“Sinta?!” Danang terlonjak, matanya melebar saat melihat sosok itu berdiri di ambang pintu kamar rawatnya. “Kamu ngapain ke sini lagi?” Pandangan Danang melirik gugup ke arah kamar mandi. Pintu di sana tertutup, tapi ia tahu benar—mamanya baru saja masuk ke dalam. Sinta tersenyum lembut, seolah kedatangannya adalah hal yang wajar. “Kenapa, Mas? Apa aku nggak boleh datang menjenguk kekasihku yang sedang sakit?” “Sinta, jangan mulai lagi. Tolong... pergilah,” ujar Danang, suaranya pelan namun tegas. “Kamu usir aku?” Wajah Sinta langsung berubah. Air mukanya memelas, matanya berkaca-kaca. “Mas Danang... kejam banget kamu. Aku ke sini karena peduli, bukan buat cari ribut, mas. Aku rindu kamu mas." “Sinta, aku janji akan bicara sama kamu,” Danang merunduk, mencoba menahan na
Terakhir Diperbarui : 2025-06-04 Baca selengkapnya