“Wah, profilmu bagus sekali,” ujarnya, mengambil CV palsu itu dan membalik-baliknya dengan acak, tidak benar-benar membacanya. “Singapura, ya? Enak dong, jalan-jalan. Eh, apa kamu suka bersenang-senang di sana? Apa kamu bisa rekomendasi tempat pesta malam di Singapura?”Amanda membeku. Ini bukan bagian dari skenarionya. Dia berusaha tetap profesional. “Saya lebih banyak fokus pada pekerjaan selama di sana, Pak.”“Ah, kamu serius,” Anas melongo, lalu tertawa terbahak-bahak. “Nggak lucu! Muda-muda kayak gini masa nggak dunia gemerlap? Dasar kutu buku!” Dia mengatakannya seperti pujian, tapi nadanya merendahkan.Dia kemudian melemparkan CV-nya ke meja. “Aku butuh asisten yang... menyenangkan, yang bisa menemani saat rapat membosankan, yang bisa buat teman ngobrol, yang... cantik dan seksi.” Matanya lagi-lagi menyapu tubuh Amanda. “Dan kamu kelihatan cocok. Aku suka yang cerdas tapi... nggak kaku. Kamu nggak kaku kan?”Amanda merasa seperti berada dalam dimensi lain. Semua data dari Devin
Last Updated : 2025-09-01 Read more