Fiona sangat senang setelah membuat Pangeran Rio lemas.Karena kasur di kamar roboh, Pangeran Rio menyuruh seseorang untuk membeli yang baru.Wajah Pangeran Rio terlihat setuju, tetapi diam-diam mengedipkan mata pada para pengawal.Hari itu pengawal kembali dengan tangan kosong."Pangeran, Nyonya Fiona, tidak ada seorang pun yang menjual kasur di kota ini."Pangeran Rio berbaik hati dan menyarankan kepada Fiona, "Ayo tidur bersama sebelum membeli tempat tidur baru."Pangeran Rio terlihat sangat ramah dengan senyuman hangat di wajah.Fiona tidak mau repot-repot, jadi dia setuju.Akan tetapi, Fiona juga tahu apa yang dipikirkan Pangeran Rio dan membuat perjanjian dengannya.Fiona bersama Pangeran Rio untuk memiliki anak, bukan untuk hidup bahagia bersama.Malam hari, kasur telah dirapikan.Fiona tidur di dalam dan ular kesayangan tidur di atas bantal.Saat berbaring di atasnya, Pangeran Rio mengembuskan napas seolah ingin menyapa.Pangeran Rio merasa tidak berdaya dan memaksakan diri unt
Keesokan harinya, Lukas memberi tahu orang tua dan ibu mertuanya, yang tinggal di kediaman mereka untuk sementara waktu, kalau mereka akan pergi ke Kota Zordo.Setelah Mirna kembali dari Kerajaan Puanin, dia langsung pergi ke Provinsi Zenas.Saat ini berkat Mirna yang merawat Nadine sendiri, wanita itu tidak menunjukkan tanda-tanda sakit lagi."Tidak! Kita tidak bisa membiarkan Nadine pergi ke Kota Zordo!" Mirna sangat menentang hal ini.Saat berperan sebagai pemimpin sementara Kerajaan Puanin, Nadine nyaris jatuh sakit dan teringat masa lalu.Saat ini terlalu berisiko untuk kembali ke Kota Zordo.Mirna tetap tidak setuju.Lukas berada dalam dilema."Tapi aku sudah berjanji pada Nadine. Dia juga sangat merindukan Yang Mulia Ratu. Kalau kita menghentikannya, bukankah dia akan curiga?"Mirna berpikir sejenak sebelum mengusul."Beberapa hari yang lalu banjir melanda wilayah Kota Zordo. Bagaimana kalau kamu beri tahu Nadine sekarang kondisi di sana sedang tidak stabil dan suruh dia pergi k
Yohan menyerahkan putra bungsu kepada pengasuh.Putra sulung melihat ayahnya keluar dan menghela napas setelah melihat adiknya baik-baik saja.Jadi begitu tiba giliran putra sulung untuk mandi, rasa takutnya berkurang.Yohan mengangkatnya dan berbicara kepada Nabila sambil melakukan dua hal pada waktu bersamaan."Kalian tidak bisa menyembunyikan ini darinya selamanya.""Kecuali kita bisa memastikan dia tidak pernah mengingatnya seumur hidup.""Tapi itu jelas mustahil.""Bukankah dia hampir jatuh sakit saat berada di Kerajaan Puanin?""Kalau begitu, kita harus membuat rencana untuk membiarkan Nadine menerima kebenaran sedikit demi sedikit, jangan sampai kelak Nadine tidak mampu menanggungnya saat teringat semuanya sekaligus."Nabila selalu menangani masalah lain dengan mudah.Hanya saat menyangkut Nadine, dia pasti akan ragu.Akan tetapi, Nabila harus mengakui kalau ucapan Yohan masuk akal."Wah!" Putra sulung tiba-tiba menangis yang membuat Nabila kembali sadar.Dia segera melihat ke a
