Di ruang makan rumah itu, cahaya lampu temaram menyinari meja makan yang tampak sepi. Di atas meja, tiga piring tersaji, namun hanya dua orang yang duduk di sana. Danang dan mamanya, sementara Dinda keluar dengan Rizal, kekasihnya. Endang menatap diam-diam ke arah putranya yang duduk di seberangnya. Piring Danang sudah terisi nasi dan lauk, tapi dari tadi hanya dia aduk-aduk dengan sendok. Tak satu suap pun masuk ke mulutnya. "Kamu kenapa sih, Dan?" tanya Endang akhirnya, nadanya tak menyembunyikan nada cemas yang terbungkus kesal. "Dari tadi cuma ngaduk-ngaduk nasi." Danang menghela napas, menunduk. "Enggak selera, Ma." "Kalau kamu terus begini, bisa sakit. Kamu pikir siapa yang repot nanti? Mama juga yang repot, Dan. Mikir, Dan ! Kamu sudah dewasa, jangan menambah pikiran mama." Danang menahan diri, menatap piringnya lagi. Tangannya menggenggam sendo
Last Updated : 2025-07-07 Read more