Semua Bab CEO ATASANKU ITU SUAMIKU: Bab 11 - Bab 20
29 Bab
BAB 11. PERASAAN SANG CEO
Mahardika dan Arsyila makan berdua di sebuah restoran berkelas, bahkan Mahardika memesan ruang privasi untuk mereka berdua.Mahardika mengusap saus sambal pada sudut bibir Arsyila, sejenak pandangan mereka saling bertemu dan mengunci."Hmm, ma-makasih, Mas," kata Arsyila nampak gugup. Mahardika segera melepas tangannya, lalu memakan makanannya lagi. Mahardika terlihat salah tingkah."Hmm, mau nambah lagi?" tanya Mahardika membuka obrolannya. Sejak datang mereka hanya diam dan menikmati hidangan. "Iya, aku pingin makan es kelapa muda, Mas," kata Arsyila terdengar manja."Ok, boleh," jawab Mahardika sembari memanggil pelayan untuk memesankan es kelapa muda keinginan Arsyila.Sejenak Mahardika melihat ke arah Arsyila yang masih menikmati manisan mangga muda. Mahardika tersenyum sendiri.'Apakah aku mulai jatuh cinta kepadamu, Arsyila. Aku merasa nyaman setiap bersama kamu. Merasa kamu menghadirkan canda dan selalu membuatku terhibur,' batin Mahardika."Mas! Mas Dika!" Ucap Arsyila semba
Baca selengkapnya
BAB 12. GADIS JODOH CEO
Arsyila dan Mahardika menoleh ke arah belakang. Ternyata suara Amira yang mencegah langkahnya. Amira menatap Mahardika dan Arsyila dengan intens. Pandangan Amira terlihat tidak bersahabat ke arah Arsyila, walaupun pada akhirnya dia bersikap ramah, lebih tepatnya hanya akting belaka."Dari mana Mas?" tanya Amira tak ada sopan santunnya."Enggak perlu tahu juga kamu kita dari mana," jawab Mahardika yang sebenarnya masih merasa emosi dengan Amira.Amira hanya bisa menyaksikan interaksi antara kakak dan adik di depannya. Terlihat Amira yang jengkel dengan sikap dingin Mahardika."Kenapa sama Arsyila?" tanya Amira lagi. Diapun melihat ke arah Arsyila dengan tatapan sinisnya."Dia sama saya, memangnya sama siapa lagi." Amira semakin kehilangan kesabarannya.Amira mendekat ke arah Arsyila, lalu memegang lengan tangan Arsyila."Jangan coba-coba merayu kakakku, jangan kamu manfaatin kebaikan kakakku untuk kamu kuras hartanya," ucap Amira penuh penekanan. Arsyila hanya diam. Dia sudah biasa den
Baca selengkapnya
BAB 13. UNGKAPAN CINTA SANG CEO
"Tidak, aku tidak takut hujan lebat, aku juga tidak takut petir, aku lebih takut saat berdua dengan kekasih orang." Arsyila langsung mengambil tasnya dengan kasar. Dia segera bangkit dan terburu-buru ingin pergi."Tunggu!"cegah Mahardika membuat Arsyila menoleh ke arah Mahardika."Apa kamu cemburu?" tanya Mahardika begitu merasa senang jika benar adanya Arsyila cemburu."Kenapa musti cemburu? Tidak penting," kata Arsyila sembari membelakangi Mahardika."Tetaplah di sini, hujan di luar sangatlah lebat. Aku yakin kamu tidak akan baik-baik saja kalau pulang sekarang," cegah Mahardika yang tidak mau terus terang akan gadis yang dia maksud sebagai calon istri."Aku tidak mau di kira merebut kekasih orang," bantah Arsyila terlihat emosi.Mahardika menatap lekat wajah Arsyila. Arsyila memundurkan tubuhnya saat Mahardika semakin mendekat."Tolong jangan seperti ini." Terlihat sekali Arsyila yang ketakutan. Mahardika tak peduli dengan ucapan Arsyila. Dia masih menatap lekat wajah Arsyila, bahk
Baca selengkapnya
BAB 14. DILAMAR SANG CEO
