Kecanggungan yang tentu membuat Rana terdiam bingung, "Ran, kenapa tiba-tiba kamu mau berhenti? Okelah kamu belum tentu mau, tapi kenapa kepikiran begitu?" tanya Nifa memecah keheningan keduanya, hening yang diciptakan cepat dari kebingungan Rana dan kecanggungan Nifa."Kayaknya aku mau lanjutkan bisnis keluarga.""Hah?" tukas Nifa cukup keras, terkejut pada ungkapan sang pimpinan tim, "s-serius? Buat apa? Posisi kamu di sini sudah enak, Rana.""Ah sudahlah," pungkas Rana mengakhiri obrolan keduanya lalu bergegas menuju meja kerja, "balik kerja saja, Nifa," ucapnya lagi setelah duduk di kursi kerja yang tinggi itu, kursi serupa dan terasa seperti singgasana neraka yang panas dan memuakkan, penuh tuntutan dan pemaksaan."Enggak mau! Aku mau tahu alasanmu dulu," jawab Nifa menatap kesal Nifa dan menarik kursi di depan meja kerja itu, duduk dan merengut, "sekarang aku sebagai teman, bukan rekan kerja atau anggota tim," lanjutnya menegaskan situasi yang dirasa."Sete
Terakhir Diperbarui : 2025-06-04 Baca selengkapnya