Dengan gerakan penuh arti, Bumi membalikkan posisi mereka hingga kini Gilea berada di atasnya. "Sekarang," bisiknya, matanya berbinar dalam cahaya remang-remang, "perlihatkan padaku betapa kau merindukanku."Gilea tersenyum menggoda, tangan menelusuri dada Bumi yang bidang. "Dengan senang hati, Tuan Wicaksono."Dia membungkuk, mengecup bibir Bumi dengan penuh gairah sebelum mulutnya berkelana ke bawah. Setiap sentuhan lidahnya di kulit Bumi seperti menyalakan api kecil, membuat otot-ototnya menegang. Tangannya tak kalah sibuk, meraba perut Bumi yang keras, menikmati setiap lekuk tubuh yang dia hafal di luar kepala."Kau terlalu lambat, Sayang," geram Bumi, tangan meraih rambut Gilea."Sabarlah," balas Gilea sambil terus menuruni tubuh Bumi. "Malam ini aku yang memegang kendali."Saat mulutnya mencapai pinggang Bumi, dia bermain-main dengan kancing celananya, sengaja memperlambat setiap gerakan. Jari-jarinya yang lincah membuka kancing satu per satu, sementara matanya tak lepas dari wa
Last Updated : 2025-10-06 Read more