All Chapters of Triplet Rahasia: Paman, Beraninya Melupakan Mommy!: Chapter 291 - Chapter 300

Seperti yang pernah Lorenzo katakan pada Trevor, dia akan mendekati kekasihnya Vicco.Solana adalah seorang penyanyi terkenal di seantero negeri. Dia memiliki banyak penggemar, kecantikan, tubuh yang ideal, dan karena dia memiliki kekasih seorang Gubernur, ketenarannya pun semakin meningkat.Solana bukan hanya tenar, namun juga disegani. Sejak dia mengumumkan hubungan asmaranya dengan Vicco, semua jadi berhati-hati terhadapnya. Tidak ada yang berani menyinggungnya.Lorenzo datang menemui Solana. Dia melancarkan rayuannya pada Solana tapi wanita itu tidak tersentuh sedikit pun.“Signore, jika Anda masih berusaha menemuiku, aku akan memberitahu tingkah laku Anda ini pada kekasihku. Gubernur Vicco meskipun terlihat ramah, dia tidak membiarkan miliknya didekati sembarangan.”Lorenzo mengerti dan pamit dari Solana.Namun upayanya tidak berhenti di sana, dia menyewa detektif senior di negara mereka. Detektif Van Dome paham apa yang harus dia lakukan dalam situasi ini. Dia mencari para korba

“Keberatan, Yang Mulia! Saksi terlalu diarahkan!”Pengacara Pieter sudah hendak membantah lagi, tapi Hakim langsung menolaknya.“Keberatan ditolak! Silakan lanjutkan!”“Nona Adelasia. Apakah Anda kembali ke Dreaming Nest setelah kejadian itu?”“Tidak, Tuan.”“Kenapa tidak?”“Karena saya yakin pria yang membawa saya ke hotel bintang lima, bisa memesan kamar yang bagus, dan tidak bisa diekspose identitasnya, pastilah pria berpengaruh. Saya tidak berani menyelidiki lebih lanjut lagi.”“Lalu kenapa Anda berani tampil di sini?”“Karena ...” Adelasia lalu terisak. “Karena sekarang saya tahu siapa yang melakukannya dan saya ingin orang tersebut diberikan hukuman setimpal.Apa yang terjadi pada saya tidak mudah. Dilecehkan saja sudah sangat menjijikkan. Apalagi oleh seseorang yang tidak saya ketahui sama sekali.Bahkan kejadian itu tidak bisa saya ingat. Namun justru itulah yang menghantuiku. Apa sebenarnya yang terjadi? Bagaimana kejadian itu? Tapi tidak setitik pun yang kuingat. Aku hampir

“Apa? Undangan perayaan aniversary dari Adam Nielson?”Trevor terdengar tak percaya saat Tamara membacakan undangan yang didapatnya di kotak masuk email Trevor.Saking tak percayanya, Trevor sampai mendekati Tamara untuk melihat isi lampiran undangan secara langsung.“Iya benar, dari Adam Nielson. Kenapa?” tanya Tamara yang terheran-heran akan nada terkejut Trevor.Saat ini Trevor sudah mengambil alih Ipad dari tangan Tamara dan membaca sendiri isi undangan.“Siapa memangnya Adam Nielson?” tanya Trevor dengan rasa kesal di hati. Lalu dia mengembalikan Ipad pada Tamara.“Aku tidak kenal dia. Abaikan saja!” ujarnya lagi dengan ketus.Tamara jadi semakin heran.“Jika kau tidak mengenalnya, kenapa dia mengundangmu?”“Argh! Entahlah! Mungkin ini hanya email salah kirim. Atau dia hany amencari sensasi. Mengaku-ngaku kenal. Atau yang terakhir ... dia ngefans denganku!”Kini Tamara yang tadinya penasaran jadi mencibirnya. “Nge-fans?” Tamara sambil menatap Trevor dari atas sampai bawah.“Yang

Akibat terlalu marah, sepanjang perjalanan pulang ke kediamannya, Vicco tidak memperhatikan kerumunan orang-orang di jalan raya.Mereka mengerumuni tempat-tempat tertentu yangmana terletak televisi layar super lebar sehingga setiap pejalan kaki bisa melihat segala hal yang sedang diiklankan atau disosialisasikan pemerintah di televisi lebar itu.Dia menghabiskan waktunya di mobil hanya memikirkan apa yang terlewat olehnya sehingga Trevor bisa-bisanya memalukan dirinya di depan umum.Sungguh Vicco tak habis pikir, bagaimana bisa Trevor membajak ruang sidang dan menampilkan semua itu.Dia lebih tak habis pikir, bagaimana Trevor bisa mendapatkan rekaman-rekaman itu!“Kalau bukan memintamu yang bertanggung jawab, aku harus meminta siapa lagi? Dreaming Nest adalah night club kepunyaanmu! Rekaman CCTV sampai bocor berarti karyawanmu yang membocorkannya!”Vicco benar-benar marah saat tiba di kediamannya lalu menelpon Fabiano lewat saluran rahasia.“Aku sudah menyuruh asistenku menghapus semu

“Kau masih akan tetap melakukannya?” tanya Solana dengan sinis di hadapan Reymond.Tanpa diduganya Reymond menganggukkan kepala lalu mengambil sebelah sepatu high heels Solana yang ada di dekat pintu.Reymond mendekatkan alas sepatu ke wajahnya.Solana terpaku lalu menatap marah pada Reymond, dengan benaknya merasa semakin jijik pada Vicco.Pada awalnya dia hanya ingin melampiaskan kemarahan pada Reymond. Tapi melihat Reymond melakukannya tanpa berpikir panjang, Solana semakin marah lagi.Bruk!Solana menepis sepatu itu hingga jatuh ke lantai.“Kenapa kau melakukan itu? Apa kau yang berbuat salah?”Reymond menggeleng tapi berkata, “Bukan. Tapi aku mewakili tuanku memintaa maaf. Signore Vicco sakit tidak bisa hadir. Tapi aku bisa melihat dia begitu menyesalinya. Maafkanlah Signore Vicco. Dia sangat menyesal telah menamparmu. Dia hanya sedang emosi saat itu.”“Menamparku? Hah!” Solana semakin tak percaya. Semua ini ternyata hanya dianggap masalah menampar.Dia kira membahas tentang peny