Seakan-akan takut kehilangan sosok itu dalam sekejap saja, Afkar menatap Felicia tanpa berkedip. Felicia mengira pria ini sedang berniat menggoda, jadi dia merajuk manja, "Afkar, kamu ...." Namun saat berikutnya, dia justru merasakan sorot mata Afkar padanya dipenuhi perasaan yang begitu dalam.Sekilas, senyum manis terukir di wajah Felicia. Mata indahnya menatap Afkar tanpa berkedip, lalu dia bertanya pelan, "Sayang, ke ... kenapa kamu menatapku seperti itu?"Afkar menggeleng pelan, lalu memeluk erat tubuh lembut Felicia dalam dekapannya. Dia membalas, "Nggak apa-apa! Sayang, janji padaku jangan pernah meninggalkanku, juga jangan pernah melupakanku ya?"Felicia mengangguk, tetapi raut wajahnya tetap dipenuhi tanda tanya. "Um! Tapi, kenapa kamu tiba-tiba bilang begitu? Mana mungkin aku akan meninggalkanmu, apalagi melupakanmu?""Bukan apa-apa. Hanya saja, aku merasa hidup ini penuh ketidakpastian. Siapa tahu suatu hari nanti ...." Afkar menghela napas getir, tetapi belum sempat menyele
Read more