Semua Bab Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Bab 1461 - Bab 1470

Saat ini, restoran Barat itu sudah porak-poranda. Di lantai dua, sebagian dinding bahkan hancur berlubang karena hantaman energi dari pertarungan. Orang-orang di sekitar berteriak histeris, panik, dan ketakutan luar biasa.Di dalam ruang VIP, Gauri masih terlihat relatif tenang. Beberapa waktu terakhir, dia memang sudah banyak mengalami hal-hal mengejutkan. Misalnya waktu itu, saat para ahli Keluarga Darmadi menyerbu rumah Keluarga Safira, Gauri juga menyaksikan secara langsung pertarungan berdarah yang mengerikan.Selain itu, Gauri tahu betul bahwa anak dan menantunya adalah ahli. Setelah didorong oleh Afkar dan Felicia, bahkan dirinya sendiri dan Harun pun sudah mulai berlatih kultivasi dasar. Jadi ketika menghadapi hal-hal seperti ini, dia sudah tidak terlalu kaget lagi.Sebaliknya wajah Arin masih terlihat pucat penuh ketakutan, meskipun dia cukup lega melihat Felicia berhasil memaksa lawan menjauh darinya. Dia menepuk dadanya yang montok, lalu menghela napas panjang.Sementara itu

Melihat anaknya menunjukkan kekuatan hebat, Gauri yang berdiri di lantai dua restoran Barat itu langsung bertepuk tangan sambil berseru, "Bagus sekali!"Arin juga terlihat bersemangat. Dia memuji dengan raut wajah penuh kekaguman, "Feli, kamu hebat banget!"Di sisi lain, Alice sudah benar-benar melongo. Matanya nyaris memelotot tak percaya. Namun tepat pada saat Gauri sedang bangga melihat anaknya, tiba-tiba tubuhnya merinding. Punggungnya terasa dingin seolah-olah ada sesuatu yang mendekat. Dia punya firasat buruk sehingga refleks hendak menoleh ke belakang.Sayangnya sebelum sempat berbalik, tengkuk Gauri sudah terasa sakit. Dalam sekejap, kesadarannya hilang dan tubuhnya langsung limbung.Entah sejak kapan, sosok besar dan kekar muncul diam-diam tepat di belakang Gauri. Hanya dengan satu tepukan ringan di tengkuk, dia sudah berhasil membuatnya pingsan. Kemudian, orang itu langsung mengangkat tubuh Gauri dan melompat turun dengan mudah seolah-olah hanya mengangkat benda ringan.Arin

Selanjutnya, Felicia yang tadi terlihat sekarat dan penuh luka seakan-akan baru saja disuntik obat perangsang. Dia kembali melancarkan serangan gila-gilaan pada Wahid. Berbeda dari sebelumnya, kali ini Felicia tidak lagi terpental begitu saja oleh satu serangan. Keduanya pun benar-benar terlibat dalam pertempuran sengit.Setelah tubuh Felicia menembus ke tingkat segala wujud, kekuatannya sudah setara dengan ahli tingkat kelahiran jiwa tahap akhir. Meskipun masih sedikit lebih lemah dibanding Wahid yang berada di puncak tahap akhir tingkat kelahiran jiwa, dalam menghadapi musuh yang hampir membunuh ibunya, Felicia benar-benar nekat bertarung tanpa takut mempertaruhkan nyawa.Wahid melancarkan serangan tapaknya. Dia mengira Felicia akan menghindar atau setidaknya menangkis dengan bendera pemanggil jiwa. Namun, kenyataannya berbeda jauh. Felicia seakan-akan tak peduli pada serangan itu. Dia justru menghantamkan bendera di tangannya ke arah bahu Wahid."Matilah!" seru Felicia sambil mengge

"Feli, gimana keadaan ibumu?""Kak Felicia!"Begitu Harun dan Fadly berlari mendekat, mereka bertanya dengan ekspresi penuh kekhawatiran.Melihat ayah dan adiknya, saraf yang sejak tadi tegang di tubuh Felicia akhirnya tak mampu bertahan lagi. Air matanya langsung jatuh deras. Dia menubruk ke pelukan Harun, lalu terisak sambil berbicara dengan suara serak, "Ayah! Ma ... maafkan aku .... Aku nggak bisa melindungi Ibu. Aku benar-benar nggak guna. Huhuhu ...."Begitu kata-kata itu terucap, tubuh Harun langsung gemetar hebat. Wajahnya penuh keterkejutan, seolah-olah tersambar petir. Dia sama sekali tidak berani percaya."Mana Kak Afkar? Cepat hubungi dia! Ibu nggak akan mati! Ibu pasti nggak akan mati! Selama Kak Afkar kembali, Ibu pasti bisa diselamatkan! Pasti bisa ...," seru Fadly dengan suara parah. Kedua matanya sudah memerah. Ucapan Felicia barusan seperti pertanda kabar buruk yang menakutkan.Felicia hanya bisa menangis, lalu memberi tahu sambil menggeleng, "Afkar ... nggak bisa dih

Para klien yang dibekukan itu menunggu momen di mana dunia medis berkembang lebih maju agar suatu hari nanti mereka bisa dicairkan kembali dan melanjutkan hidup.Begitu kata-kata itu dilontarkan, mata indah Felicia langsung berbinar terang. Fadly dan Harun saling berpandangan. Keduanya melihat sorot kegembiraan di mata masing-masing. Pembekuan tubuh! Memang benar dalam kondisi sekarang, bukan berarti Gauri tidak bisa diselamatkan. Hanya saja, dia membutuhkan waktu. Dia butuh waktu sampai Afkar kembali.Selama bisa menghubungi Afkar dan membiarkannya turun tangan, Gauri masih sangat mungkin hidup kembali. Jadi, yang paling dibutuhkan sekarang adalah waktu. Sementara itu, teknologi pembekuan tubuh ini sama saja dengan memberi Gauri waktu tambahan.Felicia pun menjawab, "Oke, boleh!""Kalau begitu, kita berangkat sekarang juga!" balas Alice."Makasih, Bu Alice! Sebelumnya, aku sudah banyak menyinggungmu. Aku meminta maaf di sini. Kebaikan ini akan kuingat selalu. Selama ibuku bisa hidup k