"Mayor Jenderal, ada berita darurat! Nona Nadine bunuh diri karena merasa dipermalukan, Nyonya menyuruh Anda pulang secepat mungkin dan menggantikan Nona Nadine untuk menikah!"Di Perbatasan Naki, kuda-kuda melintasi sungai beku yang baru saja mencair. Air yang dipijak kuda-kuda itu menciprat ke segala arah.Nabila memimpin di baris terdepan sambil menunggangi kudanya. Dia mengenakan pakaian hitam dengan lengan sempit, rambut hitamnya hanya diikat dengan jepit kayu. Rambut dan pakaiannya berkibar ditiup angin. Gadis itu terlihat garang dan memancarkan aura kesatria yang kuat.Nabila Feno dan adiknya, Nadine Feno adalah saudara kembar. Tapi karena kelahiran anak kembar dianggap membawa petaka, Nabila dibesarkan di luar lingkungan keluarga sejak kecil.Nadine mempunyai sifat lembut dan tidak pernah menaruh dendam pada orang lain.Nabila tidak habis pikir, siapa yang sudah tega menyakiti hati adiknya yang polos dan baik hati itu.Rasanya dia ingin menguliti orang itu lalu membuang tulangn
Nabila yang menunggu di dalam ruangan itu menyipitkan mata indahnya.Hasil pemeriksaan itu tidak akan membawa keuntungan apa pun bagi Keluarga Feno.Selir Utama pasti yakin kalau Nadine sudah tidak perawan dan memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat masalah.Jika ternyata "Nadine" masih perawan, Selir Utama pasti akan curiga meski hal itu bisa mengadang niat buruk selir laknat itu.Andai saja pihak istana tahu kalau Nabila hanya pengganti, hal itu akan dihitung sebagai penipuan. Pasti pihak kerajaan akan memberi hukuman yang setimpal pada Keluarga Feno!Nabila melihat lurus ke depan, dia menggunakan tangannya yang biasa dia gunakan untuk memegang pedang itu dan menodongkannya ke hiasan kepalanya sendiri dengan tenang.Gurunya mengajarkannya seni bela diri dan pengabdian pada negara.Istri gurunya telah mengajarinya cara mengurus rumah tangga, termasuk beberapa teknik mengurus harem, tapi Nabila merasa dia tidak akan pernah menerapkannya meski sudah mempelajarinya dengan baik.Nabila
Istana Giok, kediaman Ibu Suri.Setelah mendengar tentang kejadian di Kediaman Keluarga Feno, ekspresi Ibu Suri terlihat senang. Dia lantas memberi perintah pada pelayan di sampingnya."Aku pernah bertemu dengan Nadine di pesta ulang tahunku tahun lalu. Sifat Nadine terlalu lembut, waktu itu aku beranggapan kalau dia pasti akan kesulitan saat menjadi Ratu nanti.""Siapa sangka dia berani menolak perintah Cindy dengan tegas.""Aku benar-benar dibuat kagum olehnya."Pelayan yang biasa dipanggil Bibi Asih itu sudah menjadi pelayan Ibu Suri selama bertahun-tahun, dia paham betul dengan pergolakan cinta dan kebencian di istana. Dia menuangkan teh hangat untuk Ibu Suri."Tapi Kaisar begitu mencintai Selir Utama, sepertinya meski Ratu sangat pintar dan berani, dia akan mengalami kesulitan saat harus bersaing dengan selir dari Paviliun Dharma Senja itu. Malam ini, Selir Utama pasti akan melakukan sesuatu."Sepertinya pelayan itu tidak memiliki jalan pikiran yang sama dengan Ibu Suri. Dia menga
Mendengar Kaisar akan segera menemuinya, Nabila pun menyuruh Sifa untuk menyanggul rambutnya kembali. Tapi tangan Sifa sedikit gemetaran, sepertinya dia merasa takut pada Kaisar yang akan segera datang.Tangan Sifa bergetar, jadi dia tidak bisa menghindari kesalahan.Saat Sifa mengambil beberapa helai rambut yang hendak disanggul untuk ketiga kalinya, Nabila mulai tidak sabar dan berkata dengan nada bicara dingin."Pergilah, biar aku sendiri yang melakukannya." Nabila ahli dalam teknik penyamaran, menata rambut adalah keahlian yang perlu dia kuasai.Dia mampu merapikan sanggulnya dalam waktu yang cukup cepat. Sifa yang melihatnya pun terkejut karena merasa kagum."Ratu terampil sekali ya!"Tapi saat mereka sedang bersiap menyambut Kaisar, pelayan istana yang menunggu di luar kembali memberi kabar."Ratu, Selir Utama sedang sakit kepala. Saat ini Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Paviliun Dharma Senja."Sifa yang mendengarnya pun membuka mulutnya lebar-lebar, dia tidak percaya denga
