Jantungnya berdentum keras, nyaris terdengar di telinganya sendiri. Ia merasakan getaran perasaan yang meluap dari Ziyan Rouxi. Bukan sekadar kasih, tetapi juga pengorbanan, kerinduan, dan janji yang tidak pernah terucap. Ziyan Rouxi pun larut sepenuhnya. Tangannya semakin erat memeluk, jemarinya menekan punggung Xiao Tian, seakan ingin menyatu dan tak pernah dilepaskan lagi. Ciumannya bukan sekadar ungkapan cinta, melainkan pelepasan seluruh kerinduan yang bertahun-tahun ia simpan. Xiao Tian akhirnya membiarkan kedua tangannya bergerak. Satu tangannya naik, menyentuh lembut bahu Ziyan Rouxi, sementara yang lain perlahan menahan pinggangnya agar lebih dekat. Sentuhan itu sederhana, tetapi penuh rasa hati-hati, seakan ia takut membuat momen itu rapuh. Napas mereka kini berpadu, hangatnya terasa jelas di antara ciuman itu. Mata Xiao Tian perlahan terpejam, meresapi setiap detik yang berjalan. Bagi dirinya, ini adalah saat di mana kebingungan dalam hatinya runtuh, digantikan oleh pera
Last Updated : 2025-09-10 Read more