Semua Bab Marriage Partner: Bab 61 - Bab 70

102 Bab

61. Resmi

"Pak, tolong lepasin saya!" Flora mencoba berontak, saat Adam yang tanpa peduli terus menarik tangannya dan menyeretnya keluar dari kamar Amanda--yang langsung segera ia kunci kembali--menuju ke kamar paling ujung yang masih berada di lantai dua juga. "Pak Adam! Saya tuh masih pegang tongkat baseball ya! Kalau Pak Adam bersikap nyebelin atau berani berbuat tak senonoh lagi, saya tidak akan segan untuk menggunakannya!" Teriak Flora lagi sambil mengancam, saat Adam menariknya masuk ke dalam sebuah kamar besar bercat krem muda dengan karpet tebal senada cat temboknya. Sejenak Flora mengedarkan pandangan kagum di kamar yang sama mewahnya dengan seisi rumah tiga lantai tersebut. Ia suka dengan warna-warna soft namun tetap berkesan maskulin yang mendominasi di sana. Belum lagi pintu kaca geser yang mengarah ke balkon luas dengan pemandangan ke taman belakang yang asri serta kolam renang. Pasti menyenangkan jika duduk bersantai di sana sambil membaca buku. Namun khayalan Flora seg
Baca selengkapnya

62. Preman Syariah

Malamnya, Flora memutuskan untuk menemani Amanda makan malam di dalam kamarnya. Bagaimana pun menyebalkannya wanita itu, tetap saja Flora merasa bertanggung jawab karena Pak Adam telah meminta Flora untuk menjaga sepupunya.Suasana hati Flora yang sedang baik setelah hubungannya dengan Adam kini telah berganti status menjadi pacaran, membuatnya tak bisa berhenti untuk diam-diam menyunggingkan senyum konyol. Bahkan Amanda yang tak peduli dengan orang lain selain dirinya pun ikut menyadarinya, membuat Flora menjadi sasaran olok-olok Amanda. Tapi khusus kali ini gadis berambut ikal kemerahan itu tidak merespon semua ejekan itu dan memilih diam, mengabaikan serta memakan makan malamnya dengan tenang hingga selesai."Nona, kamar Anda di sebelah sini." Seorang maid mengantarkan Flora yang terlihat sudah mengantuk setelah asik menonton televisi di lantai bawah. "Apa ada baju ganti untukku?" Tanya Flora pada maid yang sedang mengantarnya ke lantai dua. "Ada, Nona. Nanti di kamar Anda su
Baca selengkapnya

63. Bertemu Noah Wrighton

Flora dan Adam telah berada di meja makan untuk sarapan bersama. Hari ini rencananya Flora akan ikut pergi bekerja, karena Adam sudah menugaskan seorang bodyguard wanita untuk menjaga Amanda. Flora masih merona malu mengingat kejadian tadi pagi di kamar mandi. Adam benar-benar membuatnya ketakutan dan mengira lelaki itu akan menyerangnya di kamar mandi, apalagi pria itu langsung mengunci pintunya dari dalam dan sengaja menaruh kuncinya di atas ventilasi yang tidak tergapai oleh tinggi tubuh Flora! Namun ternyata yang terjadi adalah sebaliknya. Alih-alih Adam menyerang Flora, yang ada justru lelaki itu berdiri menjauh dari gadis itu, dan tiba-tiba saja ia membuka celana boxernya lalu mandi dengan santai di bawah shower tanpa sehelai benang pun yang menutupi. Flora lagi-lagi menjerit sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, bahkan tak berani untuk sekedar mengintip dari sela-sela jarinya. Takutnya sih khilaf. "Cepetan makannya," perintah Adam membuyarkan lamunan Flora, s
Baca selengkapnya

