Home / Romansa / Perjanjian Terlarang / Diam-Diam Melakukannya

Share

Diam-Diam Melakukannya

Author: Susi_miu
last update Last Updated: 2025-06-03 15:07:57

Satu pengakuan seperti suatu sambaran petir. Abihirt nyaris membeku, tetapi dia mengusahakan ketenangan sekadar menanggapi Lore; sadar jika mereka tidak memiliki waktu lebih banyak di sini.

“Abangmu?” dia lagi – lagi bertanya. Ingin memastikan lebih serius. Merasa terlalu ganjil mendapati Moreau memiliki lebih dari satu anak saat lima tahun terasa seperti neraka mengerikan.

Abihirt menempatkan perhatian terlalu serius saat Lore tampak akan segera bicara.

“Ya, kami kembar.”

Kembar ....

Ada sesuatu seperti melubangi jantungnya mendengar hal tersebut. “Kembar?” Abihirt meneruskan hingga Lore mengangguk antusias.

“Hu,um. Hanya beda lima menit. Aku juga seharusnya bisa mengatur kembaranku.”

“Boleh aku bertemu dengan kembaran-mu?”

Abihirt tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini. Sebentar saja, dia tidak akan melakukan sesuatu yang buruk. Namun, keraguan di mata Lore dan bagaimana gadis kecil itu selalu diliputi kebutuhan berpikir panja
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Clover
Up 2 bab lagi Thor hari ini..
goodnovel comment avatar
alea
waduh mendebarkan....
goodnovel comment avatar
Puji Lestari
bagus abii
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Perjanjian Terlarang   Uang

    “Lore ....” Setelah mengembuskan napas kasar. Caroline akhirnya menjatuhkan sapuan lembut di puncak kepala Lore. Perhatian gadis itu segera teralihkan. Wajah padat yang menggemaskan segera menengadah. Tatapan polos ... seperti menyerbu suasana hati Caroline—saat ini sungguh tidak baik – baik saja. “Siapa yang ada di dalam gambarmu?” Lupakan tentang keberadaan Abihirt sementara waktu. Caroline penasaran. Tak bisa membayangkan kalau – kalau dugaannya ternyata benar. Dia takut; sungguh. “Paman baik hati itu, Caro.” Hantaman keras membentuk sapuan keras di dada Caroline. Lore benar – benar menciptakan sesuatu yang terasa mengejutkan. Dia menelan ludah kasar, menunggu beberapa saat ketika Lore terlihat mengatur posisi duduk, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang kepadanya. “Paman baik itu memberikan uang. Katanya untuk mengganti rugi obat dan sisanya untuk aku dan Arias.” Sebelah alis Caroline terangkat tinggi. Bertanya – tanya apa yang sebaikn

  • Perjanjian Terlarang   Pamit

    Tidak ada pilihan. Abihirt tidak berani mengajarkan sesuatu yang lebih buruk. Moreau mungkin akan sangat marah. Dia tidak bisa mengambil risiko saat kebutuhan membeli kembali kepercayaan yang telah hangus merupakan prospek paling tidak mendekati hasil. “Kau mungkin bisa memberi tahu mommy-mu, Gadis kecil. Tapi sekarang, apa aku boleh pergi?” Semua harus segera diselesaikan setelah ini. Abihirt menatap Lore dalam, ada keengganan di balik mata kelabu itu. Rasanya cukup berat meninggalkan dua bocah kecil ini di sini. Caroline mungkin akan sampai, jika mereka masih menunda waktu. “Paman tidak boleh pergi, karena Caro bilang akan membawa obat untuk Paman.” “Paman sudah merasa lebih baik,” ucap Abihirt menambahkan. Caroline sudah ... setidaknya melakukan sesuatu. Dia tidak bisa membiarkan semua berjalan begitu saja. Secara terburu merogoh dompet, hingga keningnya bertaut sesaat, ketika harus memilih sejumlah uang dan pada akhirnya Abihirt mengeluarkan semua yang ad

