata menatap Kaito—beberapa detik terdiam, lalu memekik. “AGHH!” Karin be
Read more
Reaksi yang Salah
Ayu memalingkan wajahnya yang memerah, malu. Seperti pencuri yang terpergok“Kita sebenarnya ada di mana?” tanya Ayu. Berhasil menemukan pertanyaan. Dan jelas tidak ingin membahas kenapa mereka berada di ranjang yang sama.“Hotel. Aku tidak sanggup menyetir sampai ke Tokyo kemarin malam. Jadi aku berhenti di sini,” jelas Hide, sambil menyingkirkan selimut dan mengusap kepalanya. Menguap dan berdiri menuju kamar mandi.Ayu hanya mengangguk. Tidak akan marah karena Hide mengambil keputusan yang benar. Menyetir dalam keadaan mengantuk sangatlah berbahaya. Ayu kini ingat apa yang dilakukannya sebelum tidur. Mereka sempat berhenti untuk makan, dan setelah berangkat lagi, perutnya terasa mual. Ayu meminum pil anti mual terakhir yang diberikan dokter beberapa hari lalu. Dan setelahnya Ayu tertidur. Hide yang memindahkan Ayu kamar ini, dan Ayu sama sekali tidak menyadarinya.“Kita sarapan, setelah itu kita kembali ke Tokyo,” kata Hide setelah keluar dari kamar mandi.“Ya.” Ayu menyingkirkan s
Read more
Kedekatan yang Salah
Rasa bersalah memang akan sangat mempengaruhi keberanian dan rasa percaya diri dengan amat mudahnya. Itu yang terjadi pada Ayu. Sejak tadi Ayu tidak bisa mengangkat kepala, dan seluruh tubuhnya terasa sangat rapuh. Ayu sedang merasa gentar karena rasa bersalah.Jika menghitung mulai hari dimana dia mencoba menemui Kaito, sampai ke pantai dan harus menginap dua malam—karena mualnya masih cukup parah, maka ada total delapan hari Ayu telah absen tanpa alasan jelas. Hari ini Ayu datang yang ke kantor dengan mempersiapkan hatinya. Mempersiapkan hati jika sekiranya akan dipecat. Ayu sudah menetapkan akan mencari kerja hari ini juga malah.Tapi Ayu berencana memohon pada Watanabe untuk memberinya surat rekomendasi yang akan membuatnya memiliki pengalaman meski beberapa minggu. Berharap akan lebih mudah mencari pekerjaan nantinya. Ayu meletakkan tasnya di meja, duduk terpekur menunggu nasib. Menunggu Watanabe memanggilnya.“Nakamura-san?”Ayu tersentak dan menoleh, terlihat Mori yang baru sa
Read more
Salah Penilaian
Hide menyusul karena menyadari Ayu belum pulang. Kemarahan Hide yang selama beberapa hari kebelakang sedikit mengendur, kembali lagi karena Ayu kembali melanggar perintahnya.Hide mengatakan dengan jelas jika Ayu tidak boleh bekerja lembur. Dia mengizinkan Ayu bekerja, tapi tidak dengan lembur.Tapi saat hari pertama bekerja, Ayu dengan mudahnya melanggar perintah,“Cepat sekali kau datang jika tentang urusan Ayumi.”Ryu menyambutnya di depan lift lantai dua. Dia tentu tahu tentang kedatangan Hide dari security yang mengenalinya. “Jangan berkomentar hal yang tidak perlu, aku malas mendengar.” Hide mendesis.Tidak ingin menerima sindiran, dan langsung berjalan menuju tempat ruangan Ayu berada.“Dia masih di dalam bukan?” tanya Hide.“Ya.” Begitu mendengar security melapor tentang kedatangan Hide, Ryu langsung memastikan Ayu belum keluar dari kantor.“Aku sudah meminta Mori untuk tidak membebankan lembur pada semua tim di bawahnya. Heran, tapi Mori… Oh, tidak!”Ryu membekap mulutnya, k
Read more
Kesalahan yang Membuat Perubahan
“Apa kau sadar?” tanya Ayu.Tapi Kyoko hanya berdiri sempoyongan sementara menunjuk Ayu yang kebingungan, lalu Kyoko tertawa berderai. Cara tertawa yang belum pernah didengar oleh Ayu. Saat mabuk, Kyoko benar-benar menjadi orang yang sangat jauh berbeda.“Tenang sedikit. Aku tidak bisa membawamu ke dalam taksi.” Ayu mencoba untuk menyadarkan Kyoko dengan menepuk lengannya. Tapi Kyoko sudah benar-benar mabuk.Mereka tadi makan malam bersama—Mori dan kedua timnya, dan diakhiri dengan minum. Ayu tentu saja tidak minum sama sekali. Perasaan Ayu tentang kandungannya masih tidak bisa dijelaskan, tapi Ayu tidak akan melakukan sesuatu yang membahayakan seperti minum alkohol.Sudah cukup sekali beberapa minggu lalu Ayu mabuk saat tidak mengetahui dirinya hamil. Ayu sedikit bergidik saat mengingat dirinya pernah mabuk dalam keadaan hamil. Jelas Ayu tidak akan mengulang kebodohan itu.Ayu tadi berhasil menghindar dengan berbagai macam alasan—paling akhir Ayu berbohong dengan mengatakan tidak se
Read more
PREV
123456
...
29
DMCA.com Protection Status