64. Cinta Pertama Adam

"Perkenalkan, ini calon istriku, Flora Shalsabilla."Flora mencubit lengan Adam sebagai kode untuk menurunkan tubuhnya dari pundak lelaki itu. Ia benar-benar tak habis pikir dengan apa yang ada di otak Adam, membawa dirinya dalam gendongan ala karung beras saat menghadap dan memperkenalkan Flora kepada orang tuanya? Gila.Meskipun enggan, Adam pun akhirnya menuruti Flora dan menurunkan tubuh gadis itu dengan perlahan, sambil mengawasi Flora agar tidak kabur lagi.Flora benar-benar lega saat akhirnya kakinya menginjak lantai juga, namun sontak terdiam dan tercekat ketika menatap sosok berwajah aristokrat dingin di hadapannya.Lelaki berusia lima puluhan tahun itu tersenyum tipis menatap Flora, seakan sama sekali tidak terpengaruh dengan perbuatan aneh anaknya yang membawa Flora masuk ke ruangan dengan bopongan. "Halo, Nona Flora Shalsabilla. Perkenalkan namaku Noah, dan ini istriku Anya." Seorang wanita cantik yang masih sangat muda--mungkin hampir seusia dengan Flora--menatapnya d
Baca selengkapnya

65. Kacau Karena Kamu

Damned it!Adam mengacak rambut pirang gelapnya dengan frustasi, tak peduli jika penampilannya menjadi berantakan karenanya. Bahkan sejak ia memasuki ruang kerja CEO tempatnya bekerja untuk sementara ini, Adam telah membuka jas dan melemparnya sembarangan ke atas sofa. Dasi bercorak navy abstrak pun ia longgarkan, untuk akhirnya ikut ditanggalkan dan kini juga telah teronggok di sofa menyusul jas dengan warna yang senada itu. Hempasan napas kasar terhela darinya, yang saat ini sedang memandang ke luar jendela kaca besar yang memperlihatkan pemandangan kota dari ketinggian 35 lantai.Adam pun membiarkan pikirannya mengembara, kembali pada saat Flora mengatakan bahwa apa yang ada di antara mereka telah usai. Mereka bahkan belum memulai apa pun! Adam belum menunjukkan apa pun pada Flora, belum memberikan apa pun yang ingin ia beri kepada Flora.Erangan keras penuh rasa frustasi pun kembali terlontar dari bibirnya. Sial. Ini semua karena dirinya yang dengan bodoh menunjukkan sediki
Baca selengkapnya

66. Sebuah Kenangan Pahit

BUUGGHH!! Tubuh remaja itu pun seketika terjengkang dengan keras ke atas lantai marmer putih yang licin. Percikan darah segar mengucur dari hidung dan bibirnya yang sobek, jatuh membasahi lantai sehingga memberikan warna yang begitu kontras pada marmer putih itu. "Anak bodoh!! Sudah kukatakan kalau keturunan Wrighton haruslah sempurna!" Bentak Noah dengan mata birunya yang nyalang dan berapi-api. Lalu ia mengambil kertas lusuh yang tercampak di lantai.Ada bekas jejak sepatu di atasnya, seakan kertas itu habis diinjak.Noah mengangkat kertas itu dan melemparnya ke wajah penuh lebam dan darah anak lelaki berusia dua belas tahun yang masih diam tersungkur di lantai. "Apa itu yang kamu sebut 'sempurna', haah?!"Kertas lusuh itu pun kembali terjatuh ke lantai, menampakkan dua buah angka besar 97 dalam bolpoin merah menyala yang mencolok dan diberi lingkaran di sekililingnya. Itu adalah kertas ujian matematika, dan si anak yang babak-belur itulah pemiliknya.Anak lelaki itu menyeka d
Baca selengkapnya

67. Sebuah Kenangan Pahit (2)

Keesokan harinya, Adam kembali berkunjung ke makam Mommy. Namun kali ini ia juga ingin bertemu Anya untuk memberikan cake coklat serta beberapa peralatan menulis, sebagai ucapan terima kasih karena telah menolongnya kemarin. Bahkan Adam pun sudah melupakan keinginan untuk kembali mengiris pergelangan tangannya, setelah semalaman ia memandangi boneka badut kecil yang terlihat sangat konyol itu, namun entah bagaimana juga telah membuat perasaannya sedikit tergugah.Kedatangan Adam disambut dengan begitu hangat oleh para penghuni Panti Asuhan, cukup membuatnya jengah dan risih karena tidak terbiasa menjadi pusat perhatian. Namun di satu sisi tanpa ia sadari, kebekuan di hatinya secara perlahan pun mulai sedikit mencair.Anak-anak kecil tanpa orang tua itu begitu terlihat begitu ceria, dan Adam merasakan kesenangan tersendiri saat bermain dan bercengkrama dengan mereka. Sejak saat itu pula Adam dan Anya semakin dekat. Anya yang masih berusia sembilan tahun, menganggap Adam yang tiga
Baca selengkapnya