"Saya bersedia menikahi Arsyila dan saya mengizinkan dia menyelesaikan kuliahnya bahkan tak akan melarangnya melakukan apapun itu asal baik dan benar," kata Mahardika begitu tegas. Arsyila hanya menatap Mahardika penuh dengan wajah lesunya."Bapak enggak bisa menyelamatkan saya? Saya masih kecil lo, Pak," elak Arsyila agar Mahardika menunda pernikahannya."20 tahun tentu sudah di perbolehkan untuk menikah dan kamu tidak bisa menolaknya lagi," kata Mahardika tentu tak akan membiarkan Arsyila menghambat pernikahannya."Menurut Bapak, lebih cepat lebih baik, Nak."Selagi Handoko yang berkata tentu Arsyila tak bisa membantahnya.Arsyila menunduk, dirinya juga bingung mau berkata apa lagi."Kami tidak melakukan apa-apa tadi, Pak. Itu sebuah insiden tanpa adanya unsur kesengajaan," elak Arsyila yang tentu ditanggapi Mahardika dan Handoko dengan santai. Handoko sendiri tersenyum saat mengetahui Mahardika merencanakan sesuatu."Aww, kenapa kepalaku jadi pusing seperti ini?" Gumam Mahardika yan
Baca selengkapnya
BAB 15. CINCIN KAWIN DARI SANG CEO
Pagi ini Mahardika mengajak Arsyila untuk pergi ke toko perhiasan. Dia ingin membelikan cincin pertunangan untuk Arsyila, bahkan Mahardika memilih tempat yang paling bagus di kotanya."Mas, kenapa musti bawa aku ke tempat semewah ini? Bukannya untuk beli cincin tak perlu di tempat seperti ini? Bahkan aku merasa sangat minder," kata Arsyila yang melihat orang yang berada di sana golongan orang kaya."Karena kamu pantas di bawa ke tempat ini," jawab Mahardika dengan mudahnya. Jika di bilang Mahardika sedang berbahagia karena kisah cintanya yang unik ini akan segera dia sahkan."Pantas bagaimana? Bahkan penampilan aku saja seperti ini. Lihatlah mereka menatapku dengan ragu," ucap Arsyila sembari melihat orang di sekitarnya yang menatapnya dengan aneh."Penampilan kamu sangat cantik kok, mereka melihatmu karena merasa kagum," jawab Mahardika masa bodoh dengan pandangan orang.Mahardika menuntun Arsyila untuk menuju ke bagian diamond yang akan menjadi cincin kawin untuk Arsyila.Sejenak Ar
Baca selengkapnya
BAB 16. ARSYILA VS GEMPITA
Mahardika melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dia mengikuti arahan Arsyila agar mau menepi di sebuah pasar traditional. "Kamu mau ngapain, Sayang?" tanya Mahardika yang merasa bingung dengan Arsyila yang tiba-tiba keluar dari mobil Mahardika."Tunggu sebentar!" Jawab Arsyila sembari berlalu meninggalkan Mahardika. Mahardika hanya bisa cemas karena dia tidak tahu apa maksud dari Arsyila.Sebuah notif pesan masuk ke dalam HP milik Mahardika, dengan segera dia membukanya.["Mas, jalan dulu saja, aku akan buat janji sama Gempita,"] pesan dari Arsyila yang membuat Mahardika paham maksud dari kekasihnya itu.["Baik, nanti kabari lagi,"] jawab Mahardika tak mau bertele-tele.Mahardika memilih melajukan mobilnya dan meninggalkan pasar traditional.Di sisi lain, Gempita merasa geram karena mendapatkan telepon dari Putri Atmadja tak lain Arsyila, jika dia minta untuk bertemu.'Kurang ajar, gara-gara si Putri aku jadi kehilangan jejak mobil Dika,' monolog Gempita merasa geram.'Sepertiny
Baca selengkapnya
BAB 17. H-1 PERNIKAHAN SANG CEO
"Sayang, kamu tidak apa-apa?" tanya Mahardika saat bertemu dengan Arsyila. Mahardika memeluk Arsyila sangat erat. Dia sangat merasa khawatir dengan Arsyila."Aku baik-baik saja," jawab Arsyila yang langsung melerai pelukannya."Ma-af, aku tidak sengaja." Mahardika tahu jika Arsyila tidak suka di peluk sebelum mereka sah menjadi suami istri. Arsyila hanya tersenyum dan mengangguk.Arsyila menata rambut Mahardika yang berantakan dan sedikit tebal."Besok harus potong rambut," ucap Arsyila begitu perhatian dengan Mahardika. Mahardika sendiri merasa senang dengan sikap Arsyila yang demikian."Iya, temani mas, ya?" kata Mahardika lembut. Dia sendiri semakin merasa hidupnya bewarna karena cinta yang tumbuh di hatinya."Tentu, aku kan asisten pribadi kamu," jawab Arsyila sembari berlalu melangkah menuju sofa panjang sembari mengambil cup kopi yang telah dia pesan sebelumnya.Mahardika ikut duduk di samping Arsyila. Arsyila merasa risi saat Mahardika memperhatikan cara dia minum."Ada apa, ma
