Bulan melengos, dia meminta sahabatnya untuk keluar dari ruangannya . “Keluar, keluar, kamu pikir dia barang, menyuruhku menghibahkannya padamu. Aku membayarnya cukup mahal, kalau kamu lupa.” Mine terbahak-bahak, “Nggak rela, kan?” Bulan berdecap sebal karena Mine terus-menerus menimpali perkataannya. Dia mendorong punggung Mine keluar dari ruangannya. Pagi ini dia ingin sendirian. Rasanya dia tak ingin diganggu siapa pun. Walaupun itu tak mungkin terjadi, sebab setelah kepergian Mine. Bintang datang menghampirinya. Mine yang masih menunggu lift menggoda sahabatnya dengan mengerlingkan sebelah matanya. Sontak Bulan membalasnya dengan mengepalkan tangan kirinya, mengarahkannya pada Mine yang dibalas dengan tawanya yang masih bisa ditangkap telinganya. “Sialan,” lirihnya kesal. Bintang menggelengkan kepala melihat tingkah kocak mereka berdua. “Selamat pagi,” sapanya pada Bulan. “Morning, Pak.” “Apa saya mengganggu kalian berdua?” “Saya dan Mine? Tentu saja tidak.” Bintang dud
Read more