Tentu saja Tirta dan Serra yang datang. Seharusnya helikopter yang terbang dari ibu kota ke Pulau Shariza tidak bisa mengimbangi kecepatan pesawat penumpang.Namun, Tirta merasa helikopter terbang terlalu lambat. Jadi, dia tiba-tiba menemukan ide untuk menggunakan Teknik Pengendali Angin pada helikopter.Alhasil, kecepatan helikopter meningkat pesat dan melaju sangat cepat. Serra benar-benar takjub. Itulah sebabnya Tirta bisa sampai di rumah Keluarga Ravian hampir bersamaan dengan Devika dan lainnya.Setelah turun dari helikopter, Tirta terkejut melihat Devika dan lainnya. Dia bertanya, "Bu Devika, Marila, Shinta, kenapa kalian juga datang ke sini?"Serra yang ikut turun dari helikopter menyapa Devika dan lainnya dengan hormat, "Bu Devika, Bu Marila, Nona Shinta ...."Devika hanya mengangguk pada Serra, lalu melirik Tirta dan membalas dengan ketus, "Kenapa? Memangnya cuma kamu yang boleh datang? Apa kami nggak boleh datang?"Shinta berujar dengan antusias, "Kak Tirta, padahal kamu suda
Read more