Pagi itu, rumah Aini masih lengang ketika ia bersiap-siap mengenakan jilbab biru muda dan membawa tas kecil. Ia berdiri di depan pintu kamarnya, merapikan jilbabnya sambil menghela napas panjang. Kemudian ia keluar kamar melangkah menuju ruang makan. Dari ruang tengah, suara langkah kaki kecil terdengar. Deni, muncul dari arah kamarnya sambil mengucek matanya. "Bunda mau ke mana?" tanya Deni sambil berdiri di ambang pintu, matanya masih setengah mengantuk. Aini menoleh dan tersenyum tipis. "Bunda mau ke rumah Paman Amar, Den. Ada yang mau Bunda bicarakan." "Ikut, ah." "Nggak usah, Den. Kamu di rumah aja. Bunda sebentar, kok. Nanti, tolong ke sawah Den. Hari ini ada pupuk masuk, tolong hitung." Deni menurut. Ia hanya mengangguk dan kembali ke kamar setelah mencium tangan bundanya. Setelah itu, Aini berangkat sendiri ke rumah abangnya denga
Terakhir Diperbarui : 2025-06-15 Baca selengkapnya