Semua Bab Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Bab 1441 - Bab 1450

Fauzi berlutut di tanah. Dia memohon dengan suara penuh harapan, "Kak, aku mohon padamu. Biarkan anak itu pergi ya? Anak itu nggak bersalah. Biarkanlah mereka pergi. Afkar sudah berada di tangan Sekte Pemutus Nadi, sedangkan Shafa cuma seorang anak. Dia juga terkena kutukan dari Keluarga Rajendra Kuno. Kasihanilah dia, biarkan dia pergi!""Anak kecil ini nggak bisa berbuat apa-apa. Aku mohon padamu, Kak. Aku mohon tolong pertimbangkanlah. Sudah bertahun-tahun, aku nggak pernah memohon padamu! Cuma kali ini saja. Boleh ya?" lanjut Fauzi.Melihat adiknya ini, wajah Nevan si Ketua Sekte Pemutus Nadi dipenuhi dengan rasa dingin yang mengerikan, serta ekspresi yang menunjukkan kekecewaan dan kemarahan.Setelah terdiam beberapa saat, Nevan menggeleng dan berbicara dengan nada kecewa, "Kamu bisa-bisanya berlutut cuma demi seorang anak yang nggak ada kaitannya denganmu? Fauzi, kamu ...."Sebagai saudara kandung yang terlahir dari ibu yang sama, Nevan telah mencapai tingkat pemecahan kekosongan

Sekejap kemudian, gadis muda yang cantik itu dipaksa untuk berlutut di lantai. Jelas, orang itu adalah Gerlin. Vita telah meninggal. Sebagai "komplotan," tentu dia tak bisa dibiarkan lolos begitu saja.Yulia memaki, "Gerlin, dasar murid kurang ajar! Baru saja bergabung dengan sekte, kamu sudah bersekongkol dengan orang luar dan merusak kepentingan sekte. Padahal aku sempat berharap pada kemampuanmu, sampai-sampai menjadikanmu sebagai murid langsungku.""Tapi, kamu ... sangat mengecewakanku. Kamu dan Vita benar-benar sudah mempermalukan Puncak Dewi!" marah Yulia si Ketua Puncak Dewi dengan ekspresi dingin. Nada suaranya penuh kemarahan.Gerlin mengangkat kepala. Dengan wajah cantik yang terlihat sedikit cemas, dia bertanya, "Guru, apakah Kak Vita berhasil? Apakah Shafa sudah pergi?"Mendengar pertanyaan itu, Yulia langsung mendengus kesal. Dia memarahi, "Situasinya sudah seperti ini, tapi kamu masih bertanya hal seperti itu?"Pada saat itu, Adnan melambaikan tangan. Kemudian, dia memand

Setelah keempat anggota tubuhnya tumbuh kembali dan berhasil melepaskan diri dari rantai hitam, Afkar sempat berpikir untuk menggali dan langsung keluar dari bawah tanah, lalu mencoba melarikan diri dari Sekte Pemutus Nadi. Namun, begitu pemikiran itu muncul, dia langsung membatalkannya.Entah apakah Afkar bisa berhasil atau tidak. Bahkan jika bisa melarikan diri dari Sekte Pemutus Nadi, dia tidak bisa begitu saja meninggalkan tempat ini. Apa tujuan dia datang ke sini?Jika Afkar belum yakin apakah Shafa sudah berhasil melarikan diri, mana mungkin dia bisa pergi begitu saja? Selain itu, dia telah diperlakukan dengan sangat kejam seperti ini. Tentu saja, dia harus mencari cara untuk membalas dendam.Apalagi, Fenny masih memegang kantong dimensi dan kantong penyimpanannya. Bukan hanya sumber daya untuk kultivasi dan pil obat, bahkan ada peta harta karun dan Bulu Ilahi yang sepertinya bisa memberikan kesempatan tertentu.Semua itu memang penting, tetapi ada yang jauh lebih penting. Yang p

Pada awalnya, pedang yang ditujukan untuk menyerang Gerlin justru memenggal kepala putranya sendiri. Sebelum kesadaran Rehan menghilang, hatinya dipenuhi dengan rasa tidak puas dan kebencian.Rehan sepertinya ingat bertahun-tahun yang lalu, Fauzi telah meramal untuknya dan Edo. Katanya, Edo akan membawa malapetaka bagi anaknya .... Saat itu, baik Rehan maupun Edo sama sekali tidak memperhatikan ramalan tersebut. Bagaimana mungkin Edo bisa membawa malapetaka bagi anaknya?Sebagai anak dari ketua puncak, Rehan memanfaatkan kedudukan ayahnya untuk bertindak sesuka hati di Puncak Orlon. Bahkan di seluruh Sekte Pemutus Nadi, hampir tidak ada yang berani mengganggunya. Bagaimana mungkin ayahnya akan membawa malapetaka baginya? Dia jelas-jelas adalah berkah bagi Rehan!Namun sekarang, Rehan sudah sepenuhnya percaya. Beberapa waktu lalu demi menjatuhkan Afkar, Edo membuatnya kehilangan kedua kakinya. Sekarang, malah kepalanya yang dipenggal. Rehan benar-benar mati di tangan ayahnya sendiri. De

Pada saat itu, Gerlin yang berdiri di samping masih terikat dengan borgol. Dia benar-benar terkejut. Di matanya, ketua sekte yang begitu luar biasa bisa-bisanya dibunuh begitu saja oleh Afkar? Bahkan, semudah membunuh ayam!Setelah rasa terkejut mereda, mata besar Gerlin segera dipenuhi dengan kilau kegembiraan yang tak bisa disembunyikan. Afkar ternyata begitu kuat. Lebih dari itu, dia juga tidak kehilangan tangan dan kakinya. Di tengah keputusasaan seperti ini, melihat Afkar penuh dengan kekuatan membuatnya seakan-akan melihat seberkas harapan.Sementara itu di sisi lain, Leo yang terbaring lemah benar-benar berbeda perasaannya. Dia hanya terpental oleh kekuatan luar biasa saat Afkar tiba-tiba bergerak. Setelah ditabrak, tubuhnya terasa sakit dan dia terluka parah. Meskipun terluka parah, tetap saja itu lebih baik daripada kehilangan nyawa.Melihat kekuatan menakutkan Afkar, Leo merasa ketakutan luar biasa dan nyalinya sudah menciut. Di momen ini, sambil menahan rasa sakit di dalam t