  • Perjanjian Terlarang   Foto Bayi

    “Paman sudah meminta maaf. Tidak apa – apa.” Abihirt tersenyum secara naluriah. “Kau sangat pintar bicara,” dia menambahkan komentar, walau segera menempatkan perhatian lurus ke arah bocah laki – laki yang sedang tertidur. Perlahan mengulurkan tangan untuk menyentuh rambut kecokelatan—juga terasa lembut di sana. “Kalian suka mainan?” dia bertanya sekadar menarik perhatian Lore dari kebutuhan mengamati setiap tindakan yang dilakukan. Gadis kecil itu lagi – lagi menunjukkan antusiasme tak terduga, bahkan sedikit melompat saat menambahkan jawaban. “Tentu saja. Paman Juan sering membawakan kami mainan baru saat datang berkunjung.” Satu bayangan membentuk sekelebat informasi dan menyergap brutal di benak Abihirt. Dulu ... dulu sekali, dia pernah mendatangi Juan demi menanyakan keberadaan Moreau dan pria itu secara serius mengaku tidak pernah tahu apa pun. Konyol. Sebuah kenyataan bahwa dia tidak penah percaya sedikitpun pengakuan Juan, tetapi tetap meninggalkan pria itu untu

  • Perjanjian Terlarang   Diam-Diam Melakukannya

    Satu pengakuan seperti suatu sambaran petir. Abihirt nyaris membeku, tetapi dia mengusahakan ketenangan sekadar menanggapi Lore; sadar jika mereka tidak memiliki waktu lebih banyak di sini. “Abangmu?” dia lagi – lagi bertanya. Ingin memastikan lebih serius. Merasa terlalu ganjil mendapati Moreau memiliki lebih dari satu anak saat lima tahun terasa seperti neraka mengerikan. Abihirt menempatkan perhatian terlalu serius saat Lore tampak akan segera bicara. “Ya, kami kembar.” Kembar .... Ada sesuatu seperti melubangi jantungnya mendengar hal tersebut. “Kembar?” Abihirt meneruskan hingga Lore mengangguk antusias. “Hu,um. Hanya beda lima menit. Aku juga seharusnya bisa mengatur kembaranku.” “Boleh aku bertemu dengan kembaran-mu?” Abihirt tidak akan melewatkan kesempatan seperti ini. Sebentar saja, dia tidak akan melakukan sesuatu yang buruk. Namun, keraguan di mata Lore dan bagaimana gadis kecil itu selalu diliputi kebutuhan berpikir panja

  • Perjanjian Terlarang   Sedikit Kebocoran

    Kesempatan kedua .... Rasanya, dia terlalu beku untuk mencoba sesuatu yang dulu sering sekali menjadi kesalahan mereka. Lima tahun, rasanya itu tidak begitu cukup. Moreau mengerjap cepat. Berusaha melupakan hal – hal yang dapat memberi pengaruh buruk untuk pikirannya. Sudah adil seperti ini. Akan memberi Abihirt waktu sekadar beristirahat di sini. Caroline bisa mengurus sisanya, sementara dia harus segera bersiap pergi bekerja di klub. Moreau tak bisa membayangkan saat - saat yang dimanfaatkan ketika tidak bekerja kepada Robby akan berakhir seperti ini. Pria itu sudah cukup baik memberi libur dua hari mengingat kemarin merupakan jadwal Arias untuk melakukan tranfusi darah. Besok semua kegiatan akan berjalan seperti biasanya. Dia harap Abihirt bisa segera pergi setelah ini. Secara tentatif mulai memutuskan untuk meninggalkan pria itu di ruang tamu. *** Kelopak mata Abihirt mengerjap. Masih berusaha memahami situasi di sekitar dan bertanya – tanya m

  • Perjanjian Terlarang   Masih Memohon

    “Dia tidak makan apa pun sejak tadi pagi, Moreau. Matahari juga begitu terik. Kau yakin akan terus membiarkannya seperti itu?” Moreau tidak yakin, tetapi dia tidak bisa—secara tiba tiba, memberi Abihirt kesempatan untuk terlibat di hidupnya lagi. Pria itu sedang, terlihat gelisah dengan sesekali menyentuh kening, bahkan tampaknya Abihirt perlu menyeka butiran keringat. Caroline benar. Matahari begitu terik. Kontras terhadap cuaca tadi malam. Ini mungkin bisa membuat kondisi Abihirt berakhir lebih buruk. Moreau tidak lupa bahwa suhu tubuh pria itu benar – benar di luar dugaan. Dia tanpa sadar mengepalkan jari – jari tangan dengan erat. “Kau ingin aku apa, Caroline? Kita tidak mungkin membiarkannya masuk ke dalam. Dia sudah tahu Lore anakku. Jangan sampai mendapat informasi kalau aku memiliki anak kembar.” Iris biru terang Moreau tidak sedikitpun teralihkan dari tubuh Abihirt di sana. Bagaimanapun, tubuh pria itu tidak lagi duduk dengan tegak. Abihirt mungkin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status