Sesampai di kamar pengantin, ibu inang yang sedari tadi selalu berwajah murung itu memerintahkan para pelayan menyiapkan air mandi untuk ratu.Dia mendorong Sifa dan tersenyum pada Nabila."Ratu, selama bertahun-tahun, Kaisar tidak pernah menghabiskan malam dengan selir lain kecuali Selir Utama, Anda jadi perempuan pertama yang dipilih olehnya."Sifa berdiri di samping sambil menatap ibu inang itu dengan bingung.Dia belum pernah melihat pelayan tua itu melayaninya dengan penuh perhatian. Di istana ini memang berlaku hukum rimba, yang kuat akan dipuja, yang lemah akan ditindas.Ternyata kedudukan perempuan di istana harem tergantung perlakuan Kaisar. Seorang perempuan tidak akan dihormati jika Kaisar tidak mencintainya, meski perempuan itu adalah seorang Ratu.Ibu inang berbicara banyak hal pada Nabila, tapi gadis itu sama sekali tidak menggubrisnya.Dia memberi perintah dengan nada bicara dingin. "Kalian semua boleh pergi, biar Sifa saja yang melayaniku di aula dalam."...Setelah mem
Yohan menyerahkan putra bungsu kepada pengasuh.Putra sulung melihat ayahnya keluar dan menghela napas setelah melihat adiknya baik-baik saja.Jadi begitu tiba giliran putra sulung untuk mandi, rasa takutnya berkurang.Yohan mengangkatnya dan berbicara kepada Nabila sambil melakukan dua hal pada waktu bersamaan."Kalian tidak bisa menyembunyikan ini darinya selamanya.""Kecuali kita bisa memastikan dia tidak pernah mengingatnya seumur hidup.""Tapi itu jelas mustahil.""Bukankah dia hampir jatuh sakit saat berada di Kerajaan Puanin?""Kalau begitu, kita harus membuat rencana untuk membiarkan Nadine menerima kebenaran sedikit demi sedikit, jangan sampai kelak Nadine tidak mampu menanggungnya saat teringat semuanya sekaligus."Nabila selalu menangani masalah lain dengan mudah.Hanya saat menyangkut Nadine, dia pasti akan ragu.Akan tetapi, Nabila harus mengakui kalau ucapan Yohan masuk akal."Wah!" Putra sulung tiba-tiba menangis yang membuat Nabila kembali sadar.Dia segera melihat ke a
Keesokan harinya, Lukas memberi tahu orang tua dan ibu mertuanya, yang tinggal di kediaman mereka untuk sementara waktu, kalau mereka akan pergi ke Kota Zordo.Setelah Mirna kembali dari Kerajaan Puanin, dia langsung pergi ke Provinsi Zenas.Saat ini berkat Mirna yang merawat Nadine sendiri, wanita itu tidak menunjukkan tanda-tanda sakit lagi."Tidak! Kita tidak bisa membiarkan Nadine pergi ke Kota Zordo!" Mirna sangat menentang hal ini.Saat berperan sebagai pemimpin sementara Kerajaan Puanin, Nadine nyaris jatuh sakit dan teringat masa lalu.Saat ini terlalu berisiko untuk kembali ke Kota Zordo.Mirna tetap tidak setuju.Lukas berada dalam dilema."Tapi aku sudah berjanji pada Nadine. Dia juga sangat merindukan Yang Mulia Ratu. Kalau kita menghentikannya, bukankah dia akan curiga?"Mirna berpikir sejenak sebelum mengusul."Beberapa hari yang lalu banjir melanda wilayah Kota Zordo. Bagaimana kalau kamu beri tahu Nadine sekarang kondisi di sana sedang tidak stabil dan suruh dia pergi k