68. Kita Akan Sangat Bersenang-senang

"Kalau begitu, biarkan ego lelaki dominan ini menaklukkan seorang gadis pembangkang yang ia inginkan. Tidurlah denganku, Flora. Sekarang," tukas Adam, sebelum kembali menyerang bibir Flora dengan beringas.Flora ingin mengelak dari serangan Adam dengan melayangkan pukulan serta tendangan, namun kedua tangannya terhimpit tak berdaya karena Adam menekannya di pintu.Pun sama halnya dengan kedua kakinya. Adam telah menekan kaki Flora dengan kakinya, bahkan juga seluruh tubuhnya.'Sialan! Kayaknya dia sudah bisa memprediksi gerakanku!' Batin Flora kesal. "Paaak!! Lepasin saya atau Pak Adam akan saya adukan ke Polisi berkaitan dengan pemaksaan kehendak disertai kekerasan seksual!" Sergah Flora lantang saat akhirnya ia berhasil melepaskan sejenak bibirnya dari terkaman buas Adam.Kedua ujung bibir Adam terlihat berkedut dan otomatis tertarik ke samping, memamerkan senyum memukau yang terlihat sangat tampan, dan sialnya justru membuat jantung Flora serasa koprol dari tempatnya."Pemaksaan
Baca selengkapnya

69. Kapan Kita Bisa...?

"Bagiku, makam itu adalah tempatku bermain. Dan juga tempat pertama kali aku bertemu seorang pangeran tampan dan langsung jatuh cinta padanya, sejak usiaku sembilan tahun... hingga sekarang."Flora pun kembali terdiam dengan wajah datar mendengar pengakuan Anya yang blak-blakan itu. Ia tak akan memberikan tanggapan apa pun, karena memang sudah bukan kapasitasnya lagi untuk menanggapi. Semakin jelas sekarang, antara dirinya dan Adam sudah tidak ada yang perlu dipertahankan lagi.Flora hanya bersyukur bahwa perasaannya belum terlalu dalam untuk Adam, meskipun sedikit di dalam sana ada rasa kehilangan. Sedikit. Kira-kira satu nanometer, yang katanya adalah satuan terkecil. Iya, nggak usah banyak-banyak. Bikin mules ntar.Tawa renyah Anya pun terdengar, meskipun ada selintas perasaan heran yang tersirat dari wajah cantiknya. "Kok kamu biasa-biasa aja sih mendengar semua penjelasanku dari tadi? Juga nggak ada reaksi saat aku bilang kalau Adam dan aku dulunya sepasang kekasih?"Anya me
Baca selengkapnya

70. Undangan

"M-maksud Bapak, syarat dariku yang waktu itu? Black card, berlian 30 karat dan Hermes Himalaya??" Tanya Flora terkejut. Padahal saat itu dia hanya menyelutuk asal! "Plus private island, dan dan private yacht. Semua sudah siap, Flora. Jadi kapan kita bisa tidur bersama?" Tukas Adam dengan netra biru langitnya yang menghujam tajam seakan dapat menembus kepala Flora. Flora pun mengernyit. "Maaf, Pak. Tapi perasaan itu cuma syarat untuk pacaran dengan saya deh, bukan untuk tidurin saya!" Sergahnya kesal. "Apa bedanya?" Cetus Adam sambil menaikkan alisnya. "Toh kalau aku nanti nikah sama kamu, kita juga bakal tidur bareng kan?" Flora pun serta-merta kembali melemparkan tatapan datarnya. "Ya beda lagilah! Kalau sudah nikah, bobo barengnya kan sudah sah! Nggak bakalan digrebek dan diarak satu RT kalau mau skidipapap sawadikap biskuit ahoy," Balas Flora lagi. Ck. Gini deh, kalau punya otak kebanyakan konten mesum. Nikah yang diliat pun cuma bagian nganu-nganunya doang! Adam meneleng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status