All Chapters of Menikahi CEO Dingin : Chapter 31 - Chapter 40
41 Chapters
bab 31 Menjaga pandangan
Bunga berjalan keluar kamar mandi lebih dulu. Dia menuju walk in closet dan memilihkan baju yang harus dikenakan oleh Alvaro. Sementara Alvaro? Dia masih tersenyum-senyum, meski hanya menatap Bunga .“Ini celana dan jasnya, ini kemeja, ini dasi ... Eh, jangan, lebih cocok yang ini.” Bunga sibuk sendiri. Ketika dia melirik lagi pada Alvaro, matanya langsung membelalak.“Al! Apa kau sekarang tak lagi punya malu?” Alvaroberdiri di belakangnya tanpa busana.“Tidak, kenapa harus malu. Bukankah kau juga suka,” jawab Alvarosambil melilitkan tangannya ke pinggang Bunga .“Hah, aku suka? Kapan aku mengatakan itu?” Bunga menggaruk kepalanya. Rambutnya yang basah terurai berantakan. Tapi Alvarojustru menjadi suka. Dia membenamkan hidung mancungnya di belakang kepala Bunga .Merasakan seluruh organ tubuh Alvaromenempel pada dirinya yang masih mengenakan bathrobe, Bunga mendadak malu. Terlebih ketika bagian khusus itu bereaksi.“Al, please. Kenapa?” tanya Bunga tertahan. Perasaannya campur ad
Read more
bab 32 Rahasia Kakek
Menjelang makan siang, Alvaro kembali keluar. “Bunga, kemari,” panggil Alvaro. Bunga segera beranjak, mendatangi ruangan Alvaro. Bunga langsung menutup pintu ketika memasuki ruang kantor Alvaro. “Ya, Pak?” tanya Bunga dengan serius kepada Alvaro. “Bunga, nanti setelah makan siang, aku ada janji pertemuan dengan perusahaan rekanan kita. Aku tidak bisa menghindar dari meeting ini, sedangkan aku perlu file yang ada di dalam kamar di rumah Kakek Bram. Aku lupa mengambilnya kemarin,” ujar Alvaro. Alvaro menyesalkan keteledorannya kemarin. “Apa aku harus mengambilnya?” tanya Bunga. Alvaro mengangguk. Ada banyak sekali barang pribadiku disana. Hanya aku yang membawa kunci lacinya. Kau bisa meminta supir mengantarkanmu.” Sebenarnya Alvaro juga tak ingin Bunga pergi sendirian keluar kantor karena perintahnya. “Baiklah, kalau begitu aku akan berangkat pada jam makan siang nanti,” jawab Bunga. Alvaro meng
Read more
bab 33 Asal usul Alvaro
Kecemasan menghinggapi perasaan Bunga. Dia tahu, pasti Kakek Bram akan mengetahui kalau dia mendengarkan semua itu. Bunga tak punya alasan pada Kakek Bram, sudah tidak mungkin untuk mengatakan kalau dia tidak mendengar semuanya."Itu artinya kau harus segera pergi dari sini. Aku ingatkan kau sekali lagi. Enyahlah dari kehidupan kami," ujar Kakek Bram. Suaranya terdengar sangat tegar. Namun, ada kekhawatiran di dalam intonasi suaranya yang terdengar terlalu cepat."Kali ini aku pergi, sepertinya ada pengganggu kecil di rumahmu ini. Lain kali aku akan datang lagi, sampai kita mencapai kesepakatan." Suara Sarah terdengar tak kalah lantang.Bunga masih berdiri kaku, menutup mulutnya. Dia ketakutan pada konsekuensi. Tidak mungkin Bunga pergi dan menghindar dari segala pertanyaan yang nanti mungkin dicetuskan Kakek Bram padanya.Dari tempatnya berdiri, Bunga bisa mendengar langkah kaki perempuan paruh baya itu menuju pintu. Sesaat kemudian, Bunga bisa mendengar suara mesin kendaraan yang te
Read more
bab 34 Saling mengkhawatirkan
Belum lagi Bunga sempat me jawab permintaan Kakek Bram, telepon genggamnya sudah berbunyi kencang. Kakek Bram terdiam dan mengalihkan pandangan matanya dari Bunga. Seolah memiliki firasat, kalau Alvaro sudah mulai mencari Bunga.“Sebentar ya, Kek. Ini telepon dari Alvaro,” ujar Bunga meminta waktu pada Kekal Bram. Lelaki tua itu mengangguk.“Halo, sebentar ya, aku mencarikan file yang dibutuhkan kemudian segera kembali,” jawab Bunga dengan ragu-ragu ketika menerima sambungan telepon dari Alvaro.“Halo, kenapa lama sekali? Kau baik-baik saja, kan? Kau membuatku khawatir,” ujar Alvaro. Bunga kembali mencoba menenangkan Alvaro. Dia tidak ingin Alvaro merasa khawatir sekaligus tidak ingin berdusta pada Alvaro. Bunga merasa di berada di dalam dilema.“Jangan terlalu lama disana, tapi kalau di jalan juga jangan terburu-buru. Berkendara dengan pelan saja,” pesan Alvaro sebelum Bunga menutup panggilan teleponnya.“Apa dia bertanya? Dia curiga karena kau terlalu lama disini?” tanya Kakek Bram.
