All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 2031 - Chapter 2040

Begitu Tirta melontarkan ucapannya, Meisya langsung maju untuk menunjukkan kehebatannya. Dia tertawa dan berbicara dengan sombong, "Hei, nyalimu besar sekali. Beraninya kamu datang ke Sekte Kristala cuma karena salah paham kecil! Kami nggak perlu maju sama-sama untuk melawanmu! Ketua sekte kami juga bisa membunuhmu dengan mudah sendirian!"Yang mengejutkan Meisya adalah Luvia bukan hanya tidak berniat melawan Tirta. Bahkan kata-kata Luvia menunjukkan dia ingin menjaga jarak dengan Meisya. Luvia berkata, "Meisya, jangan bicara begitu yakin. Kalau kamu ingin melawan pemuda ini, coba saja sendiri. Jangan libatkan aku."Kalila dan lainnya juga melontarkan ucapan yang sama. Mereka mundur, lalu salah satu dari mereka menimpali, "Benar. Bu Meisya, kultivasi kami memang jauh lebih tinggi darimu. Tapi, kemampuanmu lebih hebat dari kami semua. Sebaiknya kamu yang turun tangan sendiri saja."Mendengar ucapan mereka, wajah Meisya menjadi pucat. Dia berucap dengan suara bergetar, "Bu Luvia, Bu Kali

Mendengar perkataan Tirta, Luvia hampir berteriak. Dia bertanya, "Apa? Dik, bukannya tindakanmu ini sama saja dengan memaksa kami?"Sejak guru Luvia yang juga merupakan ketua Sekte Kristala sebelumnya menyerahkan sekte ini kepadanya, Luvia tidak menyangka dia akan menghadapi hal seperti ini. Jika Luvia menyuruh semua anggota Sekte Kristala menuruti perintah Tirta, bukannya dia akan mencelakai mereka?Kalila dan lainnya juga sependapat. Kalila membatin, 'Sebenarnya apa maksud pemuda ini? Jangan-jangan dia berniat menjadikan semua anggota sekte sebagai haremnya?'Bagaimanapun, reputasi Tirta sangat buruk. Jadi, wajar saja jika mereka berpikiran seperti ini.Tirta memang tahu Luvia keberatan, tetapi dia juga tidak ingin melepaskan sekelompok wanita cantik ini. Tirta sengaja berbicara dengan wajah galak, "Kenapa? Tadi Bu Luvia bilang mau memenuhi semua persyaratanku. Sekarang aku sudah mengajukan persyaratanku, apa Bu Luvia mau menolak?"Luvia tidak berani melawan Tirta. Setelah bimbang se

Tirta tertegun sejenak, lalu tertawa dan berujar, "Oke, Kak. Kalau kamu berpikiran begitu, kamu tetap di sini saja. Nanti kamu baru ikut aku kembali ke dunia fana."Tirta melanjutkan, "Di perjalanan, kamu bilang saja mau aku puaskan berapa kali. Aku pasti menurutimu. Aku jamin akan membuatmu ketagihan dan merasakan kenikmatan yang luar biasa."Kemudian, Tirta merangkul pinggang Althea yang ramping dengan lembut. Althea bersandar di bahu Tirta, lalu mendesah dan berucap, "Bajingan mesum, aku cuma mau minta satu hal padamu. Sebelum pergi, bantu aku sokong Sekte Kebebasan. Dengan kemampuanmu ... seharusnya nggak sulit bagimu untuk memenuhi permintaanku."Tirta tahu Althea merasa malu untuk menghadapi anggota Sekte Kebebasan setelah memutuskan untuk mengikutinya. Bagaimanapun, reputasi Tirta di dunia misterius sangat buruk.Tirta menanggapi seraya tersenyum, "Kak, tentu saja itu bukan hal sulit bagiku. Nanti aku akan luangkan waktu untuk pergi ke Sekte Kebebasan sebentar, lalu pasang forma

Suara Genta yang terdengar sangat senang muncul di benak Tirta lagi. "Pola-pola ini menandakan hukum alam, aturan alami, dan aturan dunia. Tentu saja kamu nggak mengerti. Seharusnya kepingan giok delapan trigram ini ditinggalkan oleh seorang tokoh hebat dalam ajaran Tao dari ras manusia sebelum dia mencapai keabadian ribuan tahun yang lalu.""Kepingan giok ini nggak sengaja ditemukan wanita ini. Tapi, warisan yang sebenarnya aktif karena kamu. Kalau nggak, mungkin wanita ini nggak berkesempatan mengaktifkan warisan itu seumur hidup dengan pemahamannya," lanjut Genta.Genta meneruskan, "Apa yang kamu bilang tadi memang benar. Semua orang yang berkultivasi memang menentang takdir. Akhirnya, yang terpenting dalam kultivasi itu niat. Nggak ada gunanya kalau kita cuma takut pada takdir dan memercayai hukum alam, tapi hati kita terbelenggu selamanya."Genta menambahkan, "Kita nggak akan memperoleh pencapaian besar seumur hidup. Sepertinya teknik pertama ras manusia yang bernama Mantra Evolus

Tetua kedua masih gugup saat teringat bara api tadi. Sekarang dia baru mengembuskan napas lega dan menanggapi, "Sebenarnya dia juga cukup hebat. Kalau berduel dengannya, aku pasti nggak bisa menang. Hanya saja, ratusan jarum es yang kumurnikan dengan susah payah ditangkis dan dihancurkan oleh teknik elemen apinya. Aku harus memurnikan jarum es lagi."Tetua pertama yang tidak setuju melompat turun dari kurungan es dan menimpali, "Biarpun dia lebih hebat dari orang yang kekuatannya setara dengannya, itu juga nggak cukup untuk membuat semua anggota Sekte Kristala tunduk padanya. Seharusnya ketua sekte bisa langsung memusnahkan pemuda ini dengan satu jurus."Tetua kedua membalas, "Sudahlah, ayo kita pergi. Kita langsung beri tahu ketua sekte nggak usah pindah. Dalam waktu singkat, pemuda ini pasti akan mati membeku."Tetua kedua menambahkan, "Wanita yang datang bersama pemuda ini cukup cantik. Kalau dia mau bergabung dengan anggota Sekte Kristala, ke depannya saudariku akan bertambah. Ayo,