Lempengan itu kini melayang tenang di sisi Xiao Tian, tidak lagi memancarkan tekanan liar seperti sebelumnya. Xiao Tian memposisikan lempengan itu seolah-olah benda itu memang sudah berada di sisinya sejak awal. Senyum itu membuat Yan Shirong seperti dipermalukan dua kali, pertama karena kehilangan harta, kedua karena dijadikan bahan olok-olok. Flop!!! Yan Shirong muntah darah lagi karena marah, dan itu lebih parah daripada muntah darah akibat luka. Napasnya sempat tersendat, bukan karena lemah, melainkan karena ia menahan amarah yang tidak menemukan jalur untuk dilampiaskan pada Xiao Tian yang masih berdiri tenang. “Bajingan, apa yang kamu katakan? Kembalikan senjataku!” Yan Shirong berteriak hingga udara pecah. Getaran dari teriakannya membuat udara di sekitarnya bergetar, tetapi tidak mengubah posisi Xiao Tian sedikit pun. Teriakan itu keluar seperti paksaan, seolah-olah dengan teriakan, kenyataan bisa dibalikkan. “Tidak perlu berteriak, telingaku tidak bermasalah, masih bi
Terakhir Diperbarui : 2025-12-14 Baca selengkapnya