All Chapters of Ternyata Aku Orang Ketiga di Pernikahan Suamiku: Chapter 31 - Chapter 40
213 Chapters
Dandy Akhirnya Tahu
“Widuri, bukannya itu suamimu, Emran. Kenapa dia bilang ---“Belum sempat Dandy melanjutkan kalimatnya, Widuri sudah membalikkan badan dan berlalu pergi begitu saja dari kafe tersebut. Tanpa Widuri ketahui, Emran sudah melihat kedatangan Widuri di pintu masuk tadi. Kebetulan dia berada tepat di belakang Widuri. Emran sendiri terkejut saat melihat ada Widuri di sana.Bahkan saat Widuri membalikkan badan dan berlalu pergi meninggalkan kafe ini, Emran melihatnya. Namun, dia hanya diam bergeming di tempatnya tanpa punya keinginan menyusul Widuri. Dari jauh, Emran melihat Dandy berlari mengejar Widuri keluar. Kemudian tanpa sadar Emran sudah bergumam sangat lirih.“Sialan!! Kenapa pria itu ikut juga?”Mawar yang berdiri di sebelah Emran menoleh dan melihatnya dengan bingung. “Ada apa, Mas?”Emran tidak menjawab hanya menggelengkan kepala sambil terus mengalihkan pandangannya ke arah pintu keluar kafe. Ia berharap bisa
Read more
Kamu Sedang Cemburu, Emran?
“Apa nama teman yang mengantar dan menjemputmu itu, Dandy?” tanya Emran dengan sinisnya.Widuri terdiam membalas tatapan Emran yang semakin sinis dan dingin ke arahnya. Berulang Widuri menelan saliva dan sebisa mungkin tidak bersuara.“Kok gak dijawab? Bener kan tebakanku?” Emran kembali bersuara.Widuri masih diam dan hanya melihat Emran dengan mata bulatnya yang penuh. Ia sangat sebal dengan suaminya. Kenapa juga dia tiba-tiba menginterogasinya seperti ini? Kenapa juga dia mulai peduli padanya? Bukankah selama ini Widuri hanya orang ketiga yang tak pernah dianggap. Apa jangan-jangan ini bagian dari skenario drama pencitraannya.“Iya. Kamu benar. Dandy yang mengantar dan menjemputku. Kenapa? Kamu keberatan?” Widuri malah balik menantang Emran.Emran langsung berdecak, membalikkan tubuh dan berjalan ke arah lemari es. Ia mengambil sebotol air mineral lalu meneguknya sekaligus. Widuri hanya diam memperhatikan, sam
Read more
Dugaan yang Salah
“Kamu sedang cemburu, Emran?” tanya Widuri dengan suara sangat jelas.Seketika pria tampan di sebelahnya ini terkejut mendengar pertanyaan Widuri. Mata elangnya yang pekat tampak berkilatan menatap semakin tajam ke arah Widuri. Kemudian tak lama sudah terdengar gelak tawa berderai dari bibirnya yang tipis. Tentu saja reaksi Emran kali ini membuat Widuri terkejut. Emran tertawa terbahak-bahak bahkan sampai air matanya keluar mengalir di sudut netra coklatnya.Kemudian tidak lama dia sudah menghentikan tawanya dan menatap Widuri dengan tatapan mengejek.“Kamu pikir aku sudah tertarik padamu, begitu? Jangan mimpi kamu. Aku lakukan semua ini karena kamu masih tanggung jawabku. Kamu masih istriku. Itu saja.”Widuri hanya diam dan sudah memalingkan wajah keluar mobil. Dia sudah menduga kalau Emran tidak pernah punya rasa cemburu padanya. Semua yang dia lakukan pasti ada alasan tersendiri. Bisa jadi salah satunya permintaan wanita pujaann
Read more
Sisi Lain Emran
