Juned berdiri diam, menatap tajam Nyonya Lim. Di belakangnya, dia bisa merasakan ketakutan yang memancar dari Alisa, Dinda, dan kedua korban yang mereka selamatkan. Nafas Dinda tersendat, dan Alisa menggenggam tangannya dengan erat, seolah mencoba menahannya.“Juned, jangan...” bisik Alisa, suaranya nyaris tak terdengar, penuh kekhawatiran.Tapi Juned tahu ini satu-satunya jalan. Mereka tidak punya kekuatan untuk melawan wanita ini. Ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan semua orang selamat.“Baiklah, aku setuju,” kata Juned, suaranya keras dan jelas, memotong ketegangan di ruangan itu. “Aku akan pergi denganmu.”Senyum di bibir Nyonya Lim melebar, sebuah ekspresi kemenangan yang dingin. “Keputusan yang bagus sekali, anak muda.”“Tapi,” sambung Juned, tidak gentar, “ada syaratnya.”Mata Nyonya Lim menyipit, tertarik. “Oke, apa syarat yang kau mau?”“Pertama, Kau harus membiarkan mereka,” Juned menunjuk ke arah teman-temannya, “bebas. Benar-benar bebas. Tidak ada balas dendam, t
Terakhir Diperbarui : 2025-09-24 Baca selengkapnya