Fiona sangat senang setelah membuat Pangeran Rio lemas.Karena kasur di kamar roboh, Pangeran Rio menyuruh seseorang untuk membeli yang baru.Wajah Pangeran Rio terlihat setuju, tetapi diam-diam mengedipkan mata pada para pengawal.Hari itu pengawal kembali dengan tangan kosong."Pangeran, Nyonya Fiona, tidak ada seorang pun yang menjual kasur di kota ini."Pangeran Rio berbaik hati dan menyarankan kepada Fiona, "Ayo tidur bersama sebelum membeli tempat tidur baru."Pangeran Rio terlihat sangat ramah dengan senyuman hangat di wajah.Fiona tidak mau repot-repot, jadi dia setuju.Akan tetapi, Fiona juga tahu apa yang dipikirkan Pangeran Rio dan membuat perjanjian dengannya.Fiona bersama Pangeran Rio untuk memiliki anak, bukan untuk hidup bahagia bersama.Malam hari, kasur telah dirapikan.Fiona tidur di dalam dan ular kesayangan tidur di atas bantal.Saat berbaring di atasnya, Pangeran Rio mengembuskan napas seolah ingin menyapa.Pangeran Rio merasa tidak berdaya dan memaksakan diri unt
Sikap Yohan sudah jelas, "Terima saja. Karena ini adalah hadiah gratis, tidak ada alasan untuk tidak menerimanya."Yohan tidak bisa menyentuh wilayah Kerajaan Puanin, tetapi siapa pun yang jeli akan tahu tanpa pertempuran berdarah tentara Negara Naki, Kerajaan Puanin tidak akan mampu menaklukkan Kerajaan Sahara dan Kerajaan Suari sepenuhnya.Dalam hal ini, Yohan bisa menerimanya dengan senang hati dan bahkan merasa itu kurang.Satu-satunya hal yang Yohan khawatirkan adalah Nabila."Bagaimana menurutmu?" Yohan bertanya padanya.Nabila mengangguk, "Aku juga berpikir begitu."Sambil berbicara, Nabila membuka peta dan langsung membentangkannya di atas kasur. Ketiga kota sudah diberi tanda.Yohan sangat puas setelah membacanya.Akan tetapi, ada satu hal yang membuatnya bingung.Dia menatap Nabila dan bertanya dengan cukup serius."Dari mana kamu mendapatkan begitu banyak peta?"Nabila, 'Bukan itu masalah utamanya, 'kan!?'Kali ini si bungsu merangkak dengan susah payah, lalu langsung meneka
Raja Jaming terbunuh dan pembunuhnya adalah mantan Pangeran Kedua Kerajaan Jaming.Pangeran Robert sudah lama putus hubungan dengan keluarga, jadi tidak mengejutkan kalau dia melakukan hal seperti itu.Raut wajah Yohan agak dingin."Bagaimana dengan para pengawal di sekitar Raja Jaming? Apa mereka semua mati?""Menjawab Kaisar, masih ada beberapa orang yang hidup. Mereka adalah orang yang memastikan Pangeran Robert dan ingin kamu membalaskan dendam Raja Jaming."Inilah yang Yohan pikirkan.Tujuan menyebabkan kekacauan di Kerajaan Jaming telah lama tercapai dan awalnya Yohan bermaksud untuk melenyapkan bidak catur ini.Jadi melalui kejadian ini, Yohan memerintahkan para bawahan untuk menangkap Pangeran Robert dan membunuhnya tanpa ampun.Pangeran Robert hanya ingin memanfaatkan Negara Naki untuk kembali ke Kerajaan Jaming dan mendapatkan kembali kekuasaan.Tidak disangka Negara Naki begitu kejam.Hanya dalam dua hari, dia ditemukan oleh para prajurit."Aku pejabat perbatasan yang ditunj
Desas-desus tentang si kembar mendatangkan malapetaka bagi negara semakin tersebar luas.Meskipun Yohan mengutus orang untuk menekannya, sulit menghentikan mulut semua orang.Di istana.Para menteri tua itu menandatangani petisi yang menyuruh Kaisar dan Ratu untuk mengikuti peraturan lama dengan mengusir pangeran kedua.Apalagi di luar terlalu banyak gosip, jadi semua itu harus ditekan lebih dulu untuk menenangkan hati rakyat.Di Ruang Kerja Istana.Kaisar sangat marah.Dia menjatuhkan buku ke lantai tanpa melihatnya.Akan tetapi semakin dipikirkan, semakin jengkel jadinya. Dada Yohan agak sesak dan napas agak tersengal.Leonard membujuk Kaisar untuk tenang sambil memberi isyarat kepada anak angkatnya.Tidak lama kemudian, Nabila datang.Nabila memberi isyarat agar yang lain pergi sebelum mengambil buku di lantai.Saat melihatnya, kerutan di kening Yohan mengendur. Dia hanya bisa memaksakan senyuman karena tidak ingin Nabila khawatir."Nabila, kenapa kamu datang kemari?"Dia tanpa sada