“Jadi kamu menolak aku jemput agar Dandy bisa mengantarmu, BEGITU?” sentak Emran.Widuri terdiam dan perlahan mendongakkan kepala melihat ke arah Emran. Mata pria tampan di depannya kini tampak berkilatan dan penuh amarah serta ancaman. Widuri sampai bergidik ngeri melihatnya.“Aku ... aku ... tadi lembur dan aku ... lupa kalau kamu menjemputku.” Akhirnya Widuri bersuara.“Alasan!! Lalu ponselmu kenapa? Dari tadi aku meneleponmu, tapi tidak kamu angkat.”Widuri kembali terdiam dan menunduk kemudian mengambil ponselnya yang berada di dalam tas. Wajahnya terlihat terkejut saat mendapati ponselnya sudah mati. Memang sedari tadi dia tidak memperhatikan ponselnya sama sekali.“Aku tidak tahu, Emran. Aku tadi fokus ke pekerjaan dan tidak melihat ponsel sama sekali.” Widuri kembali memberi alasan.Emran berdecak sambil menggelengkan kepala. Lalu tanpa izin lebih dulu merampas ponsel Widuri dan membant
Read more
Belajar Adil
Keesokan harinya, saat Widuri turun ke lantai satu untuk bersiap kerja dia tidak melihat Emran. Saat melihat ke garasi, Widuri tidak menemukan mobil Emran di sana. Sepertinya Emran sudah berangkat lebih dulu.Widuri menarik napas panjang sambil berulang mengurut dadanya. Ia merasa lega tidak harus melewati paginya bersama Emran. Apalagi setelah kejadian semalam. Widuri sendiri masih bingung dengan sikap Emran. Ia merasa kalau Emran merahasiakan sesuatu darinya. Jangan-jangan perjodohannya dengan Emran ini memang ada maksud tersendiri hanya saja Widuri tidak tahu.Pagi itu Widuri sedikit kebingungan saat hendak berangkat kerja. Motornya masih di kantor dan emran sudah berangkat. Ingin memesan taxi online pun ia tidak bisa. Ponselnya hancur berkeping-keping. Akhirnya Widuri memutuskan menggunakan telepon rumah untuk memesan taxi. Namun, baru saja Widuri menekan nomornya, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan rumah. Widuri gegas keluar menghampiri.“Dengan
Read more
Wanita Kedua atau Pertama
“Mas ... ,” seru Mawar dengan manjanya.Emran sontak menghentikan kegiatannya, meletakkan sumpit dan melihat ke arah pintu. Ia langsung tersenyum lebar saat melihat Mawar datang. Wanita cantik berambut panjang bergelombang itu jalan mendekat dan langsung bergelayut manja di sisi Emran. Widuri yang baru saja mengakhiri makannya hanya diam. Ini adalah pemandangan yang biasa ia lihat dan Widuri tak mempedulikannya.“Kamu makan apa, Mas?” Mawar kembali bersuara sambil melihat ke arah mangkok mie milik Emran. Memang Emran belum menyentuhnya sama sekali dan kini mie tersebut sudah terlihat aneh di mata Mawar.“Jangan makan aneh-aneh, deh. Kebetulan aku bawain pempek kesukaanmu.’Mawar langsung membawa mangkok mie kepunyaan Emran ke bak cuci piring dan membuang mie buatan Widuri yang belum disentuh Emran ke tempat sampah. Kemudian Mawar sudah sibuk menyiapkan pempek yang baru saja dibawakan untuk Emran.Emran hanya diam
Read more
Shift Jaga Suami
[“Widuri, bagaimana Mas Emran? Apa dia sudah enakan?”] tanya Mawar di telepon.Widuri baru saja keluar dari kamar Emran dan sudah mendapat panggilan dari Mawar.“Iya, sudah mendingan. Dia baru saja minum obat, tadi ada Dokter Heru yang memeriksanya.”[“Oh syukurlah. Nanti kalau bisa aku usahain pulang saat jam istirahat makan siang. Terima kasih, ya!”]Widuri hanya mengangguk dan sudah mengakhiri panggilannya. Widuri berjalan ke dapur dan melihat persediaan bahan makanan di kulkas. Kemarin dia baru saja berbelanja dan sepertinya banyak bahan yang bisa ia gunakan untuk membuat sup jagung kesukaan Emran.Seulas senyum langsung terukir di wajah manis Widuri. Ia gegas berjalan ke kamar, mengambil catatan resep yang diberikan Nyonya Sari tempo hari. Kemudian Widuri sudah sibuk berkutat di dapur membuatkan sup jagung keinginan Emran.Pukul satu siang saat ia baru saja selesai memasak. Widuri merapikan semua alat