Read more
bab 35 Bunga Galau
Leo menanti Bunga bercerita lebih lanjut tentang pertanyaannya. Namun Bunga tetap terdiam. Wajahnya tampak berpikir. Itu membuat Leo sendiri merasa tak yakin Bunga tadi mendengarkan pertanyaannya atau tidak.“Hei, kau baik-baik saja, kan?” tanya Leo.“Eh, ya Leo. Ya, aku baik-baik saja,” ujar Bunga.Pertanyaan Leo membuat pikirannya kembali tersadar. ‘Mungkin sebaiknya aku tidak usah menceritakan pada Leo. Aku tidak yakin dia tidak akan bercerita pada Alvaro,’ pikir Bunga. Bunga tahu persis kalau Leo adalah sahabat Alvarosejak dulu. Mungkin saja lelaki itu loyal pada Alvaro.“Aku tidak tahu apa yang sedang kau pikirkan, tapi sejak kembali ke kantor hari ini kau tampak sedikit galau,” ujar Leo. Dia kembali memancing jawaban dari Bunga. Bunga yang sadar kalau dia sedang dipancing oleh Alvarolangsung berdiri dan merapikan mejanya dari kotak makanan untuk makan siangnya tadi.“Tidak apa-apa, Leo. Aku hanya ingin tahu. Aku sedikit galau karena tadi kelaparan, sekarang aku galau karena keke
Read more
bab 36 Shopping bareng suami
Ketika jam kantor selesai, Alvarosudah berdiri di depan pintu ruangannya. “Leo, suruh seseorang mengantarkan mobilku ke rumah nanti,” perintah Alvaro. Dia memberikan kunci mobilnya kepada Leo.“Baik, lalu bagaimana Bapak akan pulang?” tanya Leo.“Menumpang mobil sekretarisku, bukan mobilmu, mobil Bunga.” Senyum usil Alvarolangsung mengembang di wajahnya. Leo langsung ikut tersenyum geli saat Bunga berubah tegang. Leo tentu saja paham, mungkin Alvarodan Bunga ingin pergi berkencan.Bunga memandang ke sekitar mereka. Setelah memastikan tidak ada pegawai lain di sekitarnya, Bunga memandang Alvaro. “Karyawan bisa melihatmu naik ke mobilku,” ujar Bunga.“Apa salahnya? Aku berulang kali naik ke atas mobil Leo, tak ada yang mempermasalahkan,” jawab Alvaro lugu. Menyadari kalau pada saat ini sudah selesai jam kerja, Leo tertawa lebih bebas untuk bercanda dengan Alvaro.“Tentu saja mereka tak akan mempermasalahkan, kalian kan normal,” gerutu Bunga.“Siapa yang tahu normal atau tidak, Nona Sekr
Read more
bab 37 Panggilan telepon saat malam
Alvarolangsung menutup mulut Bunga ketika gadis itu hampir berteriak. Bunga menutup bagian depan tubuhnya, menyadari suaminya bereaksi ketika melihatnya dalam balutan busana seksi seperti itu.“Jangan berteriak,” bisik Alvaro. Setelah Bunga mengangguk, Alvarobaru melepaskan tangannya dari mulut Bunga. “Apa kau ingin mereka menyangka kita melakukan hal yang tidak-tidak di dalam ruang ganti?” tanya Alvaro. Bunga menggeleng cepat.“Tapi kau jangan usil seperti itu, menakutkan,” ujar Bunga sambil menutupi tubuhnya dengan pakaian kerja yang tadi dilepaskannya untuk mengenakan lingerie.“Aku tidak sengaja,” ujar Alvarodengan sunyum usil. Bunga meringis mendengar pengakuan tak sengaja dari Alvaro.Bunga lantas mengganti pakaiannya kembali. Dia merapikan semua pakaian yang tadi dicobanya. “Apa kau sudah ‘tenang’? Kalau sudah, kita keluar dari ruang ganti ini,” kata Bunga. Alvaromenarik nafas pelan dan panjang untuk menguasai dirinya, mengatasi hasrat yang bergejolak di kepalanya tadi.“Sudah
Read more
bab 38 Kekecewaan Bunga