Dafka mengenakan baju hujan dan topi bambu. Dia segera melepas topi bambunya sebelum memberi hormat kepada Kaisar dan Ratu dengan tangan ditangkupkan."Hormat kepada Kaisar, Yang Mulia Ratu! Kali ini aku kembali untuk menerima hukuman!"Dafka gagal melindungi Kaisar, menyebabkan Kaisar diculik oleh orang Jaming dan dirinya sendiri terluka parah. Baru sebulan yang lalu dia sadar sepenuhnya.Dia bergegas kembali tanpa menunggu lukanya sembuh.Dafka tahu dia telah melakukan kesalahan besar dan tidak layak lagi menjadi pengawal kekaisaran.Yohan menatap Dafka. Bagaimanapun, orang ini telah bersamanya selama bertahun-tahun dan memiliki hubungan baik."Baguslah kalau sudah kembali." Sebagai seorang Kaisar, tidak ada kata-kata emosional yang tidak perlu.Dafka mengangguk dan segera berdiri di belakang Kaisar untuk melindunginya.Baron berdiri di belakang Nabila, menyikut Dafka dengan lembut sambil mengedipkan mata dan bertanya dengan suara rendah."Kamu terluka parah? Masih bisa memegang peda
Rega tidak benar-benar mendambakan Ratu, dia hanya ingin membalas dendam pada Yohan karena mendesaknya untuk menikah.Semakin marah Yohan, Rega akan merasa semakin senang.Nabila juga bisa melihat Rega mirip dengan Pangeran Rio, orang yang menyembunyikan kekejaman di balik senyuman.Mungkin orang yang blak-blakan seperti Yohan tidak akan bisa menang."Kaisar itu mengkhawatirkanmu, kamu tidak perlu begini. Mengenai perebutan takhta, semua itu terjadi di luar dugaan. Tidak peduli seberapa suka bercanda dirimu, tetap saja tidak boleh mengungkit masalah ini." Nabila mengingatkan Rega dengan sikap protektif.Tidak masalah untuk bercanda, tetapi jangan berbicara sembarang dalam masalah penting.Amarah Yohan tiba-tiba meluap dan dia memegang tangan Nabila.Rega menangkupkan tangan."Aku telah salah bicara."Yohan berkata dengan tegas, "Ini bukan hanya tentang takhta, kamu juga harus mengerti kalau mendiang Kaisar telah memilih Nadine untukmu, jadi apa maksudmu aku merebutnya darimu?"Rega ber
Yohan selesai mandi dan berganti pakaian bersih.Saat melihat kedua putranya lagi, ternyata pengasuh sedang menyuapi mereka.Dia duduk di sebelah Nabila dan bertanya dengan suara rendah."Si bungsu selalu menangis, bukankah dia terlalu lemah?"Sudut bibir Nabila terangkat."Kudengar Ibu Suri bilang saat kecil kamu juga seperti ini."Ekspresi Yohan agak membeku."Mana mungkin? Putra sulung yang sama denganku."Nabila mengambil cangkir dan menyesap teh sebelum berkata dengan santai."Ibu Suri bilang si bungsu mirip denganmu."Yohan tidak akan bisa mengakuinya.Yohan selalu merasa mustahil dia seperti itu saat masih kecil.Setidaknya tidak akan "memercik" ke mana-mana.Guntur bergemuruh di luar, tetapi kedua anak itu tidak menunjukkan rasa takut karena ayah dan ibu ada di sisi mereka.Akan tetapi, tidak semua anak begitu beruntung.Banjir menyebabkan banyak anak terpisah dari orang tua mereka.Untung saja Yohan mengambil tindakan pencegahan lebih dulu dan menyuruh pemerintah memberikan ba