Dengan perintah Kaisar, para pengawal membubarkan para pengungsi.Saat itu seorang pria berseragam dinas berlari dan berlutut di depan kereta."Hormat kepada Kaisar!""Kaisar, tolong ampuni para pengungsi ini!""Mereka semua pekerja keras!""Aku bersedia menjamin dengan kepalaku kalau mereka tidak pernah melakukan apa pun sejak datang ke Kota Mulindo ...."Sebelum orang tersebut bisa menyelesaikan kata-katanya, tirai kereta disibak.Di bawah tatapan penuh keagungan sang Kaisar, semua orang di luar berlutut.Yohan menatap pejabat yang berlutut.Dia mengenali orang ini.Orang ini adalah hakim yang Yohan tunjuk, Henry.Entah tahun berapa dia menjadi juara utama dalam ujian negara, tetapi yang jelas dia adalah anak yang berbakti.Semua pejabat takut dipanggil saat akan mengutus orang ke kota perbatasan, hanya Henry muda ini yang berinisiatif untuk maju.Bibir Henry bergetar, jelas sedang sakit dan wajahnya pucat."Kaisar, mohon berbelas kasihan."Yohan berpura-pura tidak dengar dan menurun
Baca selengkapnya