Mendengar ucapan Afkar, di wajah Aurel muncul sedikit senyuman. Di dalam hati Aurel, dia akhirnya merasa sedikit terhibur. Wanita itu mengangguk, lalu berkata sambil tersenyum, "Ya sudahlah! Bagaimanapun juga, nggak mungkin aku bisa menandingi orang nggak normal seperti kamu."Pada saat itu, Rose yang berada di samping mereka tiba-tiba menunjukkan ekspresi kesal dan sedikit sedih. Wanita itu mencibir sambil mengeluh sendiri, "Kalian berdua memang sama-sama nggak normal! Dibandingkan dengan kalian, aku cuma bisa menciptakan hukum elemen angin menurut pola asli hukum alam saja."Afkar tersenyum sambil menenangkan hati Rose, "Jangan bilang begitu. Di usia kalian ini, berapa banyak orang yang bisa menembus tingkat pemecahan kekosongan? Bukan cuma kamu, bahkan Calvina dari Pulau Abadi Balasa saja cuma berhasil menciptakan hukum elemen api. Rose, kamu juga sudah sangat hebat."Aurel terlihat tidak setuju. Namun saat Rose mendengar kata-kata Afkar, dia justru terlihat sangat tersentuh. Wajahn
Baca selengkapnya