Read more
Satu Sama
“HEH!!! Kamu sinting atau gimana, sih? Aku udah nikah, Dandy. Kenapa kamu malah ngajak balikan?” semprot Widuri.Dandy hanya diam, terlihat berulang kali ia menarik napas membuat dadanya kembang kempis. Kemudian dengan tatapan penuh makna melihat ke arah Widuri.“Aku tahu kamu sudah menikah, tapi pernikahanmu tidak sehat, Widuri. Apa kamu yakin bisa bertahan selamanya di sana? Apa kamu yakin Emran akan berlaku adil dan tidak menyakitimu?”Widuri membisu. Dia terlihat gugup kemudian dengan tergesa meraih gelas berisi es jeruk miliknya. Dengan terburu, Widuri meminum es jeruk itu dan langsung menandaskannya.“Minta cerai ke Emran dan menikahlah denganku. Aku janji akan membahagiakanmu. Bukankah itu yang pernah kita rancang dulu, Widuri.”Widuri belum menjawab hanya helaan napas panjang pendek yang terdengar di telinga Dandy. Widuri tahu kalau dia tidak yakin akan bertahan di pernikahan poligami ciptaan Emran ini. N
Read more
Pesta Ulang Tahun Untuk Widuri
“Kami nanti pulang agak malam, Widuri,” ujar Mawar pagi itu.Hampir dua minggu berlalu usai Emran sakit tempo hari. Sejak hari itu, Emran tidak pernah bersikap kasar pada Widuri. Mungkin karena selama Emran sakit, Widuri merawatnya dengan baik. Jadi Emran juga membalasnya dengan baik. Emran bahkan tidak menunjukkan rasa tidak sukanya seperti awal nikah dulu. Mungkin dia mulai mempertimbangkan pilihannya tempo hari. Jika ingin meneruskan pernikahan poligami ini, konsekuensinya dia harus mulai bersikap adil pada dua istrinya.Pagi ini mereka sarapan bersama dan Mawar sudah berpesan seperti itu ke Widuri. Widuri hanya manggut-manggut mendengarnya. Itu hal biasa yang dia dengar selama ini. Meski Emran sedang berusaha bersikap adil, tapi tetap saja bagi Widuri, Emran lebih cenderung berpihak ke Mawar.“Kamu gak keberatan kami tinggal sendirian kan, Widuri?” Mawar kembali bersuara.Widuri yang sedang mengunyah apelnya hanya menggeleng ta
Read more
Kemarahan Emran
Beberapa jam sebelumnya ... Emran datang bersama Mawar ke kafe tersebut. Dia sudah memesan tempat untuk merayakan hari ulang tahun Mawar. Emran tidak tahu kalau hari ulang tahun Mawar dan Widuri sama. Selama ini Emran memang tidak pernah mencari tahu banyak hal tentang Widuri. “Mas, kok rame banget kafenya,” gumam Mawar saat mereka tiba. Emran hanya mengangguk sambil memperhatikan sekitar. Berulang ia melihat beberapa orang berpakaian kerja datang dan langsung masuk ke privat room yang terletak tak jauh dari tempatnya duduk. “Iya. Mungkin ada acara di privat room.” Mawar hanya mengangguk kemudian dugaannya diperkuat saat salah seorang waiters memberitahu kalau ada pesta ulang tahun di privat room. Kebetulan yang berulang tahun salah satu karyawan dan dirayakan bersama temannya. Emran dan Mawar tidak mempedulikan acara ulang tahun di privat room tersebut. Mereka sudah asyik dengan acaranya sendiri. Emran juga sudah memberikan hadiah ulang tahun untuk Mawar, yaitu ponsel yang sama
Read more
PREV
123456
...
22
DMCA.com Protection Status