Pintu kamar diketuk pelan, lalu terbuka perlahan. Ketiganya, Hanum, Alma, dan Dina menoleh bersamaan ke arah pintu. Seno, suami Hanum, muncul dengan dua tangan penuh tentengan kantong plastik dari rumah makan. Senyumnya lebar, meski keringat membasahi pelipisnya. “Assalamualaikum…” Hanum langsung berdiri, menahan tawa dan heran. “Lho, Mas! Kenapa nggak bilang kalau mau datang? Aku mau nitip makanan tadi!” Seno mendekat, meletakkan semua kantong plastik di meja kecil dekat jendela. “Justru mau kasih kejutan. Aku tahu kamu pasti belum sempat makan yang bener. Jadi, sekalian beli untuk semuanya.” Hanum melihat apa saja yang dibeli oleh sang suami dan Alma juga ikut membantu membuka satu per satu
Last Updated : 2025-06-29 Read more