Semua Bab Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Bab 1301 - Bab 1310

"Sungguh orang yang luar biasa!"Pada saat itu, Afkar tersenyum lebar sambil menarik cip 10 miliar dari tangan Mermaid. Dia berucap, "Maaf, aku menang!"Kini, tatapan Mermaid agak tajam dan mengerikan. Dia memandang Afkar dengan dingin sambil bertanya, "Ka ... kamu bisa tahu kalau kartu berikutnya adalah 2?"Bahkan, Mermaid sempat melirik ke arah dealer. Dalam sepasang matanya, terlihat sedikit kecurigaan. Di sisi lain, dealer pun langsung mengerutkan wajahnya dan cepat-cepat menggeleng dengan ekspresi sangat tidak bersalah.Afkar tertawa sejenak, lalu menjawab dengan tenang, "Nggak tahu kok!"Mermaid bertanya dengan nada tidak percaya, "Nggak tahu? Jadi, kenapa kamu ambil kartu terus? Mana mungkin kamu nggak tahu?"Afkar membalas sambil tersenyum sedikit nakal, "Kenapa nggak mungkin? Apa yang sedang kita lakukan? Kita lagi bertaruh lho. Aku cuma taruhan dan bersenang-senang. Memangnya kenapa? Hehe. Kamu belum pernah lihat penjudi gila sepertiku?""Kamu ...." Mermaid terdiam sejenak. D

Seiring terdengarnya suara robekan keras, baju atas Mermaid langsung terkoyak. Sebuah kartu 6 sekop terlihat menempel di dadanya. Kini, bukti sudah sangat jelas.Afkar dengan tenang menekan tangan kanan Mermaid di atas meja judi, lalu bertanya sambil tersenyum dingin, "Cantik, apa masih ada alasan lain yang mau kamu sampaikan?"Mermaid benar-benar panik. Saat ini, wajahnya sudah pucat pasi. Senyum menggoda yang tadi menghiasi wajahnya, kini sudah menghilang sepenuhnya.Mermaid segera berujar, "A ... aku khilaf. Maafkan aku. To ... tolong maafkan aku. Aku salah paham, Kak. Tolong maafkan aku kali ini. Apa pun yang kamu minta, aku akan nurut."Sejak awal, Mermaid hanya menganggap Afkar sebagai mangsa empuk. Dia mengira dia bisa mempermainkan Afkar dengan mudah, tetapi akhirnya malah dirinya yang kalah telak dan sekarang ketahuan menipu.Pada awalnya, Mermaid merasa bisa mengendalikan seluruh situasi, tetapi kini dia merasakan ketakutan yang luar biasa, seolah-olah sungguh tak berdaya di

Afkar bertanya dengan nada dingin, "Jangan pedulikan siapa kami. Yang penting jawab saja pertanyaanku. Apa kamu bisa bawa kami ke pulau itu?"Efendi menelan ludahnya. Dia membalas dengan sikap sangat cemas, "A ... aku bisa bawa kalian ke sana, tapi ... kalian akan melepaskanku, 'kan?"Pada saat itu, suara berat dan dalam seseorang terdengar. "Tentu saja. Kamu sekarang punya dua pilihan. Pertama, mati bersama mereka. Kedua, bantu kami pergi ke pulau itu. Kalau kamu memilih yang kedua, aku bisa ambil keputusan dan mengajakmu bergabung dengan sekte kami."Orang itu melanjutkan, "Aku jamin, sekte kami nggak kalah dari Keluarga Rajendra dunia misterius. Jadi, kamu nggak perlu khawatir dengan balas dendam dari Keluarga Rajendra dunia misterius."Ternyata, Abdul juga sudah datang bersama beberapa ahli dari Sekte Surya Rembulan. Dia langsung memberikan tawaran kepada Efendi.Efendi terdiam beberapa saat, lalu akhirnya setuju dengan cepat, "Ya sudah, aku akan membawa kalian ke sana. Yang pentin

Abdul berbicara dengan sikap sombong dan penuh wibawa, "Padahal kamu cuma seorang pengurus, tapi berani banget bicara padaku dengan cara begitu? Sekalipun aku membunuhmu, Omar pun nggak akan berani berkomentar!"Omar Rajendra adalah Kepala Keluarga Rajendra dunia misterius saat ini. Mendengar kata-kata itu, Vinson dan anggota Keluarga Rajendra dunia misterius di sekitarnya terlihat sangat marah.Ucapannya jelas sangat kasar. Mana boleh Abdul menganggap orang-orang Keluarga Rajendra dunia misterius dianggap sebagai anjing dari Keluarga Rajendra Kuno? Namun, mereka hanya bisa menahan amarah dan tidak berani membantah. Kalau orang-orang ini memang berasal dari Keluarga Rajendra Kuno, mereka sadar bahwa mereka tidak akan bisa sembarangan melawan balik.Abdul dengan arogan melambaikan tangannya, lalu memberi isyarat agar Vinson memimpin mereka, "Jangan bicara omong kosong lagi. Sekarang, siapa yang pimpin pulau ini? Ayo, bawa aku pergi menemuinya. Yang jelas, Keluarga Rajendra Kuno akan men

Keluarga Rajendra dunia misterius tetap saja meremehkan betapa besar daya tarik yang akan timbul jika keberadaan nadi spiritual di pulau ini terbongkar.Afkar terus memperhatikan pertempuran antara Abdul dan Wahid sejenak, lalu secara diam-diam bergerak menuju satu arah.Sepanjang perjalanannya, Afkar bertemu dengan beberapa ahli dari Keluarga Rajendra dunia misterius yang coba menyerangnya, tetapi mereka hanyalah orang-orang dengan kekuatan di tingkat pembentukan inti yang mudah dikalahkan. Dia segera mengalahkan mereka dengan mudah.Kemudian, Afkar melanjutkan perjalanan. Dia mengikuti indra terhadap konsentrasi energi spiritual dan dengan cepat bergerak menuju arah barat laut pulau. Sepertinya, itu adalah tempat di mana nadi spiritual tersebut berada.....Sementara itu, di sisi lain.Di tengah samudra yang luas, kapal pesiar mewah itu sudah mendekati kawasan sekitar pulau yang berjarak puluhan mil laut.Di dek kapal, Hiro bersama Akira dan beberapa ahli dari Sakura sudah bisa melih