Hati Tirta berbunga-bunga, tetapi dia tetap berpura-pura bodoh dan lanjut mempermainkan Heidi, "Kak, kamu bilang apa? Aku mau berbaring di mana?"Tirta juga mencegah Heidi tahu dia berpura-pura. Wajah Heidi memerah. Hanya saja, dia tetap berusaha tenang dan berkata dengan lirih, "Ternyata ... kamu bahkan nggak ingat hal ini. Sini, aku bisikkan padamu ...."Tirta merasakan napas Heidi yang wangi di wajahnya sehingga dia gemetaran. Setelah mendengar ucapan Heidi, Tirta menyahut, "Oh. Oke, Kak."Tirta bersandar di dada Heidi dengan ekspresi bingung. Napas Tirta yang panas membuat hati Heidi bergetar. Dia menceletuk, "Kenapa begitu panas?"Sekujur tubuh Heidi panas. Telinganya yang lembut juga memerah, benar-benar indah.Namun, Tirta tetap tidak melakukan apa pun. Dia tidak buru-buru. Takutnya nanti ketahuan kalau dia terlalu buru-buru. Tirta bertanya, "Kak, apa yang harus kulakukan lagi setelah ini?"Sebaliknya, Heidi yang mulai tidak sabar. Dia menyahut, "Kamu bodoh sekali .... Begini du
Read more