Melihat biksu gemuk yang mirip dengan Buddha Maitreya itu, Meara segera memberi salam dengan sangat hormat, "Guru!"Afkar berdiri, lalu bertanya sambil menangkupkan tangan, "Jadi, kamu adalah guru Bu Meara? Kamu yang ingin bertemu denganku? Bolehkah aku tahu gimana aku harus memanggilmu?"Felicia juga berdiri. Dia tersenyum tipis sebagai bentuk sapaan. Keduanya memandang biksu itu tanpa sedikit pun rasa meremehkan.Di mata Afkar, meskipun biksu gemuk ini terlihat benar-benar seperti orang biasa tanpa sebersit pun aura kekuatan, anehnya Afkar tidak bisa menerawang dirinya. Seakan-akan pria ini telah menyatu dengan alam sekitar.Orang itu terlihat lemah, tetapi memiliki kesan misterius dan tekanan yang sulit dijelaskan. Belum lagi, dia bisa membimbing murid seperti Meara hingga mencapai tingkat kelahiran jiwa dalam waktu singkat. Kalau bilang dia orang biasa, itu jelas tidak mungkin.Biksu itu mengatupkan kedua tangannya dan membalas sambil tersenyum, "Silakan memanggilku Master Vakappa.
Read more