Baca selengkapnya
BAB 18. KANGEN DI TENGAH MALAM
Amira hanya mengikuti kemana Fahri pergi. Dia sendiri hanya merasa nyaman jika bersama dengan Fahri."Kita di sini dulu," ucap Fahri sembari mengarahkan Amira di sebuah sofa yang duduknya tak jauh dari Arsyila dan Mahardika.Fahri nampak perhatian dengan Amira, bahkan dia tak segan untuk mengambilkan minuman dan makanan."Mau minum apa?" tanya Fahri kepada Amira. Amira terlihat terkejut dengan perlakuan Fahri."Tidak usah, Kak. Nanti biar ambil sendiri," jawab Amira tidak enak hati."Sekalian kakak ambil buat yang lainnya juga kok," kata Fahri tahu jika Amira tidak enak hati."Kalau begitu aku ikut." Amira berdiri dan mengikuti langkah Fahri. Fahri sendiri tersenyum karena Amira tetap memiliki sikap baik, walaupun masih banyak sikap buruknya.Bahkan Fahri berpikir jika tugasnya akan semakin besar jika Amira akan menjadi istrinya.Walaupun semua belum di resmikan, tetapi Fahri sudah tahu jika dirinya di jodohkan dengan Amira.Fahri merupakan anak yang berbakti. Dia hanya ingin menuruti
Baca selengkapnya
BAB 19. PERNIKAHAN SANG CEO
Hari ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi Arsyila dan Mahardika.Hari dimana mereka telah sah menjadi pasangan suami istri. Mahardika terlihat gagah dengan baju hem panjang yang di baluti dengan jas hitam dengan dasi di lehernya. Hiasan bunga pada saku jas semakin membuat elegan penampilan Mahardika.Mahardika nampak grogi dengan perasaannya yang entah dia susah mengartikannya.Amira mendekati Mahardika, dia melihat ke arah Mahardika dengan mata yang berkaca-kaca."Kakak," ucap Amira yang langsung memeluk Mahardika. Dia menangis merasa terharu melihat Mahardika akan mengakhiri masa lajangnya."Kenapa menangis?" tanya Mahardika sembari melerai pelukannya. Sejahat apapun Mahardika terhadap Amira, separah apapun kelakuan Amira yang telah dia lakukan. Mahardika tetaplah sayang sama saudara kandung satu-satunya."Kakak akan menikah, tentu Amira tidak akan berani lagi manja sama kakak," ucap Amira membuat hati Mahardika tersentuh.Mahardika kembali memeluk sang adek dan mengelus
Baca selengkapnya
BAB 20. BARU YANG PERTAMA
Mahardika dan Arsyila terlihat saling berpegangan tangan terlihat begitu mesrah.Tak lupa mereka saling tersenyum bahagia, begitupun dengan keluarga mereka.Sejenak Amira menghilangkan rasa egois dan bencinya terhadap Arsyila.'Baru kali ini aku melihat kak Dika sebahagia ini,' batin Amira tak hentinya tersenyum bahagia."Apakah kamu bahagia melihat mereka menikah?" tanya Fahri yang saat ini berada di samping Amira. Amira melihat ke arah Fahri."Aku bahagia karena kak Dika bahagia," jawab Amira jujur."Dan kamu sekarang tahu bukan siapa kebahagiaan seorang Mahardika?" tanya Fahri ingin mendengar pendapat dari Amira. Fahri tentu tahu jika Amira sejak awal tidak suka dengan Amira."Iya, Arsyila kebahagiaan kak Dika," jawab Amira terlihat sungkan walaupun dia mengakui itu."Yakinlah, Arsyila orang yang baik. Dia tentu akan menjadi kakak ipar yang baik untukmu, walaupun dia lebih muda dari kamu." Entah kenapa Amira merasa tersentuh hatinya mendengar penuturan dari Fahri."Iya, aku akan me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status