Pada hari itu, di dunia luar. Tepatnya di dalam Paviliun Penentang Takdir yang didirikan oleh Fauzi. Ketika Nevan datang ke sana, ekspresi Fauzi memperlihatkan perasaan yang rumit saat menyambutnya. Dia bertanya dengan raut wajah datar, "Kak Nevan, kenapa kamu datang?"Sejak terakhir kali Afkar melarikan diri dari Sekte Pemutus Nadi, Fauzi telah pergi dan kembali menyendiri di Paviliun Penentang Takdir.Nevan melambaikan tangan sambil berbicara dingin, "Masuklah, kita bicarakan di dalam."Setelah mereka masuk ke sebuah ruangan, Nevan menutup rapat aura spiritual di sekitarnya. Tatapannya berubah tajam dan penuh ketegasan ketika menatap Fauzi. Dia langsung bertanya tanpa basa-basi, "Fauzi, roh murid perempuan itu ada padamu, 'kan?"Mendengar ucapan itu, wajah Fauzi mendadak tegang. Dia berpura-pura tidak mengerti. "Kak Nevan, apa maksudmu?"Ekspresi Nevan tiba-tiba menjadi muram. Suaranya terdengar dingin ketika berbicara, "Jangan pura-pura! Murid perempuan yang kubunuh dengan satu tam
Read more