…..Tiupan angin dingin menyusup melalui celah tirai renda yang tipis, menari lembut di atas permukaan selimut beludru yang masih rapi di sisi ranjang kiri, sisi yang seharusnya hangat oleh kehadiran seorang suami. Zelda membuka mata dengan malas, seolah mimpinya semalam tak mampu memberinya harapan yang layak untuk pagi hari yang sama membosankannya dengan hari kemarin.Ia duduk di tepian ranjang. Jubah satin perak yang membalut tubuhnya tergeser perlahan, memperlihatkan lekuk bahu yang pucat seperti pahatan marmer dingin. Ia tampak seperti patung dewi dalam lukisan tua, memukau, tetapi tidak bergairah. Bukan karena kekurangan tugas, yang pasti karena letih. Letih menghadapi kenyataan yang tak juga berubah: ranjang yang terlalu luas, kamar yang terlalu sunyi, dan suami yang terlalu sopan.Alden, Pangeran Elinor yang tampan dan memesona, atau dulu setidaknya demikian pikirnya, kini lebih setia pada setumpuk dokumen negara dibandingkan istrinya sendiri. Ia pulang saat malam nyaris habis
Terakhir Diperbarui : 2025-04-23 Baca selengkapnya