Norman segera maju, lalu memapah Zion dan memanggil, "Arya.""Aku datang!"Arya segera mendekat untuk ikut membantu dan memeriksa tubuh Zion, lalu mengernyitkan alisnya dan berkata, "Harus ke rumah sakit, dia luka dalam."Zion yang menahan kesadarannya pun melirik ke arah Arya. "Sudah kurusan. Rasakan itu, siapa suruh kamu bohongi aku."Arya membantu menstabilkan napas Zion. "Tuan, tolong jangan bicara sambil muntah darah lagi, seram sekali.""Aku khawatir kamu sampai nggak bisa makan dan tidur, sekarang kamu malah bilang aku seram? Kamu ini masih punya hati nurani nggak sih," balas Zion."Aku sangat terharu. Kalau nanti kamu sudah sembuh, aku traktir kamu makan sepuluh kali," janji Arya sambil menopang Zion."Ini masih lumayan."Setelah mengatakan itu, Zion menoleh ke arah Norman dan menyerahkan pisau yang sudah dibersihkannya. "Ini ambil. Nanti bilang jijik denganku lagi.""Nggak," balas Norman sambil mengernyitkan alisnya. Jika merasa jijik, dia tidak mungkin memberikan pisaunya seb
Read more