BRAAK! Pintu terbuka dengan keras. Vivi berdiri di sana, wajahnya merah padam oleh kemarahan. “Berhenti! Apa yang kau lakukan?!” teriaknya. Juned mengangkat kepalanya. Napasnya berat, matanya masih gelap oleh nafsu, namun sekarang juga dipenuhi dengan kemenangan dan tantangan. Dia tidak berhenti. Justru, dia melanjutkan dengan lebih dalam, membuat Dinda menjerit lemah. “Sialan kau, Juned!” Vivi mendekat, ingin menariknya. Dengan satu tangan, tanpa melepas kontaknya dengan Dinda, Juned menangkis gerakan Vivi dengan mudah, mendorongnya hingga nyaris terjatuh. “Dulu kau yang mempermainkanku, Vivi,” ucap Juned, suaranya rendah dan bergetar, namun jelas terdengar. “Kau yang menghinaku, mempermalukanku, merendahkanku sampai ke titik terendah.” Dia menatap langsung ke mata Vivi, sementara tubuhnya terus bergerak. “Sekarang, lihatlah. Ini bukan lagi pria lemah yang baru saja kau tertawakan. Dan ini,” tekannya, “baru awal. Aku akan membalas setiap penghinaanmu. Perlahan. Da
Terakhir Diperbarui : 2025-09-18 Baca selengkapnya