Hendrik berkomentar, "Tapi Pak Ivan, tindakanmu ini ... rasanya terlalu ekstrem."Ivan tidak menjawab. Dia langsung bersikap seolah-olah tak tahu apa-apa, lalu menutup telepon Hendrik.Wajah Hendrik di seberang sana terlihat berubah-ubah, antara cemas dan marah. Dia memaki, "Sialan, Ivan ini sudah gila ya? Jangan sampai aku ikut terseret. Walau di belakangku ada Keluarga Tahir, Keluarga Sadali juga nggak bisa diusik sembarangan. Tapi kalau sudah kejadian begini, selama dikendalikan sedikit, mungkin kerja sama antara Felicia dan Arin bisa saja gagal total!"Saat mengucapkan itu, Hendrik menyeringai dingin.....Di rumah sakit, tepatnya luar ruang operasi.Di lorong rumah sakit, ayah dari Arin sekaligus pemimpin Grup Sadali dan orang terkaya di Magizta, Arifin Sadali, berjalan mondar-mandir. Wajahnya penuh kecemasan, amarah, dan kekhawatiran.Beberapa tokoh penting di dunia bisnis Magizta, termasuk kolega dan rekan bisnis Arifin, datang satu per satu karena mendengar kabar tersebut."Pak
Baca selengkapnya