Akhirnya, dengan sisa kewarasan mulai terangkat kembali. Moreau segera menatap wajah Caroline kemudian berkata, “Kau benar. Abi ada di kota ini. Kami bertemu di bar. Dia membuat kekacauan di tempat kerjaku, hanya agar aku memaafkan kesalahannya lima tahun lalu.” Moreau bisa mendengar sendiri betapa dia ketakutan. Hampir tak berdaya, tetapi tidak ada pilihan. Sulit menenangkan ketegangan di tubuhnya. “Apa yang dia lakukan memangnya?” Kali ini suara Caroline penuh pertimbangkan ketika mengajukan pertanyaan. Itu mendesak Moreau supaya bercerita. Dia mengusap wajah kasar. Masih berharap ini hanya sebuah mimpi buruk. “Abi memukul seorang pelanggan. Memancing kemarahannya, lalu diam begitu saja ketika dia dihajar habis – habisan. Seperti memang sengaja untuk menarik perhatianku. Aku berharap tidak peduli kepadanya lagi, tapi aku tak bisa.” Sekarang, Moreau sedikit gemetar setelah meneruskan hal yang dirasa cukup menyakitkan. “Yang sangat membuatku takut. Dia
Terakhir Diperbarui : 2025-05-29 Baca selengkapnya