Melihat situasi ini, Arianda mendengus dan berujar dengan ekspresi senang, "Kalau aku nggak bisa membereskanmu, apa gunanya aku berkultivasi untuk mencapai keabadian?"Namun, Arianda tidak menurunkan kewaspadaannya. Sebaliknya, dia malah membentuk 5 pedang es untuk menusuk kaki, tangan, dan pusat energi Tirta.Krak! Siapa sangka, pedang es hancur. Tirta tetap tidak terluka. Arianda bergumam, "Ternyata fisik pemuda ini begitu keras?"Biarpun tubuh Tirta disegel dan dia tidak bisa melawan, Arianda tetap tidak berani maju. Dia menangkap Pedang Terbang Tirta, lalu menendangnya. Terdengar suara dengungan. Pedang Terbang hendak menusuk pusat energi Tirta dengan kekuatan dahsyat.Ting! Pedang Terbang terhempas dan ujungnya bengkok. Tirta mengerang kesakitan. Akhirnya, bagian perut Tirta terluka untuk pertama kali. Kulitnya tergores sehingga darah mengalir."Aneh ... ternyata fisik pemuda ini lebih keras daripada artefak. Dia pasti memakan bahan berharga berkualitas tinggi," gumam Arianda.Seb
Baca selengkapnya