Lahat ng Kabanata ng Geger Kahyangan: Kabanata 731 - Kabanata 740

Tiga Purnama pun berlalu..., Gandi membuka kedua matanya setelah duduk bertapa selama tiga purnama. Di hadapannya tergeletak batu bening dengan bentuk lonjong tanpa ada isi apa pun. Itu adalah Batu Jiwa Naga Bumi yang kekuatannya telah diserap oleh Raja Naga Air."Aku telah berhasil menyerap Batu Jiwa Naga Bumi...Banyak sekali ingatan asing yang masuk ke dalam kepalaku. Pendekar Pedang Malaikat, kenapa dalam ingatan itu kejadian tersebut terjadi belum cukup lama? Apakah Iblis Yaksa melintasi ruang dan waktu untuk mendapatkan Batu Jiwa Naga Bumi? Masalah ini masih menjadi teka-teki yang rumit. Pendekar Pedang Malaikat itu pasti sudah tiada karena dia seorang manusia biasa. Tapi, dia memiliki kekuatan yang hebat sehingga mampu membuat Iblis seperti Yaksa takut dan lari melintasi waktu ke masa depan. Sepertinya aku harus menanyakan hal ini secara langsung kepadanya. Yaksa pasti masih ada bersamanya... Ah, Bara Sena, dia pasti sudah berada di Probo Lintang saat ini,"

Bara Sena mengangkat tangan kanannya saat melihat musuh mulai bergerak. Saat itu juga, muncul cahaya emas terang berbentuk bulat di telapak tangannya. Pemuda itu melemparkan bola cahaya tersebut kearah Balaupata yang tengah terbang ke arahnya.Melihat adanya serangan tak terduga, makhluk berkepala lonjong seperti telur kegencet itu tiba-tiba saja menghilang. Alhasil bola cahaya pun terus melesat kearah Narakasura yang masih melayang di langit sana."Cih! Balaupata bodoh!" umpat Makhluk bertanduk dan berambut merah awut-awutan tersebut. Dia mengarahkan tangannya ke bola cahaya yang Bara lemparkan. Saat bola cahaya tersebut menghantam telapak tangannya, tak ada ledakan sama sekali. Yang ada malah bola tersebut lenyap begitu saja amblas ke dalam telapak tangan Narakasura.Disaat Bara terkejut dengan apa yang dilihatnya, dia juga harus segera menghindar saat Balaupata datang menerjang tanpa suara.Duaaarrr!!!Tinju besar makhluk tersebut meng

Srak!Pedang merah milik Luo Zhen menyerempet wajah Narakasura hingga terluka. Luo Zhen cukup terkejut makhluk dari alam Swattwam itu mampu menghindari serangan tak terduga darinya. Padahal untuk berkelit dari Pedang terbang miliknya jelas sangat sulit karena jaraknya yang begitu dekat. Makhluk atau Dewa lain sudah pasti akan tewas oleh serangan tersebut."Bagaimana caranya menghindari serangan kilat dariku? Aku yakin itu mustahil untuk dihindari bahkan oleh Dewa tercepat sekalipun...paling tidak, dia akan menangkis serangan menggunakan tangan. Tapi, makhluk ini berhasil menghindar meski senjataku sedikit menyerempet wajahnya..." batin Luo Zhen.Narakasura melirik kearah pedang yang baru saja menyerempet wajahnya tersebut. Dia menyeka darah di pipinya. Luka kecil itu menutup dengan cepat."Pedang Jiwa? Jurus yang kau gunakan merupakan kemampuan Dewa di Ranah Alam Nirwana. Tidak mungkin kau yang berada di dunia kecil ini bisa mencapai Ranah terseb

Bara Sena mengerahkan kekuatan cahaya miliknya hingga membuat pusaran badai di sekitar tubuhnya. Melihat kekuatan cahaya yang begitu murni dari tubuh pemuda itu membuat Balaupata sempat tertegun. Jantungnya berdegub lebih kencang tanpa sebab."Kekuatan ini...terasa sangat tidak asing...Siapa dia sebenarnya?" batin makhluk itu sambil bersiap dengan Tameng Angkara di tangannya.Dewa Cahaya itu melompat ke udara lalu dengan cepat menderu kearah Balaupata yang menanti datangnya serangan."Menyerang langsung dari depan, apakah dia mencari mati!?" ucap makhluk itu sambil mengangkat tameng raksasa miliknya. Bara tersenyum tipis lalu tangan kanannya mendorong ke depan. Dari dalam telapak tangan pemuda itu muncul Golok Iblis yang langsung melesat dengan cepat kearah Balaupata."Coba rasakan senjata ku lebih dulu!" Balaupata terkejut saat melihat benda besar datang menerjang ke arahnya. Dia mengira Bara akan langsung menyerang dengan tinjunya. Sia

Luo Zhen tersenyum melihat Dewi Ling yang mengeluarkan aura miliknya. Aura darah yang sama dengan yang dirinya miliki."Dewi Naga Darah, Dewi Ling, kau adalah istri Batara Geni. Dia adalah penolongku, jadi, aku harap kau memberi sedikit muka untukku. Aku juga tak ingin melakukan hal diluar batas. Kau bisa tanyakan sendiri kepada Batara Geni tentangku daripada aku yang harus menjelaskan padamu. Apa pun yang aku katakan, aku yakin kau tak akan percaya." kata Luo Zhen.Dewi Ling terdiam. Aura merah yang sebelumnya keluar dari tubuhnya seketika itu juga menghilang. Para Dewa yang lain sudah ketakutan lebih dulu saat mengetahui kekuatan Luo Zhen yang sudah berada di Ranah Alam Nirwana."Dia kenal dengan suamiku? Apakah mungkin suamiku baru saja datang ke tempat ini?" batin Dewi Ling. Hal itu ternyata juga terpikirkan oleh kedua saudarinya yang berada di belakangnya."Kakak Ling, apakah kakang Jaka Geni baru saja mengunjungi Kuil Dewa Pedang? Tapi kenap