Alvaroduduk diam di depan meja rias Bunga. Dia menaruh telepon genggamnya yang tidak pernah berhenti berbunyi sejak tadi, bahkan sebelum Bunga masuk ke dalam kamar mandi. Setelah deringnya selesai, disusul oleh dering berikutnya. Mungkin sudah lebih dari lima kali Sarah menyambungkan telepon pada Alvaro.“Apakah ini benar-benar hal yang serius?” gumam Alvaro.Sebenarnya Alvarotidak mau menerima panggilan itu, namun entah mengapa pikirannya tiba-tiba saja terganggu. Terlebih bila membayangkan raut wajah dan suara Sarah yang seolah sangat dikenalnya. ‘Lebih baik aku menerima saja, supaya aku tahu apa yang sedang terjadi,’ batin Alvaro.“Halo, Ibu Sarah, apakah ada yang bisa dibantu, Bu?” tanya Alvaro.“Halo, Pak Al, maafkan kalau saya menghubungi. Tapi ada sesuatu yang terjadi pada Alexa ketika kami sedang mengerjakan video untuk kepentingan perusahaan,” ujar Sarah.“Sesuatu? Apa yang terjadi? Mohon diterangkan dengan jelas, Bu,” jawab Alvaro. Alvaromemang sedikit kesal. Urusan pembuata
Read more
bab 39 Mertua menyebalkan
Tidak ada alasan lagi bagi Bunga untuk menahan Alvaro. Dia hanya bisa menyimpan semua keterangan dari Alvaro. Satu hal yang disesali Bunga, Alvaro tidak mengatakan padanya tentang keganjilan dalam keputusan Alvaro.Leo pernah mengatakan kalau biasanya Alvaro tidak akan tunduk semudah itu pada mitra bisnis perusahaan mereka. Kali ini berbeda, nyatanya Alvaro bersedia mendatangi lokasi pengambilan video pada malam hari hanya karena Sarah memintanya.Bunga bukannya merasa cemburu, atau mencurigai Alvaro. Dia hanya tahu kalau Alvaro dan Sarah mungkin ada hubungan batin yang tidak bisa dipisahkan. Bagaimanapun, kalau semua yang didengar Bunga benar, maka Sarah adalah ibu kandung yang melahirkan Alvaro. Pantas kalau Alvaro merasa akrab dengannya hanya dengan memandang raut wajah dan juga mendengar suaranya.“Apa benar kau tidak mau ikut saja?” tanya Alvaro pada Bunga yang sedang mengenakan kimono di luar lingerie seksi yang sudah dikenakannya. Bunga menggeleng pelan.“Tidak usah, Sayang. Ak
Read more
bab 40 Kerja sama dengan Alexa
Sekarang giliran Alvaro yang tak tahu harus berbuat apa. Perasaan hatinya memang kesal. Dia merasa dikerjai oleh agensi model tersebut. Tapi anehnya, Alvaro pun sebenarnya tahu kalau dia bisa saja menolak. Itu semua tidak ada di dalam kontrak kerjasama antara perusahaannya dengan agensi model milik Sarah. Akan tetapi, Alvaro bagai tersihir dan tak mampu menyangkal semuanya.Walaupun dengan hati yang terasa kesal, Alvaro tetap bersedia mengantarkan Alexa, sang model itu untuk dibawa ke rumah sakit. Sarah tentu saja ikut bersamanya. Beberapa pegawai Sarah yang tadi ada di penthouse membantu mengangkat Alexasampai naik ke atas mobil Alvaro.“Sebenarnya, untuk urusan seperti ini, seharusnya Ibu Sarah bisa mengaturnya sendiri,” ucap Alvaro. Dia mulai menyalakan mesin mobil dan melaju keluar dari area apartemen.“Sebenarnya, Pak. Seandainya saja saya tidak terlalu lama tinggal di Perancis, mungkin semuanya akan lebih mudah untuk saya. Saya terlanjur tinggal terlalu lama disana,” ujar Sarah.
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status